Mohon tunggu...
Dimas Eka Putra
Dimas Eka Putra Mohon Tunggu... lainnya -

Pelajar mahasiswa yang suka membaca berita akan tetapi jarang menemukan berita kritikan akan sesuatu yang lumrah terjadi di masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minggu Pagi, Berkah!

19 Januari 2015   04:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:51 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Gudeg, Jogja, tidak hanya tentang Kota Pelajar maupun Kota Budaya atau semacamnya tetapi Kota yang menyuguhkan hal baru yang menarik. Salah satunya adalah SUNMORsingkatan dari Sunday Morning adalah dimana waktu pagi hari pada hari minggu masyarakat Kota Jogja banyak yang berkumpul di Jalan Prof. Doktor Drs. Notonagoro atau sekitar Timur Masjid UGM disana pada minggu pagi terdapat banyak sekali barang dagangan yang ditawarkan dengan harga miring. Tidak hanya harga miring akan tetapi diskon dan tawar menawarpun dapat didapatkan disini.

Baju baru maupun bekas, alat memasak, alat elektronik, berbagai merk makanan dan minuman bahkan hingga uang lama-pun dijual disini. Minggu pagi, Berkah! Itulah harapan para pedagang yang berjualan dan membuka lapak sedari jam 5 pagi. Para pedagan rela untuk bangun lebih pagi hanya untuk mendapatkan tempat di sunmor. Bukan hanya tempat yang murah yaitu Gratis akan tetapi iuran kebersihan hanya sebesar 5000 perak.

Entah apa yang terbesit dalam pikiran para pedagang hingga rela bangun pagi-pagi untuk mendapat tempat di sunmor, tetapi saat saya mewawancarai salah satu pedagang (18/1/2015) saya mendapatkan fakta yang cukup menarik. Bahwasannya omset saat berjualan di sunmor bisa 2-3 kali lipat dibanding dengan hari-hari biasa. “Disini itu yang penting datang pagi dia yang dapat tempat” ujar salah seorang pedagang makanan kentang goreng. Mungkin yang dikatakan tentang omset yang besar oleh para pedagang sunmor adalah benar adanya. Orang-orang berdatangan dari berbagai wilayah di kota Jogja.

“Kalau saya lebih bisanya menjual minuman seperti es teh dan kawan-kawan mas, walaupun beromset kecil tetapi bisa memenuhi kebutuhan saya yang anak kost ini” Dika. Dika adalah salah satu contoh pedagang yang masih mahasiswa, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Tidak hanya Dika mahasiswa yang berjualan di sunmor, tetapi mahasiswa lain dari UGM juga berjualan apa yang ia dan mereka bisa, hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup anak kost. “Kalau mahasiswa belum bisa cari duit sendiri itu mahasiswa kere”. Mahasiswa kere atau mahasiswa miskin kata Dika adalah mahasiswa yang seharusnya sudah bisa menghasilkan uang untuk dirinya sendiri tetapi masih saja mengandalkan orang tua. “Kan kasihan orang tua, sudah mendapat uang SPP untuk kuliah saja saya sudah bersyukur apalagi bisa mendapat uang jajan” ujar Dika sembari tersenyum.

Selain kalangan mahasiswa dari UGM pedagang dari luar juga bisa berjualan di sunmor. Salah satunya adalah Tegar. Ia berjualan ditemani istrinya berjualan fashion wanita. Mulai dari baju tidur, baju hang-out hingga tas juga dijual oleh Tegar. “Dulu waktu pertama berjualan disini itu tidak mudah, karena kita dahulu hanya bermodal sedikit, sedang untuk stok itu tergolong cukup mahal, tapi setelah tekun dan tak pernah bosan jadilah seperti saat ini” ujar Tegar. Dengan modal yang dari sedikit demi sedikit selalu Tegar sisihkan untuk menambah stok barang, sekarang omset yang dicapainya dalam sekali berjualan di sunmor dapat mencapai 1-2 juta.

Omset yang didapatkan pedagang berbeda-beda tergantung dari apa yang mereka jual dan sajikan kepada konsumen. Pedagang sunmor selesai berjualan sekitar pukul 12 siang. Setelah para pedagang yang diuntungkan sekarang adalah waktu yang tepat untuk orang yang memungut sampah. Tukang sampah dari yang bermodal karung hingga gerobak dapat mencari sampah dengan leluasa. Hingga pada pukul 1 siang sunmor sudah benar-benar bersih seperti tidak terjadi apa-apa.

Sunmor memang menguntungkan banyak pihak akan tetapi keuntungan yang tidak disertai tanggungjawab akan sama saja. Seperti sampah yang nantinya tidak dibersihkan akan membuat pemandangan tidak sedap, banyak pedagang yang meributkan tempat berjualannya dan sebagainya. Maka dari itu dibutuhkan kesadaran dari tiap-tiap orang yang berkunjung disunmor untuk menjaga kebersihan, ketentraman dan kenyamanan untuk siapa saja sehingga Sunmor Kota Jogja akan terus seperti ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun