"Tak ada perjalanan yang tak berkesan"
Itulah mengapa hingga saat ini saya suka dengan profesi ojek online, yang akrab dikenal dengan sebutan ojol. Selain untuk mencari nafkah, pekerjaan ini saya lakukan untuk menyalurkan hobi touring saya. Bukan pelarian, tapi penyaluran pada tempatnya.
Matahari telah kembali keperaduannya, pertanda malam telah tiba. Jam makan malam, berarti ladang rejeki untuk ojol menjaring pesanan makan antar. Saya pun memilih jalan Kaliurang. Yang konon katanya di jalan tersebut banyak bertebaran pesanan makan antar. Saya pun memutuskan untuk meminggirkan kendaraan saya di jalan Kaliurang km 5. Tiang listrik menjadi pilihan yang pas untuk duduk dan mojok.
Melihat pemandangan hilir mudik kendaraan adalah hal yang biasa untuk saya, terlebih saya duduk di pinggir trotoar. Namun kali ini pandangan saya terpaku pada pedagang yang sedang menyiapkan dagangannya. Tertulislah di tepong becak bewarna hitam "Trotoar Streetbar". Nama yang unik! Itulah yang membuat mata saya terpaku dan terus mengamati pedagang tersebut menyiapkan dagangannya.
Tak kenal, maka tak sayang. Pria berijazah Diploma Dua Perhotelan tersebut bercerita banyak tentang pengalaman hidupnya kepada saya. Mantan koordinator F&B Wisma MM UGM tersebut memulai karir wirausahanya sejak 10 tahun yang lalu. Ia mengaku lebih bahagia berwirausaha daripada kerja ikut dengan orang lain. Jiwa bebasnya menuntun dia untuk berani membuka usaha Trotoar Streetbar. Siapa sangka pedagang pinggir jalan seperti mas Agung memiliki keahlian bahasa Inggris level 5? Ia juga mengaku memiliki banyak penghargaan di tempat kerjanya dulu atas prestasinya di bidang FnB.
Ketika saya tanya mengapa dia memilih membuka Trotoar Streetbar daripada kerja di hotel, dia menjawab "Saya ingin tak hanya kalangan atas saja yang bisa merasakan FnB berkelas, kalangan menengah ke bawah pun memiliki hak yang sama. Saya lebih bahagia seperti ini daripada di hotel dan harus mengenakan topeng", terang mas Agung.
Trotoar Streetbar menyediakan menu minuman yang berbahan dasar yoghurt. Nama minumannya unik-unik. Itu semua asli racikan tangan mas Agung, ori! Trotoar streetbar bisa menjadi pilihan bagi penyuka yoghurt dan bisa menjadi minuman alternatif bagi yang suka nongkrong. Biasanya yang suka nongkrong di Trotoar Streetbar adalah anak muda. Meskipun mas Agung mengaku bahwa segmen utamanya bukanlah anak muda, dia ingin merambah semua kalangan.
"Suka kopi mas?" tanya mas Agung.
"Suka mas" jawab saya singkat.
"Ini mas, Rock n' roll" tunjuk mas Agung pada satu menu yang ada di buku menu Trotoar Streetbar.
"Apa ini mas?" tanya saya penasaran.
"Ini kombinasi yoghurt, kopi dan soda. Manis dan kecutnya serta krenyes-krenyes soda akan memenuhi kerongkongan, tapi aftertaste-nya baru kopinya terasa", terang mas Agung.
"Oke mas, buatkan satu untuk saya", jawab saya mengiyakan saran menu mas Agung.
Mas Agung pun segera beraksi bak bartender papan atas. Dengan cekatan dia meramu minuman yang saya pesan. Saat dia meramu, di situ ada hal yang tidak bisa dia sembunyikan dari saya. Seorang pedagangan kaki lima biasa berubah menjadi seorang bartender profesional! Decak kagum tidak bisa saya sembunyikan saat itu, luar biasa!
Segelas Rock n' Roll telah tersaji. Saatnya saya menikmati minuman bak kehidupan seorang rock n roll. Beat keras, terkadang melambat, kemudian keras lagi dan berakhir dengan sorak sorai penonton. Cheers!
Dimas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H