Di berbagai belahan dunia (termasuk Indonesia), beberapa jenis serangga inilah yang telah menjadi bagian dari budaya kuliner mereka:
Jangkrik
Jangkrik dikenal memiliki kandungan protein yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan telur ayam. Selain itu, jangkrik juga mengandung asam amino esensial yang baik untuk pertumbuhan otot dan regenerasi sel tubuh.Belalang
Belalang sering dikonsumsi di beberapa negara seperti Thailand, Meksiko, dan Uganda. Selain kaya protein, belalang juga rendah lemak, sehingga cocok untuk diet sehat.-
Ulat Sagu
Ulat sagu adalah makanan khas di beberapa daerah di Indonesia, seperti Papua dan Maluku. Dilansir dari penelitian Universitas Papua, ulat sagu memiliki kandungan lemak sehat yang tinggi, yang berperan sebagai sumber energi utama. Laron dan Rayap
Laron dan rayap sering dikonsumsi di beberapa daerah sebagai sumber zat besi alami. Dikutip dari penelitian di International Journal of Food Sciences, kandungan zat besi dalam laron bahkan lebih tinggi dibandingkan bayam dan daging merah, sehingga baik untuk mencegah anemia.
Manfaat Konsumsi Serangga
Selain kandungan gizinya yang tinggi, konsumsi serangga juga memiliki berbagai manfaat lain:
Alternatif Sumber Protein yang Berkelanjutan
Produksi daging konvensional membutuhkan lahan, air, dan sumber daya yang besar. Sebaliknya, serangga dapat dibudidayakan dengan efisien dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang jauh lebih rendah.Ramah Lingkungan
Dilansir dari laporan FAO, budidaya serangga hanya membutuhkan sedikit lahan dan air dibandingkan dengan peternakan sapi atau ayam. Dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, konsumsi serangga bisa menjadi solusi pangan masa depan yang lebih ramah lingkungan.Potensi Mengatasi Kekurangan Gizi
Di beberapa negara berkembang, kekurangan gizi masih menjadi masalah serius. Serangga yang kaya protein, zat besi, dan vitamin B12 bisa menjadi solusi praktis untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat.
Meskipun terdengar tidak biasa, serangga dan ulat memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa mereka bisa menjadi alternatif pangan yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.