Untuk yang hobi nonton pasti pernah lihat Webseries, dan memang ini telah menjadi bagian penting dari perkembangan konten hiburan digital di era modern.Â
Istilah Webseries ini merujuk pada serial yang diproduksi dan didistribusikan secara online, biasanya melalui platform seperti YouTube, Vimeo, atau layanan streaming.Â
Namun, bagaimana sebenarnya sejarah webseries dimulai? Apa yang membuat format ini begitu menarik? Dan bagaimana cara menulis webseries yang menarik? Mari kita bahas lebih lanjut.
Sejarah Singkat Webseries
Webseries pertama kali muncul pada akhir 1990-an ketika internet mulai berkembang pesat.Â
Dikutip dari artikel di Mashable, salah satu serial web awal yang mendapatkan perhatian adalah "The Spot" (1995), sebuah drama yang dikemas seperti blog interaktif dan disajikan melalui teks dan gambar.Â
Namun, ledakan popularitas webseries terjadi pada pertengahan 2000-an dengan hadirnya platform video seperti YouTube (2005).
Webseries seperti "Lonelygirl15" (2006) memanfaatkan kemampuan YouTube untuk menjangkau audiens global.Â
Dilansir dari Wired, serial ini awalnya dikira sebagai vlog pribadi tetapi ternyata merupakan cerita fiksi, yang akhirnya membuktikan potensi storytelling dalam format digital.
Di Indonesia, tren webseries mulai populer sekitar tahun 2010-an. Salah satu pelopor webseries di Indonesia adalah "Malam Minggu Miko" (2012) karya Raditya Dika, yang disiarkan di YouTube.Â
Dan mengutip dari wawancara Raditya Dika di The Jakarta Post, webseries ini berhasil menarik perhatian karena humornya yang segar dan cerita yang relevan dengan kehidupan anak muda.
Apa Bedanya Series, Serial, dan Webseries?
Meskipun sering dianggap serupa, ada perbedaan penting antara series, serial, dan webseries:
Series: Mengacu pada kumpulan episode yang memiliki cerita mandiri di setiap episodenya, misalnya "Friends" atau "The Simpsons". Penonton bisa menonton episode dalam urutan acak tanpa kehilangan inti cerita.
Serial: Merupakan cerita berkelanjutan di mana setiap episode saling terhubung dan membangun satu alur besar, misalnya "Breaking Bad" atau "Game of Thrones".
Webseries: Biasanya memiliki elemen serial tetapi dengan durasi lebih pendek dan format yang disesuaikan untuk konsumsi digital. Platform distribusinya adalah internet, bukan televisi atau bioskop.
Mengapa Webseries Menarik?
Webseries memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya unik dibandingkan dengan serial televisi tradisional.Â
Durasi episode yang pendek (biasanya 5-15 menit) dan format yang fleksibel memungkinkan kreator untuk bereksperimen dengan gaya dan cerita.Â
Selain itu, distribusi digital membuat webseries lebih mudah diakses oleh audiens global tanpa batasan geografis.
Tips Menulis Webseries yang Menarik
Jika Anda tertarik untuk menulis webseries, berikut beberapa tips untuk menciptakan cerita yang menarik:
Kenali Target Audiens AndaPahami siapa yang akan menonton webseries Anda. Apakah mereka remaja, dewasa muda, atau penggemar genre tertentu? Misalnya, webseries "Stranger Things" (Netflix) berhasil menarik penggemar nostalgia era 1980-an dan pecinta fiksi ilmiah.
Buat Premis yang KuatPremis adalah inti dari cerita Anda. Pastikan premis tersebut sederhana tetapi memiliki daya tarik unik. Contoh: "Malam Minggu Miko" berfokus pada perjuangan seorang pria muda menghadapi berbagai situasi kocak di malam minggu.
Pecah Cerita Menjadi Episode PendekSetiap episode harus memiliki konflik atau hook yang memikat. Akhiri setiap episode dengan cliffhanger untuk mendorong penonton menantikan episode berikutnya.
Fokus pada KarakterKarakter yang kuat dan relatable adalah kunci. Berikan latar belakang, motivasi, dan perkembangan yang jelas bagi tokoh utama Anda.
Manfaatkan Anggaran dengan BijakProduksi webseries sering kali memiliki anggaran terbatas. Fokus pada kualitas cerita, dialog, dan lokasi sederhana tetapi efektif. Contoh: "The Guild" (2007) menggunakan lokasi minimal tetapi tetap sukses karena ceritanya yang kuat.
Teknis Penulisan Skenario Webseries
Secara umum, teknis penulisan skenario webseries mirip dengan skenario untuk serial televisi atau film, tetapi ada beberapa perbedaan:
Format Durasi: Webseries biasanya memiliki durasi 5-15 menit per episode, sehingga cerita harus lebih padat dan langsung ke inti konflik.
Struktur Cerita: Gunakan struktur tiga babak (pembukaan, konflik, resolusi) dalam setiap episode, tetapi tetap bangun alur yang saling terhubung di setiap episodenya.
Dialog: Karena durasi yang singkat, dialog harus lebih ringkas tetapi tetap membawa bobot cerita.
Visualisasi: Manfaatkan storytelling visual karena audiens webseries cenderung menyukai konten yang mudah dicerna secara visual.
Contoh Webseries Sukses di Dunia dan Indonesia
Beberapa webseries yang layak dijadikan inspirasi adalah:
Dunia: High Maintenance (2012), The Guild (2007), dan Dr. Horrible's Sing-Along Blog (2008).
Indonesia: Malam Minggu Miko (2012), Sore: Istri dari Masa Depan (2017), dan Kisah Tanah Jawa: Merapi (2020).
Kesuksesan webseries ini menunjukkan bahwa dengan ide yang segar, penulisan yang cermat, dan pengemasan yang menarik, kreator dapat menciptakan karya yang tak hanya menghibur tetapi juga berkesan.
Webseries menawarkan peluang besar bagi kreator untuk menampilkan ide-ide segar dengan cara yang fleksibel dan kreatif.Â
Dengan memahami sejarahnya, merancang cerita yang relevan, dan fokus pada karakter serta konflik yang kuat, siapa pun dapat menciptakan webseries yang menarik dan sukses.Â
Jadi, apakah sudah siap untuk menulis webseries pertama Anda? Mari mulai sekarang!***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H