The Day Before, salah satu game terkontroversial sepanjang masa, akhirnya resmi mematikan server-nya pada 22 Januari 2024, tepat 45 hari setelah rilis sebagai early access. Fntastic, pengembangnya, sudah tutup genap lima hari setelah peluncuran game besutannya itu. Pengembang asal Singapura itu sudah menjanjikan begitu banyak, tetapi akhirnya gagal memukau semua pihak.
Tentunya sudah menjadi rahasia umum bahwa game produksi Fntastic itu sebagai salah satu judul game tergagal dalam sejarah industri. Berikut adalah alasan mengapa The Day Before gagal total.
1. Tidak Sesuai Janji
Fntastic pertama kali menjanjikan game besutannya itu sebagai game open-world MMO zombie survival. Pihaknya menjanjikan game-nya tersebut sebagai dobrakan baru dalam genre MMO dan survival. Trailer perdananya rilis pada Januari 2021 dan memamerkan mekanik dasar beserta visualnya yang sangat realistis.
Berkat trailer-nya yang berhasil memukau netizen, The Day Before berhasil menjadi game dengan wishlist terbanyak di Steam. Saat itu mereka sangat yakin game zombie itu sebagai hal yang sangat baru. Sayangnya, Fntastic menundanya karena berbagai alasan. Mulai dari pergantian engine dari Unreal Engine 4 ke Unreal Engine 5 hingga masalah trademark yang entah benar atau tidak.
Saat game-nya benar-benar meluncur sebagai early access pada 7 Desember 2023, banyak dari pemain sangat kecewa. Game impian mereka sama sekali tidak sesuai janji. Alih-alih MMO survival, mereka justru disajikan dengan hanya genre extraction shooter seperti Escape from Tarkov. Terlebih lagi, open-world-nya sangat membosankan dan tidak ada unsur kreativitas.
Bahkan, sosok anonim yang mengaku sebagai mantan staf Fntastic mengaku bahwa DualShockers bahwa The Day Before tidak dibuat sebagai MMO. Ia mengklaim bahwa game zombie itu berupa game third-person shooter dengan mekanik co-op mendekati model Rust, DayZ, dan Escape from Tarkov.
2. Trailer yang Terlihat Menjiplak Unsur dari Trailer Game Lain