Mohon tunggu...
Dimas Fradinata
Dimas Fradinata Mohon Tunggu... -

PknH UNY

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Hari Tetap Merokok Internasional"

31 Mei 2012   13:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:33 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

31 Mei, bagi sebagian orang adalah hari yang biasa-biasa saja. Tidak terkecuali bagi para perokok aktif yang masih berkeliaran di kehidupan ini yang belum tahu akan hari tersebut. Hari tersebut merupakan hari tanpa tembakau internasional atau lebih tepatnya hari mematikan rokok sedunia. Pada 31 Mei, para perokok aktif diharapkan bisa mematikan rokoknya selama satu hari, atau yang paling baik adalah mematikan rokok selamanya. Namun, apakah dengan adanya peringatan hari tanpa tembakau internasional tersebut, semua perokok berhenti merokok? Jawabannya tentu tidak.

Bagi masyarakat Indonesia, rokok sudah dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan pokok. Sebagai contoh adalah kampung saya. Di kampung Saya, hampir seluruh kepala keluarga yang Saya tahu itu merokok. Fenomena merokok di Indonesia sudah menjadi sesuatu yang sah-sah saja meskipun rokok mengandung banyak zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Efek samping dari rokok yang sering muncul di iklan rokok seperti kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin, seolah tidak menyurutkan niat masyarakat untuk merokok.

Dengan adanya hari tanpa tembakau internasional, para perokok pasif mengharapkan tidak ada lagi asap yang mengepul dari mulut-mulut perokok aktif. Tetapi harapan tersebut bertolak belakang dengan apa yang terjadi di masyarakat. Saya melihat masih banyak perokok aktif yang merokok pada hari ini. Sepanjang jalan pulang dari kuliah menuju kos, Saya bisa menghitung masih ada sekitar 30an orang yang merokok. Kebetulan jarak kampus menuju kos hanya sekitar 5 menit perjalanan memakai motor. 5 menit saja sudah 30 orang, bagaimana kalau jarak yang saya tempuh lebih dari 1 jam? Tentu akan semakin banyak orang yang Saya temui namun masih merokok. Belum lagi, orang-orang yang di warung makan yang menjadi langganan Saya. Hampir tidak ada orang yang tidak merokok sehabis makan. Menjadi semakin banyak saja orang yang Saya temui di hari tanpa tembakau internasional, namun masih tetap merokok.

Iya, rokok memang sangat “merajai” di negeri kita ini. Banyak sekali orang yang mengenal rokok justru dari jaman mereka masih anak-anak dan remaja. Salah satu masalah besar yang dihadapi negeri ini adalah sudah kenalnya anak-anak akan rokok. Sekarang ini, dari mulai anak SMP, SMA bahkan ada juga yang masih balita sudah merokok. Dengan efek samping yang membahayakan dari rokok, harusnya anak-anak pada usia tersebut belumlah atau kalau bisa jangan sampai merokok. Namun, permasalahan lain yang muncul adalah anggapan bahwa merokok itu keren. Saya perokok, namun untuk saat ini saya belum menemukan kekerenan saya dari merokok. Bahkan saya merasa tidak keren karena masih merokok.

Mungkin benar apabila anak-anak seusia mereka sedang mencari jati diri. Hal tersebut juga pernah Saya alami ketika masih SMP. Saya merokok mulai dari SMP, pada saat itu dapat dikatakan sempat terbesit pikiran bahwa merokok itu keren. Namun, sudah selama ini Saya belum merasakan kekerenan itu.

Sebenarnya dibalik itu semua, ada harapan yang ingin Saya capai yaitu bisa berhenti merokok, tetapi susah. Pernah Saya mencoba berhenti merokok, namun pada akhirnya Saya merokok kembali atau dapat dikatakan tergoda kembali untuk merokok. Jadi, mumpung belum terjebak dalam candu rokok. Hendaknya, bagi orang-orang yang tidak merokok jangan sampai merokok. Dan sebagai kaum perokok, Saya juga ingin berhenti, marilah kita saling menghormati.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun