Orang sehat tentu tidak akan berurusan dengan Rumah Sakit(RS), kecuali memang ada hal-hal tertentu semisal mengantar keluarga atau urusan lain yang terkait tentang kesehatan.
Begitupun dengan saya, sejak dahulu paling enggan jika harus berurusan dengan Rumah Sakit. Hingga akhirnya sejak Januari 2024 sering bolak balik ke Puskesmas dan akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit.
Kesannya, jika dirujuk ke RS, pasti sakitnya parah. Alhamdulillah kalai saya tidak terlalu parah karena masih bisa bawa motor dan tampilan fisik seperti orang sehat, tak terlihat sakit sedikitpun.
Keluhan dan diagnosa nya saya terkena saraf kejepit di pinggang. Belum terlalu parah, tapi rasanys sungguh tak nyaman.
Maka hingga per hari ini, saya sudah melakukan fisioterapi yang  ke-4. Alhamdulillah semua di cover BPJS, kalau biaya sendiri, pasti lumayan merepotkan.
Serunya, selain harus antri sejak sebelum subuh, karena klinik rawat jalan fisioterapi tidak bisa daftar online, sejak antri nonor hingg menunggu terapis, saya bisa kenal banyak orang.
Sejak awal hingga sekarang, sudah kenal 4 orang dengan latar belakang berbeda.Â
Uniknya, mungkin karena menghilangkan bosan, sebagian obrolan malah berujung jadi seperti "sharing session", alias curhat bareng. Hehehe...
Biasanya di awal saling bertanya keluhan apa, lantas berlanjut membicarakan yang lain.
Seperti pagi ini, saya ketemu dengan seorang pengantar pasien, ibunya yang sakit dan sama-sama jadi pasien fisioterapi.
Ngobrol sana sini, akhirnya ngobrol ke masalah keluarga, dia yang mulai. Dan ternyata dia masih bujang di usia yang sudah menjelang 40 tahun.
Curhat deh..ujung-ujungnya malah jadi "sok nasihatin". Mungkin karena dia masih berusia di bawah saya.
Nah, beda lagi ketika ngobrol dengan pasien yang lebih tua. Dia istrinya yang sakit, kami sempat salat subuh berjamaah di masjid dekat RS.
Ternyata dia pensiunan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir bagian kepagawaian, sebelumnya berdinas di Badan Kepegawaian Nasional atau apa gitu..lupa..soalnya prinsipku yang penting asyik ngobrol bukan mau interview.
Sebelumnya malah bertemu dengan pensiunan juga yang merupakan salah satu pendiri komunitas sepedaÂ
ontel seluruh Indonesia.Selain ngobrol juga, ketika rontgen, saya melewati Instalasi Gawat Darurat. Beberapa kali  lewat, selalu ada saja hal darurat dan juga yang meninggal.
Banyak sekali cerita di sini yang tentunya menjadi sunber inspirasi bagi saya yang berprofesi sebagai penulis dan berkutat di dunia kreativitas.
Pengakuan dari salah seorang pasien, mereka senang terapi, karena bisa saling kenal.
Ya, benar juga sih, bukan sekadar saling kenal, tapi juga bisa menambah wawasan. Apalagi sebagai pasien fisioterapi, seperti nya saya yang paling muda.
Malu juga sih awalnya beranggapan, masih muda tapi badan sudah ringkih.Â
Mau bagaimana lagi, namanya juga sudah takdir. Saya berusaha terus untuk hidup sehat, tapi ada saja hal yang terkadang luput, terutama karena faktor usia, maklum JELITA, jelang lima puluh tahun.
Uppss..sudah mau mulai terapi nih, si mbak perawat sudah datang.
Sudah dulu ya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H