Mohon tunggu...
Dimas Galih Putrawan
Dimas Galih Putrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

A gaming news enthusiast, gamer, and aspiring novel author.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Eurovision Song Contest 2024, Kontes yang Penuh Kontroversi

14 Mei 2024   08:31 Diperbarui: 14 Mei 2024   08:46 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eurovision Song Contest 2024 sudah berlangsung dengan Grand Final pada 11 Mei 2024. Sayangnya, kontes musik Eropa yang seharusnya penuh keceriaan justru penuh kontroversi. Mulai dari keterlibatan perwakilan Israel hingga didiskualifikasinya perwakilan Belanda.

Apa Itu Eurovision Song Contest?

Sebelumnya, bagi yang belum tahu, Eurovision Song Contest adalah kompetisi musik di mana setiap kontestan merupakan perwakilan dari negara di Eropa. Meski begitu, beberapa negara yang di luar Eropa ikut terlibat seperti Australia dan Israel. Bahkan, terdapat aturan bahwa kompetisi ini tidak boleh melibatkan politik.

Setiap perwakilan boleh berupa penyanyi solo atau band. Mereka bisa menampilkan lagu bergenre atau bahasa apapun, asalkan tidak boleh lip sync dan lagu harus kurang dari tiga menit. Genre-nya pun sangat beragam, tapi yang paling menonjol adalah power ballad, folk, dan bubblegum pop. Bahkan, banyak sekali penampilan yang menunjukkan kekonyolan untuk mencuri perhatian.

Untuk menentukan pemenang setiap tahunnya, Eurovision menggunakan sistem voting oleh dewan juri dan penonton dari masing-masing negara. Keduanya tidak boleh memilih negaranya sendiri sebagai bentuk dukungan. Juri akan mengurutkan sepuluh lagu terbaik pilihan mereka, dengan di posisi teratas mendapatkan 12 poin. Jika dua negara imbang di posisi pertama, jumlah voting dari penonton akan menentukan siapa yang menang.

Contoh pemenang paling terkenal di antaranya ABBA (Swedia) pada tahun 1974, Celine Dion (sebagai perwakilan Swiss) pada 1988, Johnny Logan (Irlandia) pada 1980 dan 1987, serta Loreen (Swedia) pada 2012 dan 2023.

Untuk tahun ini, kontes ini diselenggarakan di Swedia setelah kemenangan Loreen tahun lalu. Ini artinya biasanya negara pemenang akan menjadi tuan rumah untuk tahun berikutnya.

Sebanyak total 37 negara yang berpartisipasi untuk tahun ini, dengan Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, dan Prancis langsung lolos ke grand final bersama dengan Swedia selaku tuan rumah. 31 negara lain harus bersaing di semifinal demi memperebutkan 20 tiket menuju grand final, yakni main event-nya.

Kontroversi Keterlibatan Israel dan Upaya Boikot

Sumber: Eurovision
Sumber: Eurovision

Eurovision 2024 telah tersandung kontroversi semenjak pengumuman Israel tetap ikut berpartisipasi. Hal ini memicu gelombang protes dari publik karena IDF (Israel Defense Forces) menyerang Gaza. Ini justru berbanding terbalik dibandingkan saat EBU selaku penyelenggara memutuskan melarang Rusia untuk terlibat sejak tahun 2022. Rusia saat itu mulai melakukan invasi terhadap Ukraina.

Karena hal ini, gelombang boikot pun tak terhindarkan. Bahkan, ribuan orang di Malmo telah berunjuk rasa karena Israel masih boleh berpartisipasi di luar lokasi final di Malmo, Swedia.

Tak hanya itu, kontroversi juga mulai terlihat ketika Eden Golan, perwakilan Israel, direncanakan untuk menyanyikan October Rain dalam kontes tersebut. EBU menolak lagu tersebut karena judul dan lirik menunjukkan pesan politik. Setelah melalui revisi dalam liriknya, judul lagu tersebut berubah menjadi Hurricane.

Golan pertama kali tampil di semifinal kedua pada 9 Mei 2024, saat itu ia disambut makian oleh penonton. Kenyataannya, ia lolos ke grand final dengan skor publik tertinggi.

Hal yang sama juga terjadi saat grand final. Golan kembali disambut makian. Sekali lagi, ia mendapat 323 poin dari publik, menjadikannya yang tertinggi kedua. Secara keseluruhan, Israel menempati peringkat lima setelah mendapat 52 poin dari juri.

Perwakilan Belanda Didiskualifikasi

Sumber: Eurovision
Sumber: Eurovision

Kontroversi lain juga muncul tepat sebelum grand final. Joost Klein, perwakilan Belanda, justru absen saat gladi resik grand final. Padahal, ia sudah menjadi salah satu kontestan yang diunggulkan berkat lagu Europapa yang menghebohkan publik. Terdapat laporan bahwa Klein diduga mengintimidasi kru produksi perempuan yang berujung pada keterlibatan pihak berwajib.

Pelantun Europapa itu akhirnya didikualifikasi oleh EBU sehingga tidak dapat berpartisipasi di grand final meski mendapat poin publik tertinggi kedua setelah Israel saat semifinal kedua. Ini menjadi kali pertama kontestan yang lolos ke grand final justru didiskualifikasi.

Di luar insiden tersebut, Klein terlihat menutupi dirinya dengan bendera Belanda saat press conference setelah semifinal kedua, di mana ia harus duduk di samping Eden Golan, perwakilan Israel. Saat itu, Marina Satti, perwakilan Yunani, ikut menjadi sorotan karena pura-pura tidur ketika Golan menjawab pertanyaan dari publik.

Momen Kontroversial Lain di Eurovision Song Contest 2024

Selain kedua kontroversi tersebut, beberapa insiden justru ikut menjadi sorotan. Pertama, terdapat keluhan dari beberapa kontestan. Salah satunya adalah Angelina Mango dari Italia, Silvester Belt dari Lithuania, dan Bambie Thug dari Irlandia. Ketiga mengeluh di balik layar terasa buruk.

Sumber: Eurovision
Sumber: Eurovision

Bambie Thug yang terkenal pro-Palestina bahkan merasa frustrasi dengan EBU. Dalam wawancaranya setelah grand final, ia mengatakan moral EBU tidak lagi mewakili kontes. Bahkan, ia menuduh KAN, lembaga penyiaran publik Israel, memberi komentar yang bisa memicu kekerasan.

Kontroversi yang menjadi highlight terlihat saat pihak EBU awalnya menolak mengunggah penampilan final Iolanda, perwakilan Portugal. Saat final, ia tampil menggunakan nail art keffiyeh, simbol Palestina, dan mengatakan "peace will prevail". RTP selaku lembaga penyiaran publik mengajukan keluhan karena keputusan EBU tersebut, begitu pula dengan penggemar. Iolanda berakhir di posisi ke-10 di Grand Final.

Sumber: Eurovision
Sumber: Eurovision

Eurovision Song Contest 2024 berakhir dengan kemenangan Nemo, perwakilan Swiss, dengan lagu The Code. Ia mendapat skor juri tertinggi dan skor penonton tertinggi kelima. Perwakilan Kroasia, Baby Lasagna, mendapat skor penonton tertinggi berkat penampilan lagu Rim Tim Tagi Dim harus berakhir di posisi kedua.

Bahkan Nemo sendiri mengeluhkan standar ganda yang telah diterapkan EBU. Ia mengaku harus menyelundupkan bendera non-binary atu non-gender.

Menyusul kemenangan Nemo, Eurovision Song Contest tahun berikutnya akan diselenggarakan di Swiss.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun