Mohon tunggu...
Dimas Anggoro Saputro
Dimas Anggoro Saputro Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer | Content Creator

"Bisa apa saja", begitu orang berkata tentang saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Menemukan "Niche Blog"

19 Maret 2018   09:19 Diperbarui: 19 Maret 2018   10:00 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monyoku mendapatkan apresiasi dari Agy karena on time (dok.pri)

2016 yang lalu, saat idealisme masih dominan di dalam diri saya. Seperti mahasiswa lainnya yang berlabel "aktivis", mungkin. Realistisme pun sebenarnya juga sudah ada, tetapi masih di angan. Tahun itu adalah tahun di mana si idealis ini perlahan menemukan realistisme di dunia nyata ketika memberanikan diri keluar dari kampus membaur di dalam lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat yang notabene adalah lingkungan para "mantan idealis" cetakan kampus mereka masing-masing.

Satu pesan yang cukup menohok dari salah satu seorang di lingkungan tersebut yang akhirnya menjerumuskan saya ke dunia menulis--blogging."Kamu pintar, bahkan mahir berorasi di depan khalayak, tetapi semua itu percuma jika kamu tidak bisa menulis", kata orang itu kepada saya. Orang itu memperkenalkan saya kepada salah satu platform blog, Kompasiana. Di situlah saya memulai menulis.

Beberapa tulisan sudah saya buat dan saya publikasikan. Tiap kali membuat tulisan baru dan mempublikasikannya, saya selalu meminta komentar orang tersebut. Jawabnya singkat, saya pun bingung dan tidak paham. Ia berkata, "Tulisanmu jangan random". Apa yang dimaksud dalam kalimat tersebut? Sampai dengan tulisan ini saya buat, akhirnya saya mengerti dan paham apa yang Ia maksudkan dengan "jangan random".

Saya harus punya Niche! Apa itu "niche"? Kurang lebih begini:

"a specialized segment of the market for a particular kind of product of service"

Bingung? Gampangannya adalah segmen/pasar tulisan yang kita buat. Sudah tidak bingung kan? Atau masih bingung? Baiklah, mari simak tulisan saya sampai habis.

Kisah Bermula

Jum'at, 16 Maret 2018 yang lalu, Kompasianer Jogja mengadakan kelas/blogshop kembali. Kelas yang diberi tagar #downloadilmu tersebut bertajuk "Membuat 'Niche Blog' Unik a la Agi Pranoto". Dari tajuk tersebut sudah ketebak siapa pembicaranya. Ya, pembicara pada kelas tersebut adalah Agi Pranoto. Seorang bloger lifestyle Jogja dengan alamat rumah DUCKOFYORK. Bloger penyuka tidur ini juga suka makan dan traveling. Namun jika diminta untuk memilih, ia akan lebih memilih makan dan jalan-jalan. Begitulah yang ia ungkapkan di dalam blognya.

Pemilik Dukcofyork.com (www.duckofyork.com)
Pemilik Dukcofyork.com (www.duckofyork.com)
Kala itu kelas diadakan di sebuah tempat yang mirip dengan perpustakaan yang ada di kampung-kampung. Pojok Baca Kampung Kita, begitulah papan nama yang tertempel di , tepat di atas pintu masuk perpustakaan. Pojok Baca Kampung Kita yang berdiri di atas area PT Kanisius didirikan di ulang tahun ke-96 Penerbit dan Percetakan Kanisius. Tempat tersebut didirikan atas dasar komitmen PT Kanisius dalam mengkampanyekan budaya literasi sekaligus meneruskan program kampanye literasi 2017 yang telah dilakukan oleh Sahabat Literasi PT Kanisius.

Literasi lintas generasi

Seperti yang dilangsir oleh Kanisiusmedia, Pojok Baca Kampung Kita dibuka bagi masyarakat setempat untuk berkegiatan literasi dan membaca buku. Pojok Baca Kampung Kita juga membuka diri untuk menjadi tempat berkegiatan masyarakat/kelompok, seperti yang dilakukan Kompasianer Jogja saat menyelenggarakan kelas #downloadilmu.

Pojok Baca Kampung Kita (dok.pri)
Pojok Baca Kampung Kita (dok.pri)
Seakan semesta mendukung. Tanpa disangka, kegiatan #downloadilmu yang diselenggarakan oleh Kompasianer Jogja selaras dengan cita-cita Pojok Baca Kampung Kita. Keduanya sama-sama mendukung dan mengkampanyekan literasi. Pojok Baca Kampung Kita mengkampanyekan literasi melalui buku cetak, para Kompasianer berliterasi lewat blogging.

Kenapa harus punya niche

Dalam paparannya, Agi memaparkan bahwa blog jaman sekarang dengan jaman dulu berbeda. Blog jaman dulu lebih condong berfungsi sebagai diary, sedangkan blog jaman sekarang berfungsi sebagai identitas sosial. Apa yang Anda tulis di dalam blog mencerminkan siapa Anda di mata orang lain. Meskipun Anda bisa menjadi siapa saja dalam konteks tersebut. Namun pilihan terbaik adalah menjadi diri sendiri. Menjadi orang lain itu capek, kecuali memang memiliki kepribadian ganda.

Kenali diri sendiri dan pasar

Untuk mengetahui apa niche Anda, tanyakan beberapa pertanyaan berikut ke dalam diri Anda sendiri:

  • Apa yang saya sukai?
  • Apa yang orang-orang di sekeliling saya sukai?
  • Apa yang bisa dijual dari diri saya?
  • Apakah hal yang sama bisa dijual dari tulisan saya?

Jawab dengan jujur ya..

Blogging dan media sosial itu bagaikan tidak bisa dipisahkan. Kenapa? Ke mana Anda akan bagikan tulisan Anda secara cuma-cuma--tidak dipungut biaya--jika tidak di media sosial? Media sosial merupakan pasar gratis yang konsumennya merupakan orang-orang yang ada di sekitar Anda dan sebagian besar Anda mengenalnya. Dalam dunia blogging, pemasaran itu 80% dan pembuatan konten 20%.

Kenapa lebih banyak prosentase pemasaran daripada pembuatan konten? Konten yang Anda buat bagus, tetapi tidak dipasarkan, siapa yang akan membaca? Kapan Anda terkenal? Pemasaran dilakukan agar konten yang telah Anda buat tersebut dapat dikomsumsi oleh banyak orang dengan harapan saran dan kritik yang membangun masuk ke Anda untuk perbaikan konten tulisan dikemudian hari. Tentu saja jumlah pembaca akan semakin banyak. Karena jumlah pembaca yang banyak menjadi bahan bakar bloger untuk semakin produktif, saya pribadi tak menafikkan hal tersebut.

Contoh niche yang umum:

  • Fashion
  • Beauty
  • Travel
  • Lifestyle
  • Parenting
  • Health
  • Sport
  • dll

Menjadi diri sendiri. Seperti yang telah sampaikan di awal, menjadi diri sendiri merupakan salah satu hal penting dalam menentukan niche. Percaya diri adalah kuncinya. Jika kita tidak percaya pada diri Anda sendiri, bagaimana dengan orang lain? Memperluas pergaulan itu penting, supaya bisa menemukan sudut pandang yang baru dan segar. Identitas di dunia maya dan dunia nyata saat ini sudah mulai membaur, jadi Anda juga harus beradaptasi.

Pilih konten dan gaya tulisan

Semakin banyak konten, semakin Anda bingung dalam menentukan pilihan "konten mana yang akan dipilih?". Tidak perlu bingung, pilih konten yang betul-betul Anda pahami luar-dalam. Jika Anda sendiri paham akan konten tersebut, Anda akan lebih mudah dalam 'menjualnya'. Tetapi juga tidak ada salahnya mencoba konten lain untuk dijual. Jika hasil jualannya kurang bagus, berarti kembalilah ke konten yang memang benar-benar dipahami luar-dalam. Tak menutup kemungkinan Anda akan menjadi rujukan pembaca dalam mencari referensi.

Gaya tulisan mempengaruhi pasar yang akan kita tuju. Jika di dalam dunia nyata Anda terbiasa dengan tipe straight to the point, jangan coba-coba untuk membuat tulisan melankolis, mendayu-dayu bahkan hingga membuat menangis kuda, jangan! Begitu pun jika Anda adalah tipe yang terbiasa dengan melankolis, jangan coba-coba menulis dengan gaya straight to the point, wagu! Pergunakanlah tanda baca yang benar.

Intonasi saat menyampaikan tulisan berpengaruh pada presepsi pembaca. Karena tulisan merupakan suara dalam bentuk visual. Meskipun tulisan Anda sudah menggunakan tanda baca yang benar, tak menutup kemungkinan tulisan Anda memiliki presepsi ganda. Semua itu kembali ke pada pembaca.

Rencanakan konten

Betapa berjasanya penemu kalender. Lewat kalender kita bisa mengagendakan bermacam kegiatan yang bisa meminimalisir terjadinya tubrukan agenda kegiatan. Hari, tanggal dan waktu sudah disediakan, tinggal kita yang akan merencanakan. Misal: tanggal 20 Maret 2018 saya akan ada liputan, berarti tulisan saya akan tayang pada tanggal 27 Maret 2018. Tanggal 21 Maret 2018 saya ada dua liputan lainnya, berarti tanggal 28 Maret 2018 tulisan saya harus tayang dua buah. Begitu seterusnya.

Kemampuan dalam memproduksi konten Anda sendiri yang tahu. Sebisa mungkin berilah jeda dalam memproduksi konten. Kapan liputan, kapan membuat draft tulisan, kapan mengerjakan konten pendukung, dst. Blog bukanlah media konvensional yang harus kejar tayang. Kejar kualitas konten, bukan kuantitas.

Mood biasanya menjadi momok menakutkan bagi seorang bloger. Jika Anda sudah bisa menguasai mood, itu adalah suatu kemajuan yang luar biasa! Banyak yang berkata, "Jangan biarkan mood menguasaimu, tapi kamu yang menguasai dan mengendalikan mood", itu tidaklah mudah jenderal!

Buat brand guidelines

Kini, blog tidak hanya sekadar tempat untuk mencurahkan isi hati maupun sekadar tempat untuk bercerita. Blog telah bertransformasi menjadi web brand. Blog milik Anda, berarti brand milik Anda sendiri. Gunakan brand guidelines Anda sendiri supaya konten tetap rapi dan mudah dikenali karena memiliki 'ciri' tersendiri. Contoh: buatlah logo yang mencerminkan bahwa itu adalah tulisan Anda sendiri. Logo juga bisa digunakan sebagai watermark konten pendukung, seperti foto.

Cek tulisan!

Multi talenta. Begitulah kira-kira sebutan bagi bloger independen. Selain menjadi penulis, ia juga menjadi juru foto, desain grafis, bahkan menjadi editor. Hal penting yang terkadang terlupakan dan berakibat fatal. Cek kembali tulisan sebelum dipublikasikan.

Apakah tulisan sudah 'OK'? Misal, tulisan di publikasikan di Kompasiana, apakah tulisan tidak melanggar syarat dan ketentuan yang berlaku di Kompasiana? Jika dirasa belum 'OK', jangan paksakan untuk mempublikasikannya. Maka, sempurnakanlah tulisan tersebut. Jika tidak bisa dipublikasikan sekarang, maka publikasikan esok.

Datang tepat waktu, untung berlebih

Pesan dari kebiasaan Agi. Datanglah tepat waktu! Sudah menjadi rahasia umum bahwa kita dikenal memiliki jam karet. Jika Anda salah satu dari pemilik jam tersebut, maka segera buang jam tersebut. Seorang Agi, selalu datang minimal 30 menit sebelum acara dimulai. Alasannya adalah ia bisa mengeksplore lokasi acara sebelum acara dimulai, seperti tata letak lokasi acara, sudut foto yang pas, tempat duduk yang pas, dll. Dari situ ia bisa mengatur alur tulisan, bahkan sebelum tulisan itu ia tulis.

Monyoku mendapatkan apresiasi dari Agy karena on time (dok.pri)
Monyoku mendapatkan apresiasi dari Agy karena on time (dok.pri)

Dogma

Blogging is nothing, without great content

Great content is nothing, without creativity

Creativity is nothing, without product

Creative products is nothing, without online

Online is nothing, without marketing

All about monetize

Salam,

 Dimas

Referensi:

Presentasi Agy

Duckofyork

Kanisiusmedia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun