Kami pun melesat di jalanan ring road utara. Menurut penuturan si Bapak penyuka akselerasi ini, "Koplingnya ringan sekali, steering-nya juga ringan, namun untuk akselarasi kurang terasa greget, ada delay-nya", tuturnya. Kopling sangat ringan khas MPV dengan harga terjangkau ini mebuat pengemudi tidak mudah pegal saat berkendara, meskipun dalam keadaan lalu lintas padat sekalipun. Rasa memutar setir Confero S berlebih ringan dibanding mobil low MPV lainnya. Meskipun bobot setir Electronic Power Steering (EPS) bertambah di kecepatan tinggi, tetap saja setir terasa ringan.
Hal itu dirasakan dan diakui oleh si Bapak ketika menjajal Confero S di jalan ring road pada saat keadaan lalu lintas sepi. Dapur pacu Confero S ini dibekali dengan mesin berkapasitas 1.5 L (1.485 CC). Angka tenaga dan torsi jantung mekanis P-TEC DVVT yang mirip milik Chevy Spin ini memang tergolong average.
 Responnya tergolong kurang agresif, seperti penuturan si Bapak di atas. Putaran mesinnya pun dibatasi di 5.800 rpm saja, cukup rendah dibandingkan mobil lainnya di kelas Low MPV. Akan butuh usaha lebih untuk menyusul laju mobil di depannya ketika ingin menyalip.
 Sebagai Claustrophobia--takut ruang sempit--, istri saya mengakui jika kabin Confero S sangat lega, tak hanya kelegaan ruang lutut di kursi penumpang tengah dan belakang, kelegaan ruang juga terasa di bagian atap--rata-rata tinggi orang Asia. Port USB untuk mengisi daya gawai saya temui terpasang rapi di kursi penumpang bagian tengah dan belakang, seakan Confero S tahu akan kebutuhan generasi jaman now.
 Fitur yang berbeda dari Confero S dibanding dengan mobil lain dikelasnya adalah Tire Pressure Monitoring System (TPMS). Fitur yang memberikan informasi mengenai tekanan ban kepada pengemudi sebelum berkendara. Fitur tersebut juga memberikan informasi kepada pengemudi tentang pintu mana yang belum terbuka dan belum tertutup sempurna. Namun, fitur ECO Indikator yang memberikan informasi cara berkendara hemat BBM tidak ditanamkan di Confero S ini.
Komitmen Wuling Menjawab Keraguan
 Pendatang baru, terlebih pabrikan Cina, membutuhkan usaha lebih untuk meyakinkan masyarakat Tanah Air yang skeptis terhadap produk asal Tirai Bambu tersebut. Ini mobil, jangan disamakan dengan produk gawai ya. Wuling hadir dengan komitmen kuat. Hal tersebut bisa dilihat dari proses awal masuknya merek joint venture 3 merek automobile (SAIC -- General Motors -- Wuling) ini yang jauh-jauh hari sudah memetakan pola pengembangan industri otomotif nasional. Mereka belajar tentang bagaimana kebutuhan konsumen terhadap sebuah kendaraan. Mulai dari sisi desain, harga dan pelayanan setelah pembelian.