Seperti yang mengutip dari Busan Ilbo, korban yang meninggal sering kali tidak mendapat penguburan yang layak, dengan banyak dari mereka hanya dicatat sebagai "hilang."
Skandal ini terungkap pada tahun 1987 berkat keberanian seorang jurnalis bernama Kim Yong-won.Â
Mengutip dari laporan BBC, Kim melakukan investigasi mendalam tentang kondisi di Brothers Home dan mempublikasikannya ke media. Laporan ini memicu kemarahan publik dan menekan pemerintah untuk menyelidiki.
Setelah investigasi resmi dilakukan, pemerintah menemukan pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis.Â
Direktur Brothers Home, yang diduga menerima perlindungan dari pejabat tinggi, akhirnya dihukum. Namun, banyak pihak percaya hukuman tersebut tidak sebanding dengan skala pelanggaran yang terjadi.
Brothers Home menjadi simbol ketidakadilan sosial dan penyalahgunaan kekuasaan di Korea Selatan.Â
Mengutip dari laporan Amnesty International, kasus ini mengingatkan dunia akan pentingnya menjaga transparansi dalam pengelolaan lembaga rehabilitasi dan perlindungan hak asasi manusia.Â
Hingga saat ini, banyak korban selamat yang masih berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan kompensasi atas penderitaan mereka.
Dilansir dari The Guardian, skandal ini juga menginspirasi pembuat film dan seniman untuk mengangkat kisah serupa dalam karya mereka.Â
Brothers Home menjadi pengingat tragis bahwa sistem yang tidak diawasi dengan baik dapat menciptakan penderitaan luar biasa bagi mereka yang paling rentan.
Brothers Home adalah cerminan dari kekuatan yang dapat menghancurkan ketika disalahgunakan. Dari sebuah tempat yang dijanjikan untuk membantu, lembaga ini berubah menjadi lokasi eksploitasi yang kejam.Â