Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Prof. Stella Christie: Karena Menulis adalah Berpikir

2 Februari 2025   21:00 Diperbarui: 2 Februari 2025   21:00 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Stella Christie: Karena Menulis adalah Berpikir, Photo by Judit Peter: pexels.com

Dalam sebuah episode acara Kick Andy, Prof. Stella Christie,Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam Kabinet Merah Putih,  menyatakan bahwa "menulis adalah berpikir". 

Prof. Stella Christie yang merupakan seorang ilmuwan kognitif dan guru besar di Tsinghua University, Beijing, China, menekankan bahwa menulis bukan hanya sekadar merangkai kata, tetapi juga sebuah proses berpikir yang mendalam. 

Sebagai lulusan Harvard University, Prof. Stella menjelaskan bahwa satu-satunya mata kuliah yang diwajibkan bagi seluruh mahasiswa semester pertama di Harvard adalah kelas menulis. 

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menulis dalam membentuk pola pikir yang terstruktur dan kritis.

Menulis bukan hanya sekadar mencatat informasi, tetapi juga cara untuk mengolah, menyusun, dan menghubungkan berbagai ide.

Saat seseorang menulis, ia dituntut untuk mengorganisir pikiran, memilih kata yang tepat, dan merangkai kalimat yang logis. Proses ini membantu seseorang berpikir lebih jernih dan sistematis.

Menulis dan Keterkaitan dengan Berpikir Kritis

Dilansir dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal Bahtera Indonesia, penerapan strategi metakognisi dan berpikir kreatif dalam menulis eksposisi mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. 

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menulis secara aktif, mahasiswa dapat melatih keterampilan berpikir logis, menyusun argumen yang kuat, dan mengembangkan sudut pandang yang lebih tajam.

Dikutip dari hasil riset Harvard University, menulis memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. 

Menulis membantu mahasiswa untuk menyusun informasi dengan lebih baik dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap suatu konsep. 

Bahkan, beberapa profesor di Harvard menekankan bahwa menulis bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga sarana refleksi yang dapat memperdalam pemahaman seseorang terhadap suatu topik.

Dalam dunia akademik, menulis sering digunakan sebagai alat evaluasi pemahaman. 

Sebuah studi yang dikutip dari jurnal Educational Psychology menunjukkan bahwa mahasiswa yang terbiasa menulis esai atau makalah lebih mampu memahami materi dibandingkan dengan mereka yang hanya membaca atau mendengarkan kuliah. 

Ini membuktikan bahwa menulis membantu seseorang dalam menganalisis, menghubungkan, dan menginternalisasi informasi secara lebih efektif.

Menulis Melatih Struktur Berpikir

Bersumber dari artikel ilmiah tentang neurokognisi, menulis melibatkan berbagai proses kognitif yang kompleks. 

Saat seseorang menulis, otak bekerja untuk mengolah informasi, memilah ide utama, serta menghubungkan konsep yang satu dengan yang lain. 

Dengan kata lain, menulis bukan hanya sekadar menyalin apa yang sudah diketahui, tetapi juga membangun pemahaman yang lebih dalam.

Penelitian lain yang dilansir dari jurnal Journal of Writing Research juga mengungkapkan bahwa menulis dapat meningkatkan kemampuan berpikir strategis. 

Saat seseorang menulis, ia harus menentukan struktur tulisan, memilih argumen yang kuat, dan menyusun informasi agar mudah dipahami pembaca. 

Kemampuan ini sangat bermanfaat, tidak hanya dalam dunia akademik tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan profesional.

Dengan demikian, pernyataan Prof. Stella bahwa "menulis adalah berpikir" memiliki dasar yang kuat. 

Menulis tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan dan mengasah kemampuan berpikir. 

Banyak penelitian membuktikan bahwa menulis dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, membantu seseorang memahami informasi dengan lebih baik, serta membentuk pola pikir yang lebih sistematis.

Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk menekankan pentingnya menulis dalam kurikulum mereka. Dengan membiasakan menulis, seseorang dapat melatih cara berpikir yang lebih jernih, tajam, dan analitis. 

Tidak hanya di lingkungan akademik, keterampilan menulis juga sangat bermanfaat dalam dunia kerja, terutama dalam hal komunikasi profesional dan penyusunan strategi.

Sebagai penutup, menulis adalah proses yang integral dengan berpikir. Melalui menulis, kita tidak hanya menyampaikan ide, tetapi juga membentuk dan mengembangkan cara kita memahami dunia. 

Oleh karena itu, mengasah keterampilan menulis seperti apa yang dikatakan Prof. Stella Christie adalah investasi dalam kemampuan berpikir kita.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun