Pengaruh Gadget Pada Anak Usia Dini Dapat Menyebabkan Kelalaian Dalam Beribadah
Pada anak usia dini sebenarnya kita sebagai orang tua sudah diwajibkan untuk mendidik anak-anak kita dalam melakukan ibadah seperti sholat, karena agar anak tersebut terbiasa nanti ketika sudah menginjak usia remaja tidak melulu kita suruh dan memiliki kesadaran sendiri terhadap kewajibannya untuk beribadah kepada Allah SWT, tapi tantangan dari menjalankan kewajiban kita sebagai orang tua sangat banyak apalagi di zaman modern seperti saat ini.
Dengan kemunculan gadget yang merajalela seperti handphone kita sebagai orang tua harus lebih bijak dalam penggunaan gadget terhadap anak kita, karna seperti yang saya lihat saat ini sudah sangat banyak anak usia dini yang sudah memegang handphone bahkan sudah memilikinya, hal itu menyebabkan hambatan bagi kita sebagai orangtua untuk menjalankan kewajiban mendidik anak-anak kita.
Ini juga keresahan saya yang melihat adek saudara prempuan saya yang masih duduk di bangku sekolah dasar yang sangat kecanduan dengan handphone nya yang menyebabkan dia lupa akan segala hal dari kewajibannya menunaikan ibadah kepada Allah SWT dan kewajibannya belajar hal itu dikarenakan dia sangat kecanduan dengan handphonenya, itu juga menurut saya di sebabkan kurangnya perhatian dari orangtuanya dikarenakan sibuk dengan pekerjaanya masing-masing sedangkan minat belajarnya juga menurun.
Dan juga kurang adanya kesadaran pada dirinya akan kewajiban beribadah, dikarenakan tadi dia sangat sibuk dengan dunia gadget nya, saya sebagai kakak sudah mencoba menasehatinya bahkan dia sudah berani membantah nasehat saya, memang pengaruh handphone sangat besar terhadap perilaku dan kebiasaan pada anak karna segala apapun mudah di dapat seperti hiburan anak-anak di youtube dan lain sebagainya.
Sedangkan dulu hiburan kita pas waktu kecil mungkin main sama teman-teman bermain petak umpet, karambol, kejar-kejaran yang mana itu bisa menimbulkan sifat sosialis pada anak dan Ketika sudah waktunya surup atau maghrib kita sudah tau waktunya untuk pulang dan menunaikan ibadah sholat maghrib yah meskipun tidak serius dalam melaksanakan dapat di maklumi usia kita masih kecil.
Berbeda dengan anak zaman sekarang yang sudah kecanduan akan pengaruh gadget dan sudah tidak ada kesadaran sama sekali akan kewajiban beribadah kepada Allah SWT, tapi kita sebagai orang tua tidak boleh menyerah atas keadaan ini karna itu juga merupakan kewajiban kita sebagai orang tua untuk mendidik anak-anak kita karna anak juga merupakan tiitpan dari tuhan untuk kita jaga dan kita rawat dengan baik.
Oleh karna itu sering kita mendengar hadist-hadist yang berkaitan dengan perintah akan ibadah kepada Allah SWT seperti berikut :
Dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi.
‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu juga memberi nasehat kepada kita,
ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً ، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً ، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ ، وَلاَ تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا ، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابَ ، وَغَدًا حِسَابٌ وَلاَ عَمَل
Artinya :
“Dunia itu akan pergi menjauh. Sedangkan akhirat akan mendekat. Dunia dan akhirat tesebut memiliki anak. Jadilah anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak dunia. Hari ini (di dunia) adalah hari beramal dan bukanlah hari perhitungan (hisab), sedangkan besok (di akhirat) adalah hari perhitungan (hisab) dan bukanlah hari beramal.” (HR. Bukhari secara mu’allaq –tanpa sanad-)
Hal ini sudah cukup menjelaskan betapa pentingnya beramal di dunia yaitu salah satunya menjalanakan kewajiban kita yaitu melaksanakan ibadah kita yaitu shalat lima waktu hal ini harus diterapkan sejak dini nah ini merupakan peran kita orang tua untuk melaksanakan ajaran tersebut agar anak – anak kita paham sejak dini bahwa pentingnya ibadah dari usia dini.
Hal ini juga sudah dijelaskan lagi di dalam hadis nabi dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhu , ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda”
مْعَلَيْهَا وَهُمْأَبْنَاءُعَشْرِسِنِيْنَمُرُوْا أَوَْلَدَكُمْبِالصََّلَةِوَهُمْأَبْنَاءُسَبْعِسِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُ
Artinya:
“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun! Dan pukullah mereka ketika
berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat)!”
Ini merupakan bentuk ketegasan terhadap mendidik anak kita agar bisa melaksanakan kewajibannya dengan baik karena juga itu untuk kebaikannya kelak ketika dia sudah dewasa dan sebagai bentuk upaya kita dalam melaksanakan amanah tuhan sudah menitipkan anak kepada kita.
Ada juga beberapa cara agar anak kita tidak kecanduan gadgetnya dan sadar akan kewajiban ibadahnya antara lain yaitu:
-Kita sebagai orang tua harus membatasi penggunaan gadget pada anak – anak kita dan harus dengan tegas karena anak harus sadar akan yang dia lakukan merupakan kesalahan karna terlalu sering dalam pengunaan handphonenya.
-Sebagai orang tua kita harus mengajarkan anak – anak kita tata cara sholat yang baik dan benar dengan cara kita mengajak sholat berjamaah meskipun hanya dirumah agar anak juga terbiasa dengan sholat dan tidak keberatan Ketika melakukannya.
-Kita juga harus menyempatkan waktu kita orang tua untuk mengontrol penggunaan gadget dari anak anak kita, keseringan penggunaan gadget juga menyebabkan mata minus dan menurunnya kesehatan mata.
Tapi kalau menurut opini pribadi saya lebih baik anak pada usia dini tidak usah diberikan waktu untuk menggunakan gadget karna di usia seperti itu anak – anak juga butuh tahap pengembangan agar mengenal dunia luar dan pandai bersosialisasi dan bisa membantu pertumbuhan anak denga baik dan tidak kecanduan oleh gadget yang bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan anak kita maupun kesadarann akan kewajiban beribadahnya.
Dan yang terakhir dari saya yaitu ada lima hal yang sangat berarti di hidup ini seperti yang pernah dikatakan oleh Al Munawi yaitu :
فَهِذِهِ الخَمْسَةُ لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلاَّ بَعْدَ زَوَالِهَا
Artinya ;
“Lima hal ini (waktu muda, masa sehat masa luang, masa kaya dan waktu ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima hal tersebut hilang.” (At Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/356).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H