Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Serial Parodi Kehidupan: Negeri Tembokto dan Pajak Garuk Kepala

2 Januari 2025   05:54 Diperbarui: 2 Januari 2025   05:54 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Parodi Kehidupan Negeri Tombokto dan Pajak Garuk Kepala, Photo by Bennie Lukas Bester:pexels.com

"Ini negeri mau bikin saya mati stres apa gimana sih?" gumamnya.

Segala upayanya untuk menahan diri dari kebiasaan refleks itu berujung pada stres berat. 

Pak Kusnad mulai sering mengigau di malam hari, mengulang-ulang kata "Jangan garuk, jangan garuk!". 

Puncaknya, ia ambruk di ruang guru setelah mendapat pengumuman tentang revisi kurikulum baru yang lebih membingungkan daripada sebelumnya.

Pak Kusnad dilarikan ke rumah sakit. Di sanalah ia mendapatkan kejutan berikutnya: tagihan medisnya melambung tinggi karena dianggap sebagai "pelanggaran pajak kesehatan." 

Ternyata, stres akut yang dialaminya dikategorikan sebagai dampak buruk atas kurangnya upaya menjaga kesehatan mental.

Keluarga Pak Kusnad yang kebingungan bertanya kepada pihak rumah sakit apa solusi terbaik untuk kasus ini. 

Seorang pejabat yang kebetulan sedang mengadakan inspeksi rumah sakit menawarkan solusi: "Pak Kusnad bisa ikut program terapi yoga nasional. Sangat bermanfaat untuk relaksasi. Tapi, ya... ada pajaknya sedikit."

Epilog

Pak Kusnad terpaksa mengikuti terapi yoga dengan biaya tambahan yang membuat dompetnya semakin tipis. 

Meski begitu, ia akhirnya menemukan kebebasan emosional dengan satu pose favoritnya: "Garukasana," pose yoga di mana ia bisa menggaruk kepala tanpa rasa bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun