Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pilkada Bukan Solusi Krisis Ekonomi-Kesehatan: Bangun Dewan Rakyat!

9 Agustus 2024   04:51 Diperbarui: 9 Agustus 2024   04:51 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah ketidakpastian yang melanda dunia, Indonesia menghadapi berbagai krisis yang semakin memperparah kondisi sosial, ekonomi, dan kesehatan rakyat. Krisis ini diperburuk oleh pandemi global yang mengguncang perekonomian dan sistem kesehatan kita. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, Pilkada 2024 diproyeksikan menjadi ajang yang diharapkan dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang ada. Namun, benarkah Pilkada bisa menjadi solusi yang tepat? Ataukah kita justru memerlukan pendekatan baru yang lebih radikal dan berorientasi pada kepentingan rakyat?

Artikel ini akan menjelaskan mengapa Pilkada bukanlah solusi untuk mengatasi krisis ekonomi dan kesehatan yang sedang berlangsung. Sebagai gantinya, diperlukan upaya untuk membangun Dewan Rakyat yang lebih representatif dan berakar dari bawah, guna menggerakkan perubahan yang benar-benar berpihak pada rakyat.

### **Pilkada: Permainan Elit di Tengah Krisis**

Setiap kali Pilkada diselenggarakan, janji-janji perbaikan dan perubahan selalu dijanjikan oleh para calon kepala daerah. Namun, sejarah menunjukkan bahwa Pilkada sering kali menjadi ajang bagi para elit politik dan oligarki untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Pilkada tidak jarang diwarnai oleh politik uang, manipulasi, dan kecurangan yang hanya menguntungkan segelintir orang yang memiliki akses ke sumber daya dan jaringan kekuasaan.

Dalam konteks krisis ekonomi dan kesehatan, Pilkada justru berpotensi memperparah situasi. Para calon kepala daerah yang terpilih sering kali lebih mementingkan kepentingan kelompok-kelompok yang mendukung mereka, ketimbang memperjuangkan kebijakan-kebijakan yang benar-benar dapat mengatasi masalah ekonomi dan kesehatan. Lebih buruk lagi, proses Pilkada yang sarat dengan biaya tinggi membuat para calon terpilih lebih fokus pada cara untuk mengembalikan modal politik mereka, daripada mencari solusi jangka panjang bagi kesejahteraan rakyat.

### **Krisis Ekonomi dan Kesehatan: Realitas yang Dihadapi Rakyat**

Krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia saat ini diperparah oleh ketimpangan yang semakin lebar antara yang kaya dan yang miskin. Pandemi Covid-19 telah membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan, pendapatan, dan akses ke layanan kesehatan yang layak. Sementara itu, banyak kepala daerah yang seharusnya fokus pada penanganan krisis justru terjebak dalam agenda politik yang tidak relevan dengan kebutuhan mendesak rakyat.

Krisis kesehatan juga menjadi salah satu masalah yang sangat mendesak. Sistem kesehatan yang tidak siap menghadapi pandemi menjadi salah satu alasan mengapa banyak nyawa rakyat yang harus hilang. Sayangnya, alih-alih memperkuat sistem kesehatan dan memperluas akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, banyak kepala daerah lebih sibuk dengan urusan politik dan kampanye mereka.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

### **Pilkada Bukan Solusi**

Mengandalkan Pilkada sebagai solusi untuk mengatasi krisis ekonomi dan kesehatan adalah sebuah kesalahan. Pilkada hanya berfungsi sebagai mekanisme untuk memilih pemimpin lokal, yang pada praktiknya sering kali tidak memiliki kemampuan atau niat untuk mengatasi masalah-masalah struktural yang dihadapi rakyat. Pilkada juga sering kali melibatkan elit politik yang memiliki kepentingan sendiri, sehingga kebijakan-kebijakan yang dihasilkan cenderung tidak berpihak pada rakyat.

Selain itu, Pilkada tidak memberikan ruang bagi partisipasi rakyat yang lebih luas dan substantif. Partisipasi rakyat dalam Pilkada terbatas pada memberikan suara, yang sering kali tidak berarti banyak dalam sistem politik yang dikendalikan oleh kekuatan uang dan oligarki. Rakyat tidak memiliki mekanisme untuk mengontrol atau mengawasi kebijakan yang diambil oleh kepala daerah terpilih, sehingga suara mereka sering kali tidak terdengar.

### **Membangun Dewan Rakyat: Solusi yang Berakar dari Bawah**

Dalam situasi krisis yang kompleks seperti ini, kita memerlukan solusi yang lebih mendasar dan berkelanjutan. Salah satu solusi yang bisa diambil adalah dengan membangun Dewan Rakyat. Dewan Rakyat adalah sebuah lembaga yang dibentuk oleh rakyat, untuk rakyat, dan dari rakyat. Lembaga ini berfungsi sebagai wadah bagi partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik, terutama dalam menghadapi krisis ekonomi dan kesehatan.

Dewan Rakyat bukanlah sebuah lembaga formal seperti DPR atau DPRD, tetapi lebih merupakan forum rakyat yang bersifat demokratis dan partisipatif. Anggota Dewan Rakyat dipilih secara langsung oleh komunitas-komunitas lokal, dan mereka bertanggung jawab untuk menyuarakan aspirasi dan kebutuhan rakyat dalam proses pengambilan keputusan. Dewan Rakyat dapat dibentuk di berbagai tingkatan, mulai dari desa atau kelurahan, hingga tingkat kabupaten atau provinsi.

### **Fungsi dan Peran Dewan Rakyat**

Dewan Rakyat memiliki beberapa fungsi penting dalam upaya mengatasi krisis ekonomi dan kesehatan. Pertama, Dewan Rakyat berfungsi sebagai forum untuk merumuskan dan menyampaikan tuntutan rakyat kepada pemerintah. Dalam hal ini, Dewan Rakyat dapat mengidentifikasi kebutuhan mendesak rakyat, seperti akses terhadap layanan kesehatan, bantuan ekonomi, dan perlindungan sosial, dan kemudian mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan yang sesuai.

Kedua, Dewan Rakyat berfungsi sebagai mekanisme kontrol terhadap kebijakan publik. Dewan Rakyat dapat mengawasi pelaksanaan kebijakan yang diambil oleh pemerintah, terutama yang berkaitan dengan penanganan krisis. Dengan adanya Dewan Rakyat, kebijakan publik dapat diawasi secara langsung oleh rakyat, sehingga mengurangi peluang terjadinya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Ketiga, Dewan Rakyat berfungsi sebagai wadah untuk mengembangkan solusi-solusi alternatif yang berbasis pada kebutuhan rakyat. Dalam situasi krisis, rakyat sering kali memiliki pengetahuan dan pengalaman yang dapat digunakan untuk mencari solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Dewan Rakyat dapat menjadi tempat bagi rakyat untuk berdiskusi dan merumuskan solusi-solusi alternatif yang kemudian dapat diimplementasikan secara kolektif.

### **Golput Pilkada, Bangun Dewan Rakyat**

Dalam situasi di mana Pilkada hanya menjadi ajang bagi para elit untuk mempertahankan kekuasaan mereka, Golput Pilkada bisa menjadi langkah yang efektif untuk menunjukkan ketidakpuasan rakyat. Golput Pilkada bukanlah bentuk apatisme, melainkan sebuah strategi untuk menolak sistem politik yang tidak lagi berpihak pada rakyat.

Namun, Golput Pilkada saja tidak cukup. Golput harus diikuti dengan upaya untuk membangun kekuatan alternatif yang bisa menjadi alat perjuangan rakyat. Dewan Rakyat adalah salah satu bentuk kekuatan alternatif yang bisa dibangun oleh rakyat. Dengan membangun Dewan Rakyat, kita bisa menciptakan ruang partisipasi yang lebih luas dan substantif bagi rakyat, serta menggerakkan perubahan yang benar-benar berakar dari bawah.

### **Kesimpulan**

Pilkada 2024 bukanlah solusi bagi krisis ekonomi dan kesehatan yang dihadapi rakyat. Pilkada hanya menjadi ajang bagi elit politik untuk mempertahankan kekuasaan mereka, sementara kebutuhan mendesak rakyat sering kali terabaikan. Untuk mengatasi krisis ini, kita memerlukan solusi yang lebih mendasar dan berkelanjutan. Membangun Dewan Rakyat adalah salah satu langkah yang bisa diambil untuk menciptakan perubahan yang berakar dari bawah dan benar-benar berpihak pada rakyat. Mari kita tinggalkan Pilkada yang hanya memperpanjang kekuasaan elit, dan mulai membangun Dewan Rakyat sebagai alat perjuangan kita untuk mewujudkan kesejahteraan yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun