Mohon tunggu...
Dimas Bayu Nugroho
Dimas Bayu Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya jurusan Psikologi. Mendengarkan musik ditemani secangkir kopi adalah cara saya merehatkan diri sejenak dari hiruk pikuknya kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Judi Online dan Kesenangannya

23 Oktober 2023   11:04 Diperbarui: 23 Oktober 2023   11:25 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tentunya kita pernah mendengar tentang judi online. Atau bahkan kita punya orang-orang terdekat kita yang terjerumus dalam judi online hingga terlilit hutang. Mereka yang tiada hentinya menghambur-hamburkan uang mereka berjuta-juta hinga ratusan juta pada oasis kemenagan berkali-kali lipat. Tentunya kita bertanya-tanya, bagaimana bisa mereka terjerumus pada judi online hingga membuat hidup mereka hancur.

sebelum masuk dalam topik utama, ada baiknya kita mengenal salah satu filsuf yang menjadi salah satu tokoh besar dalam filsafat Rasionalisme yang nantinya kan berhubungan dengan topik kali ini. Seperti namanya Rasionalisme adalah pendekatan filsafat yang menekankan pentingnya akal budi dan pemikiran rasional dalam memahami dunia dan pengetahuan.

Kembali ke topik utama pembahasan. Kira-kira faktor apa saja yang membuat seseorang dapat terjerumus dalam judi online?

1. kemudahan akses

Di era globalisasi seperti saat ini, kemudahan akses internet sangatlah berdampak positif bagi kehidupan manusia. mulai dari akses informasi yang luas hingga membantu pekerjaan manusia. namun era globalisasi juga menimbulkan dampak negatif. Salah satunya judi online.

Zaman dulu kita harus pergi ke kasino atau ke tempat-tempat tertenut untuk bisa melakukan perjudian. Namun, cepatnya akses internet membuat kita bahkan bisa melakukan judi dari tempat tidur dengan bermodalkan sentuhan jari. Kemudahan inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat orang-orang jadi lebih mudah terjatuh ke perangkap judi online.

2. Permainan yang beragam

Mulai dari judi bola, slot, poker, dan lain-lain. Semua memiliki cara bermain yang berbeda. Banyaknya ragam permainan membuat orang-orang tidak bosn-bosannya menghamburkan uang mempertaruhkan uangnya pada judi-judi online tersebut.

Selain permainan yang beragam, website-website yang menyediakan layanan judi pun tak terhitung banyaknya di internet. Yang mana makin membuat orang-orang lompat dari satu situs judi ke situs judi yang lain.

3. Jaminan kemenangan

Tiap-tiap situs judi online menawarkan jaminan kemenangan yang tentunya menggiurkan. Terutama judi slot. Para bandar biasanya memakai trik untuk memenangkan pemain pada awal-awal bermain untuk membangun rasa "nagih" pada pemain untuk berjudi di situs mereka.

Mereka akan telat menyadari bahwa "keuntungan" yang mereka dapat pada saat bermain judi online sangatlah jauh dari uang yang telah mereka pakai untuk bermain.

4.  Promosi

Patut diakui, promosi yang dilakukan oleh para bandar judi sangatlah genjar besar-besaran. Kita bisa lihat mereka menggaet para influencer, streamer, hingga akun-akun dengan follower ratusan ribu untuk mempromosikan situs judi mereka.

Tentunya fans-fans mereka menjadi kabur pandangan terhadap betapa buruknya judi online yang sedang para idola mereka promosikan. Para fans-fans ini jadi lebih gampang terjerumus ke dalam jeratan judi online.

Dari faktor-faktor di atas, tujuan diatas hanya akan menimbulkan satu masalah utama susahnya para pemain judi online ini untuk lepas dari hal yang mereka lakukan, CANDU. Para bandar tentunya sangat ingin membuat orang-orang menjadi kecanduan judi.

Kecanduan yang dialami para pemain judi online tentunya menjadi ladang hijau para bandar dalam mencari keuntungan. Para pemain tentunya sulit untuk lepas dari kecanduan mereka pada judi online tanpa lingkungan atau support  orang terdekat.

"Cogito Ergo Sum" adalah ungkapan yang dikemukakan oleh Rene Descartes yang artinya "aku berpikir, maka aku ada". Arti dari ungkapan ini sendiri adalah, manusia dianggap "ada" ketika ia mulai "ragu" atau menggunakan menggunakan "akal" rasionali nya untuk berpikir. Terutama pada fenomena-fenomena yang ada di alam atau lingkungan sosial.

Tentunya pada dasarnya kita semua mengetahui bahwasannya, judi adalah suatu perbuatan yang sia-sia, bahkan merugikan. Tapi sebagai manusia, kita harus menggunakan "akal" kita melihat fenomena judi online yang sedang marak-maraknya di sekitar kita. Kita menjadi lebih tahu mengapa banyak orang yang jatuh dalam lingkaran perjudian.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, faktor-faktor tersebut lah yang membuat seseorang menjadi lebih sulit keluar dari kecanduan. Diharapkan setelah mengetahui beberapa faktor di atas, kita sebagai manusia yang berakal tentu dapat membantu orang-orang yang sudah terpapar judi online dengan beberapa cara, salah satunya support dan menyemangati orang tersebut untuk berhenti dan tidak hanya menjelek-jelekan bahkan mengucilkan mereka.

Nama : Dimas Bayu Nugroho

NIM : 1512300058

Prodi : Psikologi

Mata Kuliah : Filsafat Manusia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun