Mohon tunggu...
Dimas Bagus Ramadhan
Dimas Bagus Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

S1 - Teknik Mesin

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Penyakit Hipertensi

12 Oktober 2021   21:26 Diperbarui: 15 Oktober 2021   09:48 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hipertensi adalah penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah yang terlalu tinggi pada manusia. Tekanan darah sendiri dapat didefinisikan sebagai tekanan darah yang terjadi di dalam pembuluh arteri, dimana suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi atau berlebihan. Seseorang dapat dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik disebut dengan tensi darah.

Tekanan darah dapat meningkat drastis melalui beberapa cara. Pertama, jantung memompa lebih cepat sehingga darah mengalir sangat tinggi setiap detiknya. Lalu arteri besar secara tiba-tiba kaku dan dapat mengakibatkan sempitnya pembuluh darah sehingga menyebabkan naiknya tekanan darah (hal ini biasanya terjadi pada lansia). Dan yang terakhir bisa juga karena ada kelainan fungsi ginjal, sehingga ginjal tidak dapat membuang garam dan cairan yang dapat memicu terjadinya tekanan darah yang cukup tinggi.

Hipertensi ini dibedakan menjadi hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan tekanan darah tinggi yang tidak diketahui penyebab terjadinya atau tidak ada tanda-tanda kelainan organ lainnya. Para ahli memperkirakan bahwa munculnya hipertensi ini oleh sistem saraf, humoral, dan hemodinamik. Sedangkan hipertensi sekunder adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh masalah kesehatan seperti gangguan pembuluh darah, jantung, ginjal, atau sistem endrokrin. Mungkin banyak masyarakat yang belum mengetahui kedua perbedaan hipertensi ini dan hanya menduga-duga cara pencegahan dan pengobatannya.

Sedangkan klasifikasi hipertensi dapat dibedakan menjadi hipertensi sistolik terisolasi dan hipertensi maligna. Orang yang mengalami hipertensi sistolik terisolasi memiliki tekanan sistolik sampai 140 mmHg bahkan bisa lebih, namun tekanan diastoliknya kurang dari 90 mmHg. Orang yang mengalami hipertensi jenis ini biasanya orang yang sudah lanjut usia. Selain itu, hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah. Penanganan hipertensi ini harus sangat cepat karena dalam waktu 3-6 bulan orang yang menderita penyakit hipertensi ini dipresikdi dapat meninggal dunia.

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah manusia. Hipertensi tidak hanya diakibatkan oleh tekanan darah yang abnormal namun juga dapat diakibatan oleh komplikasi penyakit dan kelainan para organ. Mengonsumsi makanan yang memiliki kadar garam cukup tinggi juga dapat memicu terjadinya hipertensi. Selain itu, penyebab munculnya hipertensi dapat diakibatkan oleh endapan kolesterol dan lemak yang dapat menyebabkan tekanan darah menjadi sangat tinggi. Tingkat kadar kolesterol di dalam darah dapat diakibtakan karena kurangnya asupan asam amino esensial, antioksidan, biotin, karnitin dan asam lemak esensial. Kenaikan kadar kolesterol di dalam darah juga diakibatkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan. Tentunya hal ini sangat berbahaya dan perlu penanganan secepatnya. 

Hipertensi berhubungan dengan umur seseorang, dikarenakan penyakit ini sering menyerang orang yang sudah lanjut usia. Semakin tua seseorang juga dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa gejala yang sering terdapat pada penderita hipertensi antara lain sakit kepala, pendarahan hidung, wajah kemerahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi adalah dengan pengobatan hipertensi, pengobatan yang terfokus pada pengontrolan konsumsi makanan yang mengandung garam dalam jumlah tinggi. Mengenai pengobatan generasi baru yang berkembang saat ini hanyalah golongan obat-obatan penghambat untuk endotel. Sedangkan obat hipertensi jenis angiostensin II receptor blocker serta calcium channel blocker seperti nefidipin, dan amplopidin dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah seseorang. Dan cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengobati hipertensi adalah dengan cara herbal. Racikan tanaman herbal yang biasanya digunakan untuk pengobatan herbal adalah cincau, sambiloto, daun seledri, bawang putih, daun misai kucing, dan serai. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi. Menyadari risiko dan bahaya penyakit hipertensi ini, kita harus berhati-hati dan memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan untuk masa yang akan mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun