Mohon tunggu...
Dimas mahardika
Dimas mahardika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Saya suka menggambar, mendengarkan musik dan merenung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pancasila dalam Mewujudkan Toleransi Beragama di Indonesia

8 November 2024   14:04 Diperbarui: 8 November 2024   14:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Indonesia merupakan negara yang sangat kaya. Indonesia kaya akan sumber daya alam, keanekaragaman budaya, keanekaragaman hayati dan masih banyak lagi kekayaan yang tersimpan di negeri kita tercinta ini. Selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia memiliki banyak sekali bahasa & suku bangsa. Bahasa daerah di Indonesia jumlahnya kisaran 700 bahasa. Sedangkan suku bangsa di Indonesia jumlahnya kurang lebih 300 suku bangsa. Di tengah keberagaman tersebut, sering kali timbul tantangan dalam menjaga keharmonisan dan persatuan di antara berbagai kelompok agama. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan suatu dasar yang dapat mengikat seluruh lapisan masyarakat untuk hidup berdampingan dalam keberagaman, dan salah satu dasar tersebut adalah Pancasila.

      Didalam pancasila mengandung banyak sekali nilai, yang dimana dengan nilai-nilai ini dapat menyatukan seluruh lapisan masyarakat, khususnya nilai persatuan. Melihat kekayaan negeri kita tercinta ini, apalah artinya jika sumber daya alamnya melimpah, flora-faunanya banyak, kebudayaannya beragam tetapi masyarakatnya tidak rukun? Tentu saja kekayaan ini tidak ada artinya jika para pemiliknya saling terpecah belah, tidak bersatu. oleh karena itu persatuan sangat penting bagi bangsa kita dan perwujudannya  dapat diwujudkan dengan cara toleransi. karena dengan toleransi beragama, diharapkan seluruh lapisan masyarakat akan saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain. 

     Pancasila, sebagai dasar negara, memiliki keterkaitan yang erat dalam mewujudkan toleransi beragama, karena setiap sila dalam Pancasila mendukung prinsip hidup bersama dalam kerukunan antar umat beragama. Berikut penjelasan keterkaitan sila-sila Pancasila dalam menciptakan toleransi beragama:


     Sila pertama: "Ketuhanan yang Maha Esa"
Sila ini menegaskan bahwa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan memberikan kebebasan kepada setiap warga negara untuk memeluk agama sesuai keyakinannya. Toleransi beragama tercermin dalam penghormatan terhadap kebebasan beragama dan hak setiap individu untuk menjalankan ajaran agamanya dengan aman dan damai. Contohnya: pemerintah menetapkan hari libur nasional pada saat natal, tahun baru imlek, waisak, dan nyepi. Hal ini merupakan wujud toleransi terhadap pemeluk agama selain islam di Indonesia.


     Sila kedua: "Kemanusiaan yang adil dan beradab" Sila ini menekankan pentingnya penghormatan terhadap martabat manusia, tanpa membedakan agama, suku, atau ras. Dalam konteks toleransi beragama, sila ini mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan agama sebagai bagian dari kemanusiaan yang luhur, serta menghindari tindakan diskriminatif terhadap kelompok agama lain. Contohnya: banser-banser diberi amanat untuk menjaga gereja saat natal yang dimaksudkan untuk menjaga keamanan orang-orang yang ada di gereja. Karena untuk antisipasi tragedi pengeboman gereja di Indonesia seperti yang terjadi di Surabaya tahun 2018 lalu.


     Sila ketiga: "Persatuan Indonesia" Sila ini mengajak semua warga negara untuk bersatu, meskipun berbeda agama, suku, atau budaya. Toleransi beragama merupakan bagian dari upaya menjaga persatuan, karena sikap saling menghormati antar umat beragama memperkuat keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Contohnya: seorang kristen membantu tetangganya muslim menyiapkan konsumsi (rewang) saat ada acara kenduri. Begitu pula sebaliknya, seorang muslim ikut membantu menyiapkan konsumsi saat orang kristen mengadakan acara dirumahnya.


     Sila keempat: "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan" Sila ini menekankan pentingnya demokrasi dan musyawarah dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks toleransi beragama, proses musyawarah dan perwakilan memberikan ruang bagi semua kelompok, termasuk dalam hal kebijakan yang berkaitan dengan hak beragama. Keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah harus memperhatikan prinsip kesetaraan dan kebebasan beragama. Contohnya: ketika rapat untuk mengambil keputusan, yang dimana anggotanya didominasi oleh muslim, ketika ada seorang kristen usul menyampaikan pendapatnya maka orang itu diberi kesempatan berpendapat dan pendapatnya didengar baik oleh seluruh anggota rapat. Tanpa ada sedikitpun ejekan atau hinaan dari orang muslim kepada orang kristen tersebut.


     Sila kelima: "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" Sila ini mendorong terciptanya keadilan sosial bagi setiap warga negara tanpa memandang perbedaan agama. Toleransi beragama tercermin dalam upaya menciptakan masyarakat yang adil dan merata, di mana setiap orang dapat hidup dengan damai, tanpa takut diskriminasi atau penganiayaan karena agama yang dianut. Contohnya: pemerintah menyediakan fasilitas dan tempat ibadah yang memadai untuk umat beragama, seperti membangun gereja, masjid, pura, atau vihara di wilayah yang membutuhkan.


     Dari penjelasan di atas, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memberikan landasan yang kokoh untuk membangun dan menjaga toleransi beragama di Indonesia. Setiap sila saling mendukung dalam mewujudkan masyarakat yang rukun, adil, dan damai, di mana perbedaan agama dihargai dan diperlakukan dengan hormat.

      Perselisihan antar umat beragama pasti tidak terlepas dari kelakuan tidak baik oleh oknum agama tertentu yang menjadi pemicu permusuhan antar umat beragama di Indonesia. Disinilah peran pancasila dibutuhkan, untuk pegangan dalam melakukan sosial di masyarakat sehingga toleransi bisa terwujud. Khususnya toleransi di lingkup agama.

"...jika kamu bisa melakukan yang baik untuk semua orang. Orang tidak akan tanya apa agamamu..." ( KH. Abdurrahman wahid )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun