Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Asyik Nggak Asyiknya Jadi Penulis Skenario, Mau Tahu?

18 November 2024   05:47 Diperbarui: 18 November 2024   11:27 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, ketika kita coba membandingkan antara drama korea dengan sinetron televisi yang panjang hingga berjilid-jilid itu, tentu kualitasnya terasa sangat berbeda.

Kedalaman cerita yang ditulis itu sangat bergantung dari  seberapa dalam penulis menciptakan tokoh utama dan tokoh lainnya di dalam cerita sehingga mereka "mengalirkan" plot atau alur ceritanya.

Cerita yang baik atau enak dinikmati adalah ketika sang tokoh utama terlihat bersusah payah meraih keinginan atau kebutuhannya dengan melewati konflik demi konflik.

Maka sang penulis harus memahami konsep penceritaan sejak awal, mulai dari ia menciptakan premis, logline, sinopsis, scene plot/treatment, hingga akhirnya ke skenario.

Menulis skenario prosesnya sepanjang itu, sehingga tingkat kesulitan menulis skenario akan berbeda dari judul ke judulnya.

Wajar, jika para penulis terkadang protes jika karyanya itu hanya dihargai secara materi dengan "ala kadarnya" saja. Padahal membuat cerita itu tidaklah mudah! Sehingga jangan heran jika tak sedikit  (bisa jadi banyak) yang menahan dongkol karena harus revisi hingga banyak draft karena merasa materi yang di dapat tak sesuai dengan kerja kerasnya.

Untuk menjadi skenario final draft sendiri, perbincangan serta kesamaan visi di antara penulis, sutradara dan produser menjadi sangat penting demi suksesnya film yang mereka produksi kelak.

Di luar faktor teknis tadi, yang tentu itu hanya sebagian kecil saja, ada faktor non teknis yang kadang menjadi pemikiran serius, yaitu ketika pekerjaan mereka hanyalah sebagai freelancer saja.

Ibaratnya, mereka bekerja hanya "Senin-kamis", sementara kebutuhan hidupnya harus ada setiap hari dan untuk memenuhi kebutuhannya tentu dengan tersedianya keuangan yang cukup.

Foto oleh Suzy Hazelwood: https://www.pexels.com/id-id/foto/tulis-ulang-edit-teks-di-mesin-tik-3631711/ 
Foto oleh Suzy Hazelwood: https://www.pexels.com/id-id/foto/tulis-ulang-edit-teks-di-mesin-tik-3631711/ 

Itulah asyiknya dan tidaknya, sesuai dari pengalaman saya selama ini. Masih minat jadi penulis skenario? saran saya, belajar dan bukalah hubungan kerja dengan memperbanyak relasi agar peluang mendapatkan pekerjaan Anda pun semakin besar.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun