Plastik, salah satu benda korban kambing hitam manusia. Ia dituduh sebagai penyebab terjadinya pencemaran lingkungan, hingga dituduh menjadi pembunuh biota laut, miris. Menurut saya pribadi, plastik tidak salah dan tak patut disalahkan. Ia adalah buatan manusia, ditemukan lewat program penelitian yang panjang dan bernilai tidak sedikit.
Teknologi plastik semakin digandrungi oleh masyarakat. Banyak masyarakat terbantu akan penggunaan plastik. Baik sebagai kantung belanja, tempat makan, tempat minum, sedotan, dsb. Akibatnya, ketergantungan hingga konsumsi yang berlebihan.
Konsumsi plastik meningkat di momentum tertentu, salah satunya saat bulan Ramadan. Hal tersebut seiring sejalan dengan tingkat konsumsi yang meningkat. Coba saja hitung, dalam sehari berapa kantung plastik yang kita gunakan. Misal, dapat plastik saat belanja ke swalayan, dapat plastik saat belanja di mamang sayur, dapat plastik dari hasil berburu takjil, plastik, plastik dan plastik!
Perlu diketahui, bukan berarti saya ANTI PLASTIK, bukan. Yang perlu kita sadari bersama, bahwa penggunaan plastik seyogyanya kita atur sesuai kebutuhan. Saya memiliki beberapa tips sederhana yang bisa teman-teman terapkan. FYI tips berikut sudah saya terapkan di kehidupan keluarga kecil saya.
Bawa kantung belanja sendiri saat belanja
Salah satu keuntungan "sering" diundang ke sana-ke mari adalah memiliki koleksi Totebag. Begitulah kehidupan sebagai bloger, dapat bingkisan berupa goodie bag, katanya. Bahkan label "bloger goodie bag" tak khayal tertempel dijidat saya. Tidak masalah, toh orang yang melabeli sedemikian rupa tidak memberi makan saya dan keluarga saya. Kesampingkan itu, lanjut!
Saya berterima kasih kepada sponsor yang dengan senang hati memberikan totebag. Secara tidak langsung saya sudah "disentil" untuk diet plastik. Totebag berbahan dasar kain, mudah di bawa, sederhana dan ketje---karena ada gambar atau nama produk sponsor---menjadi teman yang setia menemani setiap kali bepergian. Terutama saat berbelanja.
Cukup keluarkan totebag yang kita bawa, kemudian masukan belanjaan ke dalamnya, dan tinggal kita tenteng pulang dengan mudah. Kenapa bisa ditenteng dengan mudah? Coba rasakan bedanya menenteng kantung plastik atau kresek dengan menenteng totebag saat membawa belanjaan. Menurut saya lebih nyaman menenteng totebag, jari pun tidak terasa sakit saat membawanya dan tentunya lebih ketje!
Oiya, perlu pertimbangkan pula banyaknya belanjaan yang akan kita beli dengan kantung belanja yang kita bawa. Sebaiknya buat daftar belanjaan sebelum pergi berbelanja dan bawa totebag yang sekiranya muat membawa pulang belanjaan yang akan dibeli. Hal ini juga melatih menajemen keuangan, agar kantung belanja tidak "jebol" dan untuk menjaga keharmonisan keuangan rumah tangga---halah.
Bawa tempat minum sendiri saat bepergian
Meskipun hal ini terbilang "sedikit merepotkan", namun bagi saya tidak. Memang di luaran sana telah banyak tersedia minuman mineral hingga minuman berenergi dalam kemasan, dan dinilai lebih simple. "Kalau haus, ya tinggal beli", katanya se-simple itu!
Tapi tetap ditenteng ke mana-mana kan botolnya? Nentengnya juga sama kan dengan kita bawa botol sendiri? Kalau habis, yang dibilang cara simple tadi harus membeli minuman lagi, dan botolnya dibuang, iya gak? Satu kalimat: Kurang hemat!
Kalau saya, biasanya bepergian membawa botol minuman sendiri. Orang banyak menyebutnya tumbler atau apalah itu. Hal itu dilakukan selain untuk diet plastik adalah upaya penghematan kecil-kecilan. Jika air minuman dalam botol saya habis, saya bisa isi ulang di tempat-tempat yang menyediakan free minuman. Biasanya saya mendapatinya di tempat publik atau tempat ibadah. Cukup hemat bukan?
Pura-pura menjadi pengepul kreatif
Jika "terpaksanya" mendapati botol minuman dalam kemasan, biasanya saya tidak membuangnya dalam perjalanan. Saya lebih suka membawanya pulang ke rumah untuk menambah koleksi botol-botol bekas saya, maklum pengepul---hehe. Bukan.., botol tersebut nantinya menjadi target pelampiasan kreatifitas saya, terutama di saat bosan. Saya termasuk salah satu korban tontonan youtube, tapi selagi bermanfaat, tidak apa-apa kan?
Tak cukup sampai pada botol saja. Saya dan keluarga juga mengumpulkan serta mengkoleksi kantung plastik; kresek, kemasan sabun, kemasan deterjen, kemasan minyak goreng, dsb. Untuk kresek, biasanya kami melipatnya sedemikian rupa hingga berbentuk segetiga. Selain lebih rapi, menyimpannya tidak makan tempat. Kami memang selo---dalam bahasa Jawa artinya: memiliki waktu luang---terkadang!
Untuk botol dan kemasan plastik lainnya, biasanya kami menggunakannya sebagai media tanam. Mumpung istri lagi suka urban farming manfaatkan saja, namanya juga penghematan kecil-kecilan, daripada beli pot tanaman---hehe. Masih banyak yang bisa dikreasikan dengan barang-barang bekas tersebut. Mulanya mereka sampah, tapi lewat tangan kreatif, kita bisa memberikannya nilai lebih!
Mudah bukan tips diet plastik a la keluarga kecil kami? Ingin mencobanya? Cobalah segera! Di bulan baik, segerakanlah berbuat baik, bukan begitu? Selamat menunaikan ibadah puasa, bagi yang menunaikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H