Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maraknya Fenomena Merasa Benar: Sebab, Dampak dan Cara Menyikapinya

22 Januari 2025   05:49 Diperbarui: 22 Januari 2025   05:49 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lingkungan kerja, seorang karyawan bisa saja merasa idenya paling baik dan menolak masukan dari rekan kerja, yang akhirnya menghambat produktivitas tim.

  • Dalam hubungan keluarga, orang tua atau anak bisa merasa paling benar dalam mengambil keputusan, yang sering kali memicu konflik.

  • Dampak dalam Kehidupan dan Kesehatan Mental

    Merasa benar secara berlebihan memiliki dampak negatif, baik dalam kehidupan sosial maupun kesehatan mental.

    1. Keras kepala dapat merusak hubungan dengan orang lain. Ketika seseorang terus-menerus bersikeras dengan pendapatnya, orang di sekitarnya mungkin merasa tidak dihargai atau diabaikan.

    2. Menurut American Psychological Association (APA), orang yang terlalu sering bersikap defensif dan merasa benar dapat mengalami tekanan emosional. Hal ini disebabkan oleh konflik yang berkepanjangan dengan orang lain.

    3. Sikap merasa benar membuat seseorang enggan belajar hal baru karena mereka merasa sudah tahu segalanya. Hal ini dapat menghambat perkembangan pribadi.

    Cara Menyikapi Orang yang Merasa Benar

    1. Dilansir dari Harvard Business Review, mendengarkan seseorang dengan penuh perhatian dapat membantu meredakan konflik. Tunjukkan bahwa Anda memahami sudut pandang mereka.

    2. Ajukan pertanyaan yang mengarahkan mereka untuk berpikir lebih dalam. Misalnya, "Mengapa Anda berpikir seperti itu?"

    3. Berikan dan gunakan data serta fakta yang valid untuk mendukung argumen Anda. Pastikan sumber yang digunakan kredibel.

    4. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
      Lihat Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun