Pertandingan Timnas Indonesia Vs Bahrain dalam pertandingan lanjutan putaran ketiga babak kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Nasional Bahrain, Kamis 10 Oktober 2024, 23.00 WIB, sangatlah dinantikan.
Beragam berita menyangkut persiapan pertandingan Timnas Indonesia dalam laga ini terus dilalap karena sajiannya di media sosial ataupun media mainstream begitu penuh euforia.
Beragam komentar dan analisa, mulai dari kelas teri hingga kelas kakap mewarnai semua itu, bahkan juga terkadang menimbulkan pro kontra, semisal ketika dikaitkan dengan sosok Tommy Welly atau Towel.
Entah apa yang membuat sosok Towel tampak selalu kontra dengan Timnas di era kepelatihan Shin Tae-yong (STY) ini, apalagi ditambah aneka "panggung" diskusi selalu memberikan tempat baginya untuk mengemukakan celetukan-celetukan nyelekitnya.
Namun, tanpa itu semua, Timnas tentu tidak akan sepopuler sekarang. Apalagi dengan skuad racikan STYÂ yang terus menggila demi obsesi bersama lolos ke Piala Dunia 2026 kelak.
Sebuah obsesi yang bahkan dalam setidaknya satu dekade belakangan berani kita bayangkan pun tidak. Sesuatu yang tentu kita rasakan bersama ibarat  peribahasa jauh panggang dari api.
Dan ketika STY hadir, memimpin, mengubah dan melakukan revolusi serta gebrakan nyata, setiap mata menjadi terbelalak.
Gaya permainan timnas sangat berubah dan ketika menyaksikannya, seolah tim-tim Eropa papan atas saja yang sedang berlaga.
Dilansir dari laman resmi pssi.org, STY telah mempersiapkan segala hal dengan matang untuk menjalani pertandingan ini. Baik dari segi taktik maupun kesiapan fisik.Â
"Ini adalah pertandingan penting bagi kami, juga untuk Bahrain tentunya. Hasil dari pertandingan ini sangatlah penting. Kami sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk pertandingan ini dengan sungguh-sungguh. Jadi saya berharap kita bisa menyajikan penampilan yang bagus di pertandingan nanti," ujarnya dalam sesi konferensi pers jelang pertandingan, Rabu (9/10/2024).
Dan saya sangat percaya tentang hal itu, sama pula dengan Anda para pecinta sepak bola tanah air.
Dari sisi strategi pelatihan, STY tidak sendiri karena ia memiliki tim khusus yang menganalisa pertandingan lawan serta juga dikaitkan dengan komposisi tim dalam persiapan melawannya.
Jadi, tim yang disajikan sebagai "Starting line up" , harusnya, bukanlah abal-abal, melainkan atas dasar analisa tajam dari berbagai sisinya.
Pemilihan pemain yang bahkan "mengejar" nya hingga ke Belanda dan benua Eropa bukanlah untuk gegayaan, melainkan memang sesuai kebutuhan tim.
Bagi mereka yang berpikiran sempit, seluas apapun predikat keilmuan berdasarkan "personal branding" seseorang, harusnya melihat strategi global yang keren ini.
Mengapa harus pemain keturunan, bermain di liga Eropa, setidaknya berpengalaman di luar negeri? Apakah pemain kita tidak berkualitas?
Tentu, jika dijawab mentah tanpa urut-urutan analisa yang dibuat STY, pasti hanya ada kesan diskriminatif saja yang terjadi karena seolah pemain kita cemen semua.
Pemain abroad yang dipanggil ini pun selain jelas tidak sembarangan dan sudah memiliki acuan jelas, mereka hampir semuanya berusia muda!
Artinya apa? Mereka saat ini dibentuk bukan hanya untuk masa sekarang!
Mereka tentu dipersiapkan setidaknya mampu eksis 5-10 tahun ke depan, jika diukur hanya dari pemain timnas saat ini.
Namun, di saat yang sama, kita lihat prestasi dan gaya bermain tim yunior semuanya mengarah pada yang ada di timnas senior. Hingga dilapis usia Timnas U-17, kita akan sepakat, mereka adalah tim atau pemain tangguh di masa depan.
Ada pola yang sangat jelas manakala otak dikedepankan daripada "congor", alias berpikir dan menganalisa terlebih dahulu sebelum berkomentar.
Keberadaan pemain abroad sekarang ini justru akan menjadi "kembang desa" dunia sepak bola internasional yang mau tidak mau harus melihat kedahsyatan Indonesia, bak
"the sleeping giant".Satu hal yang membuat saya secara pribadi mengagumi STY secara personal maupun tim pelatih bentukannya, termasuk juga dengan kepemimpinan Ketua Umum PSSI Erick Tohir, yaitu jika boleh saya sebut sebagai The Friendly leadership.
STY sangat tegas terhadap disiplin dan integritas pemain, namun diluar sesi resmi dan latihan, ia mampu sangat cair tampil di depan anak asuhnya.
Ya, STY bisa tampil sebagai "raja", bapak, teman, sahabat.
Tak ada rasa sakit hati dan jaim (jaga image)Â ketika sesi santai, mulai dari meja makan hingga ruang terapi yang konon adalah tempat santai serta menggilanya mereka.
Bahkan di salah satu video unggahan Youtube, terlihat STY bermain biliard bersama, penuh canda, tanpa batas.
Keakraban mereka sangat enak dilihat dan inilah suasana nyaman yang akan mengubah keadaan. Tak heran jika mereka kerap berpenampilan baik selama ini karena telah disatukan oleh sistem pembinaan demikian. Salut!
Mengharapkan Timnas Indonesia selalu menang dan mendadak juara dunia tentu mustahil, namun dukungan serta kepercayaan untuk mereka harus terus dilakukan.
Harusnya malam ini Timnas Indonesia menang!***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H