film pendek dengan bercerita sedikit tentang pengalaman ketika memulai berkarya di tahun 2000-an.Â
Di artikel sebelumnya, saya menulis potensi besarDan dalam artikel tersebut tulisan saya lebih menekankan mengenai film pendek yang akan "meledak" pada suatu masa, yang ternyata di era sekaranglah masa itu terjadi.
Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, film dapat dibuat dengan mudah hanya dengan peralatan sederhana.
Tapi ini bukan penyederhanaan masalah atau meremehkan mengenai masalah teknik pembuatan film, karena nantinya bisa saja ada anggapan bahwa tidak penting lagi mengenyam pendidikan film.
Tentu itu adalah pendapat yang salah besar!
Pendidikan film sangat perlu agar para calon sineas bahkan para sineas dapat terus mengembangkan film bukan saja sekadar menjadi media hiburan.
Disadari atau tidak, film merupakan penggabungan dari seni dan teknologi, dimana keduanya akan terus berkembang mengikuti perkembangan pola pikir manusia.Â
Sehingga mempelajari film baik secara akademis ataupun di dalam ilmu terapannya adalah hal mutlak.
Film pendek kini semakin mendapatkan tempat dengan kian banyaknya festival film, bukan saja yang di luar negeri, tapi juga di dalam negeri.
Bahkan pemerintah telah memperhatikan hal tersebut, salah satunya lewat program Layar Indonesiana dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan.
Program Layar Indonesiana hadir dan memberikan berbagai fasilitas serta kesempatan yang sama kepada para sineas muda Indonesia.