Mohon tunggu...
Dimas Fajar
Dimas Fajar Mohon Tunggu... Lainnya - Job seeker, aspiring writer

"Man decays, his corpse is dust. All his kin have perished; But a book makes him remembered through the mouth of its reciter" Puisi Mesir Kuno

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perang yang Tak Bisa Dimenangkan

25 Januari 2021   10:00 Diperbarui: 2 Februari 2021   08:58 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menambah kesuraman, Bank Dunia juga mengestimasikan bahwa dampak perubahan iklim akan memaksa lebih dari 140 juta orang untuk berpindah dari negara mereka pada tahun 2050, Jauh melebihi angka pengungsi global tahun lalu, yang sudah mencapai 26 juta orang. 

Lebih parah lagi, sebuah laporan yang dipublikasikan pada jurnal Nature Communications pada tahun 2019, memaparkan bahwa lebih dari 300 juta orang di RRC, Bangladesh, India, Thailand, dan Indonesia terancam menghadapi peningkatan banjir bandang dan badai destruktif akibat perubahan iklim yang terus meningkat pada tahun 2050.

Sebagaimana semua orang dapat turut serta dalam perang melawan alam, semua orang di dunia ini juga akan merasakan dampak dari perang ini, kata IPCC (Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim). Untungnya, semua orang juga dapat berpartisipasi untuk menghentikan perang ini. 

Perang ini dapat dihentikan tanpa harus mengangkat senjata dan menghilangkan nyawa lebih banyak lagi. Langkah-langkah sederhana, seperti: mengurangi konsumsi barang-barang mewah, mengurangi plastik, meningkatkan penggunaan transportasi umum, mengurangi konsumsi daging, hingga mempelajari dan mengajarkan kecintaan kepada alam, dapat berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi dampak kerusakan alam akibat konflik manusia dengan alam.

Prioritas umat manusia pada abad ke-21 ini, menurut Guterres, adalah berdamai dengan alam. Perdamaian dengan alam takkan bisa tercapai tanpa rasa cinta terhadap alam dan penghuninya. Hal terpenting yang dipelajari manusia selama riwayat hidup mereka di muka bumi ini adalah, tidak bijak untuk memerangi entitas yang sudah ada milyaran tahun sebelum mereka menjejakkan kaki di planet ini. 

Sepanjang sejarah bumi, alam tidak membutuhkan manusia, namun manusia membutuhkan alam. Kesalahan terbesar umat manusia adalah memutus hubungan dengan penyedia udara, pangan, Hanya ada dua penutup dari perang ini, antara bunuh diri secara perlahan peradaban manusia, atau hubungan yang lebih harmonis antara manusia dengan alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun