Mohon tunggu...
Dimas Anggoro Saputro
Dimas Anggoro Saputro Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer | Content Creator

"Bisa apa saja", begitu orang berkata tentang saya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nagoya Mengajarkannya untuk Berwirausaha

19 Agustus 2017   23:47 Diperbarui: 19 Agustus 2017   23:53 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
David Cahyanto (dok.pri)

"Yang muda, yang berkarya", kalimat yang tepat untuk wirausahawan muda bernama lengkap David Cahyanto, menurut saya. Pemilik salah satu resto masakan Jepang di Jogja tersebut mengawali karirnya sebagai wirausahawan di bidang kuliner sejak tahun 2010, tepatnya pada 8 Mei 2010. Nagoya Japanese Fusion Resto atau yang lebih dikenal dengan Nagoya Fusion ia dirikan bersama mantan pacarnya, kala itu.

Sabtu, 12 Agustus 2017 yang lalu, beberapa teman-teman Kompasianer Jogja berkesempatan untuk menjajal rasa milik Nagoya Fusion yang berlokasi di Jl. Sardjito 11 Yogyakarta. Kesempatan jamuan makan kala itu bukan semata-mata untuk berpesta maupun mengumbar jumawa, jamuan makan adalah bonus dari berbagi inspirasi kecil pengusaha resto tersebut.

Setelah kurang lebih tujuh tahun berdiri, usaha yang digawangi mas David dan isterinya tersebut bukanlah tak mengalami kendala yang berarti. Jatuh-bangun dalam membangun usaha tersebut baginya adalah bumbu dalam meraih kesuksesan hingga sekarang.

Kilas Balik

David Cahyanto adalah salah satu mahasiswa Indonesia yang beruntung untuk menjejakan kaki di negeri Sakura. Di Jepang, tepatnya di Nagoya, ia berstatus sebagai mahasiswa pertukaran pelajar. Selain belajar, pemuda yang gemar akan kuliner tersebut tak menyianyiakan kesempatan untuk menjajaki kuliner yang ada di negara Jepang, khususnya di Nagoya.

Berangkat dari kedai ke kedai, ia belajar satu hal tentang kuliner di Nagoya. Meskipun menu yang disajikan di kedai-kedai tersebut pada dasarnya sama, namun masing-masing kedai memiliki ciri khas cita rasa yang berbeda. Orang Jepang memang mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Itu adalah hal yang mendasar yang ia ingat betul dan ia catat dalam ingatannya.

Tak puas hanya menjajaki kuliner dari satu tempat ke tempat lain. Ia pun memulai eksperimen dalam meracik kuliner Jepang. Kerinduannya akan kuliner di Nagoya mendorongnya untuk melakukan hal tersebut. Beruntung, ia memiliki seorang mama yang gemar memasak. Bersama mamanya tersebut, ia memulai eksperimen. Bermodal dari ingatan cecapan lidahnya merasakan kuliner Jepang, ia sampai hafal betul rasa masakan satu dengan yang lainnya.

Mengawali Karir

David Cahyanto (dok.pri)
David Cahyanto (dok.pri)
Setelah cukup lama bereksperimen bersama sang mama, akhirnya mas David memberanikan diri untuk memulai usaha kuliner masakan Jepang. Kuliner masakan Jepang di Indonesia harganya tidaklah murah, dikarenakan bahan-bahan masakannya harus diimpor dari negara asalnya. Namun mas David dan isteri tak kehabisan akal, mereka pun memutar otak agar masakan Jepang dapat diterima oleh lidah orang Indonesia dan harganya terjangkau.

Berdirilah Nagoya Fusion. Sebuah resto yang menyajikan masakan Jepang dengan rasa yang telah dimodifikasi sedemikian rupa agar dapat diterima oleh lidah orang Indonesia. Namun hal tersebut tak lantas meninggalkan sensasi masakan tersebut dari negara asalnya.

Menjadi Wirausahawan Muda

Kejeliannya dalam melihat peluang bisnis di Indonesia akhirnya membuahkan hasil manis. Dimulai dari satu resto di Yogyakarta, kini pemuda tersebut sudah memiliki belasan resto yang tersebar di Indonesia. Tak hanya di pulau Jawa, resto-resto tersebut juga tersebar hingga ke pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

Ia pun tak sendirian. Outlet-outlet yang tersebar di beberapa pulau tersebut bukanlah milik ia seorang. Dengan menggunakan sistem kemitraan, mas David bermaksud mengajak orang lain untuk maju dan sukses bersama. Tak hanya sekadar membuka lapangan pekerjaan, pemuda lulusan Bahasa Jepang Universitas Gadjah Mada tersebut bertekad menyebarkan virus kewirausahaan.

Sistem kemitraan tersebut ia rintis pada tahun 2011. "Kami mengajak siapa saja yang ingin dan minat membuka usaha yang sama, dengan nama merek yang sama, dengan resep dan standar operasional yang sama. Kami menawarkan paket di laman kaminagoyafusion.net", terang mas David di dalam jamuan makan kala itu.

Tak hanya sampai di situ saja. Mas David pun tak segan-segan untuk membagikan pengalaman serta ilmunya secara cuma-cuma kepada mitranya. "Kami mencoba merangkul orang-orang yang memiliki visi yang sama dengan kami. Yang mana ia ingin mempunyai usaha dan mengenalkan masakan Jepang di daerahnya tetapi bingung memulainya dari mana, mendapatkan sumber bahan-bahannya dari mana, cara memasaknya bagaimana, rasanya seperti apa, kami akan bantu dari 'a' sampai 'z'", imbuh mas David.

Dalam hal kemitraan, pemuda yang gemar kuliner dan olahraga airsoft tersebut membatasi jumlah mitra per tahunnya. Setiap tahun ia membatasi sebanyak tiga mitra saja. Hal tersebut ia lakukan untuk menjaga kualitas daripada Nagoya Fusion. Ia bersama timnya tidak terpaku dan menargetkan untuk cepat-cepat memiliki banyak outlet yang tersebar di Indonesia, tetapi mereka lebih fokus untuk bagaimana menjaga kualitas. Harapannya, dari sedikit demi sedikit itu nantinya akan berakhir bagus.

Refleksi

David Cahyanto adalah salah satu wirausahawan yang menuai sukses. Kesuksesannya adalah buah dari jerih payahnya. Tak ada kesuksesan tanpa proses, dan proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Indikator sukses masing-masing orang pun berbeda-beda. Menurut saya, berani berwirausaha adalah kesuksesan.

Lamanya kita dijajah kolonial, membuat kita cenderung lebih memilih mencari lapangan pekerjaan dibandingkan menciptakan lapangan pekerjaan. Ironinya, kita berpangku tangan kepada pemerintah, parahnya lagi kita justru menyalahkan.

Dari seorang David Cahyanto, seharusnya kita bisa belajar dan memetik pelajaran. Bahwa, hidup adalah pilihan.

"Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri", Pramoedya Ananta Toer

Salam,

Dimas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun