kebakaran Los Angeles  yang merupakan kebakaran hutan masih menjadi berita utama di berbagai media dunia serta juga di media sosial.Â
MusibahAsap tebal dan kobaran api yang meluas, seolah menjadi penanda musibah kebakaran Los Angeles ini, serta evakuasi besar-besaran menjadi pemandangan yang akrab di wilayah tersebut.Â
Namun, di balik peristiwa yang terlihat berulang ini, ada pesan mendalam yang perlu disorot: perubahan iklim telah memperburuk frekuensi dan intensitas kebakaran di banyak belahan dunia, termasuk di Amerika Serikat.
Perubahan Iklim dan Pola Kebakaran yang Ekstrem
Dilansir dari The Guardian, para ilmuwan sepakat bahwa kenaikan suhu global adalah salah satu penyebab utama meningkatnya risiko kebakaran hutan.Â
Los Angeles, dengan iklim mediteranianya yang cenderung kering, kini menghadapi musim panas yang lebih panjang dan panas. Hal ini membuat vegetasi menjadi lebih kering dan mudah terbakar.
Mengutip data dari National Interagency Fire Center (NIFC), tahun 2023 mencatat lebih dari 50.000 kebakaran hutan di Amerika Serikat, dengan total area yang terbakar mencapai lebih dari 2,2 juta hektar.Â
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dekade sebelumnya. Kenaikan suhu sebesar 1C saja telah meningkatkan peluang terjadinya kebakaran besar hingga 30% di wilayah barat AS.
Los Angeles dalam Cengkeraman Api
Wilayah Los Angeles, dengan urban sprawl-nya yang luas, menghadapi tantangan unik. Dilansir dari Los Angeles Times, kebakaran tidak hanya melanda area hutan, tetapi juga merambat ke pemukiman penduduk.Â
Angin kencang Santa Ana, yang sering terjadi di musim gugur, mempercepat penyebaran api hingga sulit dikendalikan oleh petugas pemadam kebakaran.