Setelah penantian panjang, Skull and Bones, game bajak laut buatan Ubisoft, akhirnya rilis pada 16 Februari 2024. Game action-adventure itu tentunya menjadi salah satu yang paling dinantikan oleh gamer tahun ini. Mari kita simak faktanya yang harus kamu tahu.
1. Mulai Dikembangkan pada sebagai DLC Assassin's Creed IV: Black FlagÂ
Tentu ini bukan pertama kali bagi Ubisoft untuk menggunakan konsep bajak laut dalam game-nya. Assassin's Creed IV: Black Flag merupakan game yang menggunakan konsep tersebut dan rilis pada tahun 2013. Entri mainline keenam dari franchise Assassin's Creed itu berhasil memukau penggemar dan kritikus. Penjualannya juga sangat laris.
Menyusul kesuksesan Black Flag, Ubisoft mulai mengembangkan sebuah DLC expansion multiplayer-nya. Â Akan tetapi, expansion tersebut berubah menjadi sebuah judul MMO, Black Flag Infinite sebelum akhirnya menjadi Skull and Bones, sebuah game terpisah dari Assassin's Creed. Alasannya tidak lain adalah teknologinya yang sudah using.
2. Pertama Kali Diumumkan di E3 2017
Menyusul rumor yang telah beredar semenjak tahun 2013, Ubisoft pertama kali mengumumkan Skull and Bones pada publik di E3 2017. Saat itu, publisher asal Prancis itu menyampaikan game bajak lautnya tersebut akan meluncur pada paruh kedua 2018 di PlayStation 4, Xbox One, dan PC.
Secara konsep, Skull and Bones mengandalkan keahlian pemain dalam menerapkan strategi dan keputusan dalam pertempuran bajak laut yang intens. Tidak heran penggemar sangat menantikan game ini berdasarkan tanggapan terhadap demonya.
3. Telah Alami Penundaan Enam Kali
Ironisnya, Ubisoft kerap menunda perilisan game ini. Pertama, mereka menundanya hingga tahun 2019. Kedua, game action-adventure itu tertunda kembali hingga Maret 2020. Â Totalnya, game ini mengalami penundaan enam kali sebelum Ubisoft mengumumkan jadwal rilis pada 16 Februari 2024.
Kabar penundaan ini kerap mengecewakan penggemar. Dipercaya bahwa visi baru dan kebutuhan akan waktu pengembangan lebih lama pun menjadi lasan di balik serangkaian penundaan tersebut. Belum lagi tim pengembangan harus kehilangan setidaknya tiga direktur kreatif. Meski begitu, pihak publisher tetap berjanji mereka akan menyajikan Skull and Bones sebagai pengalaman bajak laut yang imersif. Â
4. Jadi Game Pertama AAA Ubisoft Singapore
Skull and Bones sekaligus menjadi judul game pertama yang dikembangkan oleh Ubisoft Singapore. Cabang studio lain seperti Ubisoft Berlin pun membantu Ubisoft Singapore dalam mengembangkan game ini.
Bahkan, Channel News Asia menyebutkan bahwa Skull and Bones menjadi game AAA pertama dari studio cabang Singapura itu. Dipercaya pula bahwa jumlah anggaran yang dihabiskan untuk memproduksi game open-world ini sebesar US$200 juta. Tentu saja, Ubisoft Singapore memiliki ambisi besar untuk menjadikan game besutannya ini menarik perhatian sebagai game utuh dengan grafis memukau dan mekanik inovatif.
5. Berlatar pada Era Keemasan Bajak Laut
Skull and Bones memiliki latar di wilayah Afrika Timur dan Asia Tenggara saat akhir abad ke-17, yakni puncak Golden Age of Piracy atau era keemasan bajak laut. Pemain akan menghadapi petualangan mengarungi samudera, pulau-pulau eksotis, dan kota perdagangan yang sibuk.
Single-player campaign-nya mengajak pemain mengarungi Samudera Hindia. Pemain akan berperan sebagai bajak laut yang memulai dari awal tanpa barang apapun dengan ambisi menjadi raja bajak laut. Mulai dari merekrut kru, membeli dan mempertahankan kapal, mengamati cuaca, hingga bertarung melawan bajak laut lain.
Tidak hanya single-player campaign, sebagai game live-service, elemen multiplayer juga menjadi fokus. Ubisoft sudah membagikan roadmap Year 1 yang berisi empat Season. Ini memastikan pemain bisa menikmati Skull and Bones dalam jangka panjang dengan elemen multiplayer-nya.
Skull and Bones kini sudah tersedia di PC, PlayStation 5, Xbox Series X|S, dan Amazon Luna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H