Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Teknologi Deepfake Mengintai, Bisakah Kita Percaya pada Apa yang Kita Lihat?

26 Desember 2024   12:01 Diperbarui: 26 Desember 2024   13:10 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknologi Deepfake Mengintai, Photo by Darlene Alderson: https://www.pexels.com/photo/a-woman-using-a-computer-7971616/

Disinformasi dan Propaganda
Video deepfake sering digunakan untuk membuat tokoh politik atau publik terlihat mengucapkan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka katakan. Fenomena ini mengakibatkan kebingungan dan memecah belah masyarakat.

  • Penipuan Finansial dan Pemerasan
    Deepfake juga menjadi alat penjahat siber untuk melakukan pemerasan. Video palsu dengan konten eksplisit sering digunakan untuk mengancam korban. Selain itu, suara deepfake dimanfaatkan untuk menipu perusahaan dengan dalih arahan dari atasan.

  • Menurut laporan dari Deeptrace Labs, sekitar 96% konten deepfake yang teridentifikasi di internet memiliki tujuan yang merugikan, seperti pornografi palsu dan penipuan.

    1. Erosi Kepercayaan Media
      Keberadaan deepfake membuat masyarakat semakin skeptis terhadap berita dan informasi yang disajikan media. Kepercayaan yang tergerus ini menjadi tantangan besar bagi industri jurnalistik.

    2. Ancaman Proses Demokrasi
      Dalam konteks politik, deepfake berpotensi mengacaukan pemilu. Sebuah video palsu bisa menghancurkan reputasi kandidat tertentu, mengubah opini publik, dan merusak kepercayaan terhadap sistem demokrasi.

    Salah satu kasus yang menarik perhatian dunia adalah penyalahgunaan teknologi deepfake terhadap penyanyi terkenal, Taylor Swift.

    Sebuah video eksplisit palsu yang menyeret namanya tersebar di internet, memicu kemarahan publik. Dilansir dari The Guardian, video ini memperlihatkan betapa mudahnya deepfake merusak reputasi individu.

    Bagaimana Kita Bisa Melawan Deepfake?

    Menghadapi ancaman deepfake, diperlukan langkah kolektif:

    1. Peningkatan Literasi Digital
      Masyarakat harus lebih cerdas dalam mengenali konten palsu. Edukasi dan kampanye tentang bahaya deepfake menjadi kunci untuk membangun ketahanan publik.

    2. Teknologi Deteksi
      Perusahaan teknologi seperti Microsoft telah mengembangkan alat deteksi deepfake yang mampu menganalisis keaslian video. Dikutip dari blog resmi Microsoft AI, teknologi ini memungkinkan identifikasi video palsu dengan tingkat akurasi tinggi.

    3. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
      Lihat Lyfe Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun