Begitupun ketika melihat secara umum, ketika anak-anak gen z dan gen alpha sangat jauh dengan pemahaman kebangsaan, bahkan kepedulian terhadap lingkungannya.
Tidak semua, namun banyak yang menjadi begitu apatis dan sangat individualistis, ego mereka pun sangat luar biasa, maunya serba mudah dan dituruti yang jika itu tak terjadi mereka akan merasa frustasi.
Namun ada setitik pencerahan terbersit ketika Presiden Prabowo Subianto memerintahkan para jajaran menteri di kabinetnya untuk melakukan konsolidasi di lembah Tidar, Jawa Tengah.
Dari berbagai media saya menangkap pesan besar dari Presiden ke-8 ini, bahwa menjaga persatuan dan kesatuan sangatlah penting, terutama dengan menanamkan spirit kebangsaan dan cinta tanah air.
Sepertinya belum terlambat bagi kita untuk berubah, meski sudah terjadi "kekacauan" sistemik di negeri ini.
Indonesia tidak hanya besar dari luas wilayahnya, tapi juga sejarahnya serta Sumber daya alamnya. Kita adalah raksasa besar yang sedang tertidur panjang dan sekaranglah saatnya bangkit dan bergerak untuk menunjukkan kebesaran itu.
Ketika Belanda melalui Perusahaan dagangnya yang bernama VOC datang menjajah, semua itu berawal dari kekayaan alam berupa rempah-rempah.
Dan bagaimana kabarnya kini rempah-rempah kita baik dari bahan baku ataupun produk-produk turunan darinya?
Begitupun dengan beras yang sempat impor, sehingga ketika Presiden ingin membuat kita untuk berswasembada, rasanya kita harus mendukung penuh.
Lupakanlah "dukung mendukung" di kala Pilpres, saatnya kita bersatu dan menjadi bangsa Indonesia seperti apa yang diamanatkan di dalam teks Sumpah Pemuda.***
ÂBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H