Tak hanya sampai di situ saja. Mas David pun tak segan-segan untuk membagikan pengalaman serta ilmunya secara cuma-cuma kepada mitranya. "Kami mencoba merangkul orang-orang yang memiliki visi yang sama dengan kami. Yang mana ia ingin mempunyai usaha dan mengenalkan masakan Jepang di daerahnya tetapi bingung memulainya dari mana, mendapatkan sumber bahan-bahannya dari mana, cara memasaknya bagaimana, rasanya seperti apa, kami akan bantu dari 'a' sampai 'z'", imbuh mas David.
Dalam hal kemitraan, pemuda yang gemar kuliner dan olahraga airsoft tersebut membatasi jumlah mitra per tahunnya. Setiap tahun ia membatasi sebanyak tiga mitra saja. Hal tersebut ia lakukan untuk menjaga kualitas daripada Nagoya Fusion. Ia bersama timnya tidak terpaku dan menargetkan untuk cepat-cepat memiliki banyak outlet yang tersebar di Indonesia, tetapi mereka lebih fokus untuk bagaimana menjaga kualitas. Harapannya, dari sedikit demi sedikit itu nantinya akan berakhir bagus.
Refleksi
David Cahyanto adalah salah satu wirausahawan yang menuai sukses. Kesuksesannya adalah buah dari jerih payahnya. Tak ada kesuksesan tanpa proses, dan proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Indikator sukses masing-masing orang pun berbeda-beda. Menurut saya, berani berwirausaha adalah kesuksesan.
Lamanya kita dijajah kolonial, membuat kita cenderung lebih memilih mencari lapangan pekerjaan dibandingkan menciptakan lapangan pekerjaan. Ironinya, kita berpangku tangan kepada pemerintah, parahnya lagi kita justru menyalahkan.
Dari seorang David Cahyanto, seharusnya kita bisa belajar dan memetik pelajaran. Bahwa, hidup adalah pilihan.
"Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri bersuka karena usahanya sendiri dan maju karena pengalamannya sendiri", Pramoedya Ananta Toer
Salam,
Dimas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H