"Ini negeri mau bikin saya mati stres apa gimana sih?" gumamnya.
Segala upayanya untuk menahan diri dari kebiasaan refleks itu berujung pada stres berat.Â
Pak Kusnad mulai sering mengigau di malam hari, mengulang-ulang kata "Jangan garuk, jangan garuk!".Â
Puncaknya, ia ambruk di ruang guru setelah mendapat pengumuman tentang revisi kurikulum baru yang lebih membingungkan daripada sebelumnya.
Pak Kusnad dilarikan ke rumah sakit. Di sanalah ia mendapatkan kejutan berikutnya: tagihan medisnya melambung tinggi karena dianggap sebagai "pelanggaran pajak kesehatan."Â
Ternyata, stres akut yang dialaminya dikategorikan sebagai dampak buruk atas kurangnya upaya menjaga kesehatan mental.
Keluarga Pak Kusnad yang kebingungan bertanya kepada pihak rumah sakit apa solusi terbaik untuk kasus ini.Â
Seorang pejabat yang kebetulan sedang mengadakan inspeksi rumah sakit menawarkan solusi: "Pak Kusnad bisa ikut program terapi yoga nasional. Sangat bermanfaat untuk relaksasi. Tapi, ya... ada pajaknya sedikit."
Epilog
Pak Kusnad terpaksa mengikuti terapi yoga dengan biaya tambahan yang membuat dompetnya semakin tipis.Â
Meski begitu, ia akhirnya menemukan kebebasan emosional dengan satu pose favoritnya: "Garukasana," pose yoga di mana ia bisa menggaruk kepala tanpa rasa bersalah.