Si anak pun tertawa kecil sambil menjawab, "Tenang bu.. semua yang ada di sini boleh ibu makan. Kita cukup bayar Rp180.000,- untuk berdua".
"Ha?! Jangan bercanda nak, ibu tanya serius", tanya ibu dengan mata agak terbelalak.
"Serius bu.., ini baca saja", jawab si anak sambil menyodorkan selembar kertas yang berdiri tegak di atas meja mereka untuk meyakinkan si ibu.
"Banyak sekali nak?! Ibu tak sanggup jika harus memakan semua menu yang ada", tanggap lugu si ibu.
Si anak pun kembali tertawa kecil mendengar tanggapan lugu si ibu. "Ibu pilih dan ambil saja apa yang ibu suka dan ibu ingin makan. Kita makan secukupnya bu. Bukankah itu yang selalu ibu ajarkan kepadaku mengenai adab makan?", terang si anak kepada si ibu.
Mereka pun mulai bergerilya dari satu meja ke meja lainnya---tempat menu disajikan. Tanpa komando dan isyarat, mereka berdua kembali ke meja makan yang telah mereka sepakati. Semenit kemudian waktu berbuka puasa pun telah tiba. Mereka berdua makan KURMA, semeja. Si ibu terlihat lahap menyantap makanannya. Sungking senyum terlukis di wajah si anak ketika melihat si ibu makan dengan lahapnya. Matanya berkaca-kaca sambil mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.
***
Smartphone masih dalam genggamannya, tanpa pikir panjang, segera ia membuka aplikasi perjalanan yang ada di dalam smartphone-nya. Ia membeli tiket untuk pulang ke rumah, lebaran nanti. Selepas itu, segera ia menelpon si ibu, dan berkata:"Bu, lebaran nanti aku pulang. Masakan opor terenak untukku ya bu, kita makan semeja. Aku juga rindu ibu. Nantikan kepulangan anakmu ke rumah bu. Maafkan aku bu, aku sayang ibu".
"SEMEJA which means -- 'one table' (satu meja) reflects the idea of sharing and togethersness. This is the best way we believe food should be enjoyed, with a great companion"---SEMEJA asian kitchen
Dimas.