Saat saya menulis sebuah skenario komedi, yang sangat saya sadari sepenuhnya adalah keharusan di dalam menciptakan karakter kuat.
Sebuah cerita bisa saja memiliki plot yang menarik, namun tanpa karakter yang kuat, humor yang diharapkan dalam penulisan skenario komedi akan terasa hambar.
Pengalaman itulah yang saya dapat saat menulis skenario sitkom Kost Buntu, yang ketika itu tayang di stasiun televisi TVRI Nasional dan akan saya bagikan pengalaman tersebut di sini setelah cukup seringnya menulis cerita-cerita komedi
.Dilansir dari artikel Shruti Nair di Jotterpad, skenario komedi adalah naskah tertulis yang secara khusus dirancang untuk menghibur dan mengundang tawa penonton.Â
Naskah ini merupakan cetak biru untuk film komedi atau acara televisi, yang menguraikan cerita, dialog, dan tindakan para tokoh.
Skenario ini menggabungkan unsur-unsur komedi seperti humor, kecerdasan, permainan kata, komedi fisik, dan komedi situasional untuk melibatkan penonton dan menghasilkan tawa.Â
Naskah ini biasanya mengikuti struktur yang mencakup latar, kalimat penutup, waktu komedi, dan situasi komedi yang mendorong alur cerita.Â
Skenario komedi yang dibuat dengan baik bertujuan untuk menghadirkan humor dan hiburan melalui penceritaan yang cerdas, waktu komedi, dan karakter yang menarik.
Karakter dalam komedi bukan hanya sekadar menjadi tokoh yang lucu, namun harus memiliki kekuatan dan keunikan yang bisa mengundang tawa dengan cara yang alami.Â
Lalu, bagaimana caranya menciptakan karakter komedi yang bisa membuat cerita terasa hidup dan mengocok perut?Â
Dan inilah langkah-langkahnya berdasarkan pengalaman saya serta juga dikaitkan dengan banyak sumber yang menuliskannya:
1. Menentukan Kekurangan atau Kelemahan Karakter
Salah satu cara yang efektif untuk menciptakan karakter komedi adalah dengan menonjolkan kekurangan atau kelemahan dalam diri mereka.Â
Karakter yang merasa dirinya sempurna namun sering kali membuat keputusan konyol atau tidak terduga bisa menjadi sumber humor yang menyegarkan.Â
Sebagai contoh, bayangkan karakter yang selalu menganggap dirinya lebih pintar daripada orang lain, tetapi terus-menerus terjerumus dalam masalah karena keputusan yang salah.Â
Karakter seperti ini bisa menciptakan situasi yang penuh ketegangan dan tawa.
2. Memilih Kontradiksi dalam Kepribadian
Karakter komedi sering kali dibangun melalui kontradiksi dalam diri mereka. Mereka bisa menjadi sosok yang tampaknya serius atau bijaksana, tetapi di saat yang bersamaan sering kali terjebak dalam situasi konyol.Â
Misalnya, seorang karakter yang terlihat sangat dewasa dan terorganisir, namun ternyata memiliki kebiasaan yang sangat kekanak-kanakan. Kontradiksi ini dapat mengejutkan penonton dan memberikan unsur komedi yang segar.
3. Pola Bicara atau Kebiasaan yang Unik
Salah satu cara sederhana namun efektif untuk menonjolkan karakter komedi adalah dengan memberikan mereka pola bicara atau kebiasaan yang unik.Â
Mungkin karakter tersebut selalu berbicara dengan cara yang hiperbolis atau memiliki kebiasaan aneh yang membuat situasi terasa tidak biasa.Â
Hal ini bisa menciptakan momen-momen lucu yang terkadang hanya berasal dari cara karakter tersebut berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
4. Keputusan yang Buruk atau Tidak Realistis
Karakter komedi sering kali menjadi lucu karena mereka mengambil keputusan yang tidak masuk akal atau tampaknya buruk.Â
Mereka mungkin merasa bahwa mereka bisa mengatasi masalah besar, padahal kenyataannya mereka malah semakin memperburuk keadaan.Â
Hal ini menciptakan ketegangan yang akhirnya terlepas dalam bentuk tawa. Karakter yang selalu salah paham dalam situasi penting dan kemudian membuat pilihan yang konyol bisa menjadi sumber humor yang tak terduga.
5. Dinamika dengan Karakter Lain
Dalam komedi, interaksi antar karakter bisa menjadi kunci utama dalam menciptakan humor.Â
Karakter yang kontras dengan karakter lain, baik itu yang sangat serius berhadapan dengan yang santai, atau yang ceria bertemu dengan karakter pesimis, mampu menciptakan ketegangan yang bisa menghasilkan tawa.Â
Dinamika ini bukan hanya membuat karakter-karakter tersebut lebih hidup, tapi juga memberikan ruang bagi momen komedi yang menyentuh hati.
6. Stereotip yang Dijungkir balikkan
Stereotip sering kali digunakan dalam komedi untuk menciptakan humor yang mengena. Misalnya, karakter "nerd" yang terlalu fokus pada buku, atau karakter "pemberontak" yang selalu melawan aturan.Â
Namun, untuk membuatnya lebih lucu, coba balikkan stereotip tersebut. Seorang karakter yang sangat galak ternyata takut dengan hal-hal sepele atau seorang "pemalu" yang ternyata memiliki pekerjaan yang sangat ekstrem.Â
Kombinasi ini bisa menciptakan humor yang menyegarkan dan tak terduga.
7. Reaksi Berlebihan terhadap Situasi Sepele
Karakter komedi akan sangat mengundang tawa jika mereka bereaksi berlebihan terhadap situasi yang sebetulnya tidak terlalu penting.Â
Sebagai contoh, karakter yang sangat ketakutan dengan suara petir yang sebenarnya tidak berbahaya, atau yang sangat marah dengan hal-hal kecil yang tidak relevan.Â
Reaksi yang berlebihan ini bisa menciptakan momen yang lucu, terutama jika diperkuat dengan ekspresi fisik yang konyol.
8. Karakter yang Berkembang
Meskipun banyak karakter komedi yang berasal dari kekurangan atau kelemahan mereka, karakter yang bisa berkembang sering kali memiliki daya tarik yang lebih besar.Â
Mereka mungkin mulai dengan kebingungannya atau ketidakmampuan, namun seiring berjalannya cerita, mereka menemukan cara untuk menghadapinya dengan cara yang lucu dan tak terduga.Â
Karakter yang tumbuh dan berubah tetap menjadi sumber komedi yang bisa menyentuh hati penonton.
Menciptakan karakter komedi yang kuat membutuhkan keseimbangan antara kekurangan, ketidaksempurnaan, dan keunikan yang dimiliki karakter tersebut.Â
Jika dilakukan dengan tepat, karakter komedi bisa menjadi bintang dalam cerita, memancing tawa dengan cara yang segar dan penuh kejutan.Â
Dalam skenario komedi, penting untuk tidak hanya mengandalkan lelucon atau situasi konyol, tetapi untuk benar-benar memahami dinamika karakter dan interaksi mereka dengan dunia di sekitar mereka.Â
Dengan begitu, humor yang tercipta di dalam skenario komedi tidak hanya akan terasa lebih hidup, tetapi juga lebih mendalam dan berkesan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H