Guru Nasional 2024 saja, terutama tentang pengalaman saya yang kini kerap diundang menjadi pembicara di Kampus dan Sekolah-sekolah, yang mungkin bisa dikategorikan juga sebagai seorang guru.
Ini sekadar curahan hati di HariJika tidak pernah menulis skenario mengenai tema ini, maka rasanya saya tidak akan ingat bahwa hari ini merupakan Hari Guru Nasional.
Hari Guru resmi ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Dan tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan hari lahir PGRI, yang memiliki sejarah panjang sebagai organisasi perjuangan guru.
Perjuangan seorang guru? Apa sampai segitunya seorang guru layak dikenang sehingga kiprahnya dianggap sebuah perjuangan sehingga sudah barang tentu dirinya dianggap sebagai Pahlawan?
Jika predikat pahlawan itu tersematkan pada diri saya hanya karena juga termasuk guru, maka saya akan menolak, karena apa yang saya lakukan belumlah seberapa.Â
Meski saya harus mengakui bahwa menjadi seorang guru itu butuh pengorbanan sehingga kiprahnya memang layak dikatakan sebagai perjuangan.
Ketika masih bersekolah, sebagai siswa biasa, tentu saya pernah melakukan "perlawanan" terhadap guru seperti menyontek (kecil-kecilan sih), tidak mengerjakan PR, malas belajar, mengobrol di kelas saat guru mengajar, dan lain sebagainya.
Dan apakah saat itu saya peduli terhadap sikap yang harus diambil mereka selaku pendidik? Tentu tidak, hingga misalnya saya diperlakukan tidak wajar seperti dimarahi atau bahkan sampai dipukul.
Saya pernah ditampar guru matematika dua kali, yakni pada saat kelas 3 sekolah dasar dan di kelas 3 SMA, dan rasanya membekas hingga kini karena saat reuni pasti peristiwa itu pun akan terkenang pula.
Dendamkah saya? Tidak.
Karena dengan berjalannya waktu, saya menyadari bahwa memang menjadi seorang guru yang baik itu sulit.