EA dan Respawn Entertainment berencana untuk mengubah struktur Battle Pass Apex Legends mulai Season 22. Alih-alih satu per season, dua Battle Pass akan hadir dan hanya bisa dibeli menggunakan uang sungguhan alih-alih Apex Coins.
Tak mengejutkan, penggemar mengkritik keras keputusan ini. Beberapa dari mereka menganggap game FPS battle royale itu perlahan terbunuh.
Perubahan Sistem Battle Pass di Apex Legends Mulai Season 22
Menurut laman resmi, sistem Battle Pass di game FPS besutan Respawn Entertainment itu akan berubah mulai Season 22 mendatang. Sebelumnya, hanya satu battle pass yang tersedia. Maka, terdapat perubahan terdapat dua Battle Pass, masing-masing tersedia per split.
Sekilas, ini mengingatkan pada sistem yang diterapkan di Apex Legends Mobile, di mana terdapat dua Battle Pass dalam satu Season.
Perubahan lain terdapat pada pembelian. Jika 21 Season sebelumnya membutuhkan 950 Apex Coins untuk membeli Premium Battle Pass, pemain justru membutuhkan US$9,99 dari dunia nyata untuk membelinya.
Tim pengembang pun mengatakan Battle Pass terbagi menjadi 60 tier masing-masing dengan reward yang sudah dirombak. Mereka mengaku sistem ini akan lebih atraktif karena sangat realistis bagi komunitas pemain global.
Selain itu, terdapat juga opsi Premium+ yang akan menjadi pengganti bundle Premium lama yang memberi Premium Battle Pass dengan tier skip. Premium+ juga akan menghadirkan lebih banyak Crafting Metal, Exotic Shard, dan varian skin Legendary. Bahkan, seluruh karakter ter-unlock selama masa Battle Pass tersebut. Opsi tersebut tersedia senilai US$20.
Penggemar Ajukan Protes, Anggap Tim Pengembang Perlahan Membunuh Game
Tidak mengejutkan, penggemar beramai-ramai mengemukakan amarah dan protes di media sosial. Banyak yang mengkritik upaya tersebut hanya demi mementingkan keuntungan semata.
Apex Legends sendiri merupakan game free-to-play, maka penting untuk menambah elemen microtransaction. Tetapi hal ini dianggap terlalu berlebihan.
Beberapa penggemar pun mengaku kebijakan baru ini berpotensi membunuh game secara perlahan. Terlebih lagi, game besutan Respawn Entertainment itu sudah cukup ditinggalkan banyak pemain. Masalah inti pada game terutama performa pun masih banyak diperbincangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H