Mohon tunggu...
dimas dinu
dimas dinu Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

BACKPACKER

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Kreativitas Civitas SDN Pandanrejo 01 melalui Kreasi Batik Jumputan

17 Agustus 2023   20:54 Diperbarui: 18 September 2023   15:39 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak/Ibu Guru SDN PANDANREJO 01 foto bersama anggota PMM Kelompok 49 Gelombang 4 (Dok. pribadi)

Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) menjadi wadah bagi para mahasiswa menyalurkan berbagai macam kegiatan positif pada masyarakat. PMM sendiri bertujuan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Salah satunya yang dilakukan oleh kelompok 49 gelombang 4 pada hari Minggu 13 Agustus 2023. Dengan beranggotakan M. Bustanul Azhar, Novika Dinda Riasty, Ayunda Lestari, Qaffadilah Sufista Inabuan, dan Dimas Unggul Dinutomo yang berasal dari Prodi Hukum dengan Dosen Pembimbing Lapangan ibu Ratri Novita Erdianti, SH., M.H , mereka melakukan kegiatan Pembuatan Batik Jumput bersama bapak/ibu guru SDN PANDANREJO 01

Batik Jumputan merupakan kerajinan khas daerah Banjarmasin yang sangat digemari baik itu oleh masyarakat umum, maupun pecinta batik nusantara. Setiap corak dalam batik jumputan dikerjakan dengan menggunakan teknik ikat celup. Berbeda dengan teknik pembuatan batik khas Jawa yang menggunakan canting dan lilin malam (Rini Ningsih, 2001).

Teknik batik ikat celup juga biasa dikenal dengan sebutan teknik celup rintang, yakni menggunakan tali untuk mengikat bagian tertentu pada kain. Fungsinya, agar bagian tersebut tidak menyerap warna ketika proses pewarnaan berlangsung sehingga tercipta motif-motif unik nan menawan (Nian, DS. 1990)

Batik saat ini merupakan identitas atau simbol dari negara Indonesia yang memiliki berbagai macam keragaman budaya. Tidak hanya itu, batik juga mulai dikenal oleh hampir seluruh negara yag ada di dunia. Saat ini, batik memiliki motif yang cukup beragam. Tidak hanya bermotif kultural seperti mega mendung, sidoluhur dan kawung, batik juga memiliki motif yang dapat dikatakan moderen seperti kotak-kotak, garis, polkadot, dan lain-lain. Dalam pembuatan batik pun metode yang digunakan cukup beragam seperti batik tulis, batik cap, batik printing, dan batik jumput (Harmoko, 1996).

Dari beberapa teknik yang ada dalam pembuatan batik, batik jumput adalah salah satu teknik yang sedang sering digunakan. Ini dikarenakan proses pembuatan batik jumput lebih efisien dibandingkan pembuatan batik tulis dan tenun yang memakan waktu cukup lama. Batik jumput memiliki cara pembuatan yang khas yakni dengan diikat dan dicelup pada tinta pewarna sehingga menghasilkan motif yang sangat beragam (Poes G. 1990)

Pada awalnya, batik jumput hanya memiliki motif tradisional yang identik digunakan dalam upacara adat. Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman, motif batik jumput semakin bervariasi seperti motif juputan, pelangi memutar, tritik, dan sasirangan (Juwita, HK, 2018).

Motif Jumputan. Motif ini dibuat dengan cara kain putih yang ditarik kemudian diikat. Tali yang digunakan harus tali yang tidak dapat menyerap warna contohnya karet atau rafia. Setelah diikat, kemudian kain dicelupkan kedalam air panas yang dicampur dengan pewarna dan setelah satu jam tali dilepas dan kemudian kainnya dibilas dengan air biasa (dingin).

Motif Pelangi. Selain motif jumputan, motif pelangi memutar atau yang disebut dengan (Tiedye) ini adalah yang paling sering digunakan dalam praktek pembelajaran disekolah. Motif pelangi dan jumputan sejatinya hampir sama.

Kedua motif batik celup tersebut hanya berbeda pada proses pembuatannya. Pada pembuatan motif pelangi, yang pertama kali dilakukan yaitu membasahi kain dengan larutan (Pro) yang berfungsi sebagai penguat warna agar tidak mudah luntur. Setelah itu, ambil titik tengah kemudian putar secara spiral membentuk seperti bunga mawar lalu diikat dengan karet atau rafia. Dalam pemberian warnanya ada dua macam yakni dengan mengikuti arah putaran spiral atau dengan sesuai dengan blok yang dihasilkan dari karet atau rafia. Langkah terakhir adalah mengangkat kain dari cairan warna lalu dijemur.

Motif tritik. Motif tritik jumputan ini adalah proses pewarnaan rintang pada kain dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corakcorak tertentu. Pada umumnya motif yang dihasilkan dari teknik tririk jumputan adalah bulat-bulat dan garis berupa motif seperti biji mentimun. Coraknya dibuat melalui menjelujur kain, kemudian ditarik rapat hingga mejadi satu gumpalan kain. Setelah diwarnai, benang dapat dicabut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun