Mohon tunggu...
Dimas Darmawan
Dimas Darmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

basket

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Self Love

20 September 2022   21:06 Diperbarui: 20 September 2022   21:14 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama               : Dimas Darmawan

Nim                 : 202210230311289

 

 

Self love

Apa itu self love? self-love adalah apresiasi pada diri sendiri. Perasaan ini tumbuh dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Mencintai diri sendiri berarti kamu menghargai kesejahteraan dan kebahagiaanmu sendiri.

Aspek apa saja yang penting terkait self love?

  • Self -- awareness

Self awareness adalah hal utama yang harus diasah, yang merupakan sikap untuk berupaya memerhatikan pikiran, perilaku, perasaan, dan dampaknya terhadap orang lain. Yang juga merupakam kesadaran diri seseorang akan proses berpikirnya. Proses berpikir seperti bagaimana pikiran mempengaruhi individu, dan bagaimana pengaruh emosi terhadap tindakan individu. Menurut penelitian Tasha Eurich PhD, seseorang yang memiliki self awareness dinilai lebih percaya diri dan lebih sukses dalam hubungan maupun pekerjaannya, disimpulkan seseorang yang memiliki self awareness yang baik seperti lebih percaya diri, lebih kreatif, membangun relasi lebih kuat, berkomunikasi lebih efektif, dan membuat keputusan yang baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningktkan self awareness yaitu memberanikan diri untuk keluar zona nyaman, menciptakan keharmonisan kebersamaan dalam bekerja, saling bertukar pendapat, dan ingin tahu.

  • Self -- worth

Self worth merupakan keyakinan terhadap diri sendiri, ketika seseorang menyadai bahwa dirinya berharga terhadap pencapaiannya atau kualitas yang dimilikinya. Self worth lebih menekankan bahwa diri sendiri adalah orang yang baik dan berguna, lebih kepada bagaimana kita menghargai diri kita.

  • Self -- esteem

Berbeda dengan self worth, self esteem lebih terikat pada kualitas dan pencapaian yang dimiliki individu, ketika saat individu merasa puas dan nyaman dengan siapa ia sebenarnya, dimana ia berada, hingga hal -- hal yang dimilikinya. Seperti happy dengan karakter dan kemampuan anda. Salah satu ciri self esteem yaitubertindak secara mandiri. Mereka dengan harga diri yang tinggi akan membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang masalah dirinya sendiri.

  • Self -- care

Individu dapat melakukan hal hal yang ia sukai untuk menjaga kesehatan dirinya, self care juga merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatan diinya. Tetapi tekadang kita menjadi orang yang cenderung lebih mementingkan apa yang orang lain bicarakan tentang kita, daripada peduli pada diri kita sendiri. Kita mungkin tertarik dengan self caredan harus tahu perbedaan yang benar antara praktek yang tepat dan kurag tepat, salah satunya seperti menonton acara kesukaan, melakukan meditasi, memanjakan diri atau mempercantik dengan melakukan refleksi pijat, dll.

Pentingkah untuk remaja?

Fase remaja merupakan salah satu fase yang amat penting sekaligus amat rentan pada manusia. Pada fase ini, terjadi peralihan dari fase anak-anak menuju fase remaja baik secara fisik maupun secara psikis Fase remaja juga merupakan tahap perkembangan identity versus identity confusion atau pencarian jati diri. Pada masa ini, remaja mencoba mencari jawaban dari pertanyaan "siapakah saya?" Mereka mulai membentuk suatu gambaran mengenai dirinya (misalnya saya tinggi atau pendek), peran-peran (misalnya sebagai anak, cucu, teman, atau pacar), minat (missalnya saya hobi menggambar atau mendengarkan musik), hingga nilai dan keyakinan. Gambaran global tentang diri remaja ini sering disebut dengan konsep diri. Di dalam konsep diri terdapat juga gambaran global mengenai penampilan dan bentuk tubuh atau body image.

Mengapa remaja seringkali terlihat memperhatikan penampilan mereka? Salah satu alasan ialah karena mereka berusaha untuk bisa cocok dengan kelompok mereka, agar mereka diterima di kelompok yang mereka inginkan. Selain berusaha masuk dalam satu kelompok, remaja juga berusaha untuk menampilkan keunikan dari dirinya agar berbeda dari kelompoknya sehingga mereka seringkali menghabiskan waktunya untuk bereksplorasi mencari gaya yang unik untuk ditampilkan. Selain itu, remaja juga punya cara berpikir yang khas, yaitu egocentrism (kecenderungan berpikir bahwa dirinya merupakan pusat perhatian orang orang di sekelilingnya). Oleh karena itu, mereka pun semakin memperhatikan penampilannya karena mereka berpikir bahwa penampilan mereka sangat dinilai oleh orang lain meskipun tidak selalu demikian. Pada fase remaja, seseorang juga mulai mengembangkan harga diri (self esteem) atau sejauh mana mereka menghargai dan merasa nyaman dengan diri sendiri. Harga diri ini berkembang dengan cara yang unik untuk masing-masing orang. Biasanya, harga diri yang terbentuk akan cenderung menetap sepanjang masa remaja dan terbawa hingga dewasa. Misalnya, seorang remaja yang merasa dirinya menarik sehingga bisa menerima diri dan penampilan fisik apa adanya cenderung menilai diri secara positif hingga dewasa. Oleh karena itulah, pembentukan harga diri atau self esteem pada remaja menjadi sangat penting.

dalam membentuk body esteem maka seseorang akan lebih banyak mengandalkan penilaiannya yang subyektif dibandingkan dengan penilaian yang lebih obyektif seperti misalnya proporsi berat badan dan tinggi badan yang sebenarnya. Selanjutnya body esteem yang sudah terbentuk ini akan berkontribusi terhadap pembentukan harga diri secara keseluruhan. Oleh karena itu, bila seseorang sangat tidak puas dengan keadaan tubuhnya sehingga ia memiliki body esteem yang rendah, maka harga diri individu yang bersangkutan juga akan menjadi rendah.

Hendaknya remaja yang telah memiliki self-esteem positif tetap mempertahankannya dan melatih untuk berlaku asertif dengan cara menjalin relasi dengan orang lain, berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman serta melatih keberanian untuk berbicara secara jujur dengan tepat tanpa merasa takut, hal inI dilakukan agar remaja dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya serta dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

Langkah apa saja untuk membentuk self love?

  • Membangun self esteem

dengan cara melakukan hal -- hal yang terhormat seperti contohnya kamu memiliki value bahwa tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, kamu melakukan semua kewajiban dengan penuh tanggung jawab.

  • Menerima diri sendiri

Mulai dari bagian yang kamu sukai hingga kamu kurang sukai. Tidak ada salahnya untuk menerima semua bagian yang kamu miliki.

  • Penguatan sendiri

Secara sadar maupun tidak sadar kita jarang memberi afirmasi atau penguatan diri sendiri. Seperti "aku sangat bagus hari ini". Hal ini perlu dilakukan agar kamu dapat memandang diri kamu dari sisi yang lebih positif dan merasa berharga.

  • Terhubung dengan orang lain

Bagaimanapun, kita merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Kamu dapat meningkatkan self love dengan cara berhubungan dengan orang -- orang yang menerima kamu apa adanya sekaligus membuat kamu terus berkembang.

dalam membentuk body esteem maka seseorang akan lebih banyak mengandalkan penilaiannya yang subyektif dibandingkan dengan penilaian yang lebih obyektif seperti misalnya proporsi berat badan dan tinggi badan yang sebenarnya. Selanjutnya body esteem yang sudah terbentuk ini akan berkontribusi terhadap pembentukan harga diri secara keseluruhan. Oleh karena itu, bila seseorang sangat tidak puas dengan keadaan tubuhnya sehingga ia memiliki body esteem yang rendah, maka harga diri individu yang bersangkutan juga akan menjadi rendah.

Kesimpulan?

Remaja diharapkan terus mengembangkan diri untuk lebih meningkatkan harga diri dengan cara mengikuti kegiatan yang positif, mengikuti ekstrakurikuler, dan belajar untuk menghargai diri sendiri, serta membiasakan diri untuk berperilaku asertif sehingga memberikan dampak yang postif bagi remaja di lingkungan sekolah maupun pergaulannya.

 

 

 

 

 

Referensi

Herabadi, A. G. (2007). Hubungan antara kebiasaan berpikir negatif tentang tubuh dengan body esteem dan harga diri. Makara Human Behavior Studies in Asia, 11(1), 18-23.

Muthmainnah, Y. A. R. PENGARUH SELF-ESTEEM TERHADAP ASERTIVITAS PADA REMAJA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun