Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Awas Bencana Hidrometeorologi Bulan Ini! Berikut Tanggapan BMKG dan Pemerintah

2 Januari 2025   20:35 Diperbarui: 2 Januari 2025   20:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awas Bencana Hidrometeorologi,Photo by aamir dukanwala: pexels.com

Awal tahun 2025 membawa peringatan serius bagi masyarakat Indonesia terkait potensi bencana hidrometeorologi. 

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi itu terjadi karena intensitas hujan diprediksi meningkat secara signifikan selama bulan Januari, terutama di wilayah rawan banjir dan tanah longsor. 

Hal itu juga dilansir dari laman Kemenko PMK lewat pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, saat usai rapat kordinasi  Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Sulawesi Selatan, Kamis (2/1/2025). 

 "Selain modifikasi cuaca, optimalkan infrastruktur yang sudah ada dan laksanakan apel rutin siaga bencana sehingga dapat mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar," ujarnya.

Menurut laporan BMKG, aktivitas Monsun Asia yang aktif, fenomena La Nia lemah, dan sirkulasi siklonik yang terpantau di Samudra Hindia barat Aceh serta Laut Natuna Utara menjadi faktor utama yang meningkatkan potensi hujan lebat. 

Kondisi ini diperburuk oleh adanya gelombang atmosfer, seperti Gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial, yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan lebih intens.

Wilayah yang diperkirakan mengalami hujan lebat dengan intensitas sedang hingga sangat lebat antara lain:

  • Sumatera: Sumatera Selatan, Lampung.

  • Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara: Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat.

  • Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.

  • Sulawesi: Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan.

  • Maluku dan Papua: Maluku Utara, Papua Barat.

Peningkatan curah hujan ini diperkirakan berlangsung sepanjang minggu pertama Januari, dengan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang di wilayah tersebut.

Dalam konferensi pers yang berlangsung pada Kamis, 2 Januari 2025, di Sulawesi Selatan, Pratikno menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi melalui koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Sosial, dan pemerintah daerah. 

"Kita harus waspada terhadap segala kemungkinan. Fokus kita adalah meminimalkan korban jiwa dan dampak kerugian materi," himbaunya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah juga telah menyiapkan:

  1. Peningkatan kapasitas posko siaga bencana di wilayah rawan.

  2. Distribusi logistik seperti makanan, selimut, dan kebutuhan darurat lainnya ke daerah-daerah terdampak.

  3. Sosialisasi langkah evakuasi kepada masyarakat, terutama di daerah yang berisiko tinggi.

  4. Pengaktifan sistem peringatan dini melalui aplikasi resmi seperti InfoBMKG dan situs web pemerintah.

Menko PMK juga meminta masyarakat untuk berperan aktif dalam menghadapi potensi bencana dengan menjaga kebersihan saluran air, menghindari aktivitas di lokasi rawan, dan mempersiapkan perlengkapan darurat seperti dokumen penting dan alat komunikasi.

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi mereka, seperti situs www.bmkg.go.id, aplikasi InfoBMKG, dan media sosial @infobmkg. 

Sistem peringatan dini berbasis teknologi diharapkan dapat membantu masyarakat memahami risiko dan mengambil langkah mitigasi secara tepat waktu.

Pemerintah juga bekerja sama dengan sektor swasta untuk memastikan ketersediaan bantuan logistik. 

"Dalam situasi darurat, solidaritas sangat penting. Kami mengapresiasi peran aktif dari berbagai pihak dalam membantu masyarakat terdampak," imbuhnya.

Awal tahun yang penuh tantangan ini menuntut kesiapan dan kewaspadaan semua pihak. Masyarakat di wilayah rawan bencana diharapkan dapat meningkatkan kehati-hatian dan segera mengambil langkah mitigasi yang dianjurkan. 

Informasi dari BMKG dan langkah antisipasi pemerintah menjadi panduan penting dalam menghadapi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana.

Dengan langkah mitigasi yang komprehensif, pemerintah dan masyarakat dapat bersama mengurangi dampak bencana, melindungi nyawa, dan menjaga keberlangsungan kehidupan sosial ekonomi dalam mempersiapkan hadapi bencana Hidrometeorologi.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun