Selain itu, fenomena cuaca ekstrem seperti kekeringan yang berkepanjangan telah menjadi pemicu tambahan.Â
Dikutip dari laporan California Department of Forestry and Fire Protection (Cal Fire), lebih dari 85% kebakaran besar yang terjadi di negara bagian ini dalam dekade terakhir disebabkan oleh kombinasi cuaca ekstrem dan aktivitas manusia.
Dampak Lingkungan dan Kehidupan
Kebakaran yang terus-menerus tidak hanya mengancam nyawa dan properti, tetapi juga memiliki dampak lingkungan yang serius.
Asap dari kebakaran hutan mengandung partikel berbahaya yang dapat memicu gangguan pernapasan dan penyakit jantung.Â
Dilansir dari World Health Organization (WHO), paparan jangka panjang terhadap polusi udara akibat kebakaran dapat mengurangi harapan hidup hingga beberapa tahun.
Dari sisi ekosistem, kebakaran menghancurkan habitat satwa liar, memusnahkan vegetasi alami, dan mengganggu keseimbangan ekologi.Â
Sebagai contoh, beberapa spesies endemik California, seperti burung chaparral, kini berada di ambang kepunahan akibat hilangnya habitat mereka.
Indonesia: Cermin Kebakaran di Belahan Dunia Lain
Fenomena serupa juga dialami oleh Indonesia, terutama di Sumatera dan Kalimantan, yang dikenal sebagai wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).Â
Mengutip dari laporan World Resources Institute (WRI), kebakaran hutan di Indonesia pada 2019 melepaskan lebih dari 700 juta ton emisi karbon, lebih besar dari total emisi tahunan beberapa negara maju.Â