Makan adalah salah satu kebutuhan manusia untuk tetap hidup. Meskipun minum juga turut andil dalam kebutuhan hidup tersebut.
Ketika mengunjungi atau sekadar bertandang ke suatu daerah, wisata kuliner tidak pernah absen dari itinerary. Rasanya kurang afdol jika tak mencecap makanan dari daerah tersebut.
Namun, masalah muncul ketika banyak tempat yang menjajakan kuliner yang menjadi target lidah kita. Mencari referensi adalah solusinya. Mulai dari mencari referensi melalui mesin pencari hingga bertanya ke kerabat maupun teman terdekat.
Bagi penyuka wisata kuliner, mencari tempat makan itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Jangan sampai ekspektasi hancur ketika telah sampai di lokasi makan dan menyantap makanannya. Rasa kecewa akan selalu menghantui, bahkan akan membuat kapok untuk berkunjung ke sekian kalinya.
Kuliner di Jogja tersebar luas
Di Jogja, salah satu kota yang menjadi destinasi wisata memiliki puluhan, bahkan ratusan lokasi kuliner yang siap memanjakan lidah Anda.
Kota yang mendapat julukan Kota Gudeg ini tak hanya menawarkan kuliner gudeg saja. Makanan khas, makanan nusantara hingga manca negara, semuanya ada. Lokasinya pun tersebar dari pusat kota hingga pinggiran kota, bahkan di tempat tanpa sinyal sekalipun.
Ketika masa libur tiba, hampir semua lokasi wisata kuliner di Jogja dipadati oleh wisatawan. Terlebih lokasi wisata kuliner yang terkenal, hits dan kekinian. Kecewa dan keluh kesah akan mendera dan mengakibatkan liburan Anda menjadi tak asik lagi.
Saran saya, jangan hanya memasukan tujuan wisata kuliner yang terkenal, hits dan kekinian. Anda perlu membuat rencana B, C, D bahkan sampai Z. Sekali lagi, kuliner di Jogja itu tersebar luas di seantero Jogja. Kapan lagi mengeksplore kuliner Jogja jika tidak ketika berada di Jogja?
Saran alternatif kuliner
Salah satu lokasi alternatif mencicip kuliner Jogja bisa Anda temukan di jalan Tri Margo Kulon. Letaknya strategis, berada di pusat kota. Dari Tugu Jogja, arahkan kendaraan ke utara menuju perempatan lampu merah Jetis. Ambil kiri ke arah barat. Sebelum tikungan menuju arah Borobudur Plaza ada pertigaan, ambil ke kiri. Terpampang tulisan besar menempel di dinding yang bertuliskan Uma Dapur Indonesia.
Bukan tanpa alasan mengenai kenapa bangunan tersebut tidak direnovasi dan tetap dibiarkan begitu saja apa adanya. Bangunan yang digunakan oleh Uma Dapur Indonesia merupakan bangunan cagar budaya. Dulunya bangunan tersebut pernah menjadi tempat tinggal Soekarno ketika masa pemerintahannya.
"Presiden Soekarno dulu pernah tinggal di sini. Beliau dulu tidur di kamar yang sekarang menjadi ruang kantor Uma Dapur Indonesia", terang Tulus selaku manajer
Untuk bangunan utama, manajemen Uma Dapur Indonesia memang tidak melakukan renovasi. Mengingat bangunan tersebut masuk ke dalam daftar cagar budaya. Namun, pada bagian halaman belakang manajemen menambahkan bangunan baru. Terdiri dari ruang out door, dapur dan ruang in door.
Ruang out door yang dibangun sedemikian rupa menjadi primadona pelanggan untuk menyelenggarakan acara. Mulai dari acara perayaan ulang tahun hingga acara berkumpul bersama keluarga besar.
Sajian nusantara langsung dari tangan ahlinya
Uma Dapur Indonesia menawarkan sajian nusantara dan sajian Viral. Pada awalnya, memang hanya menu tradisional dengan konsep Nusantara saja yang diusung.
Sego Tenong, Gudeg Sinuwun, Sambel Simbok, dan sebagainya. Tak cukup hanya penamaan menu saja yang mencerminkan kearifan lokal. Ahli masak pun juga berasal dari daerah menu itu berasal.
Seiring berjalannya waktu. Menu tradisional yang diusung oleh Uma Dapur Indonesia mengalami pergeseran. Muncullah menu Viral. Menu sajian kekinian yang disukai oleh anak jaman now. Antara lain adalah French Fries, Spaghetti dan Pasta. Menu alternatif bagi yang kurang menyukai menu tradisional, terutama anak-anak.
Pelanggan tak perlu jauh-jauh ke Gunung Kidul untuk mencicip Sambel Simbok. Cukup ke Uma Dapur Indonesia saja. Karena di Uma, simbok akan dihadirkan di hadapan Anda.
Salam mamam,
Dimas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H