Kehidupan malam atau nightlife (NL) merupakan gaya hidup budaya orang barat. Tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia juga terpengaruh oleh budaya tersebut, mengingat negara Indonesia adalah negara bekas jajahan orang barat. Pesta pora sepanjang malam, minuman keras serta wanita. Stereotipe masyarakat Indonesia mengenai NL budaya orang barat, karena kebiasaan orang barat selalu ditampilkan dengan hal-hal tersebut. Seringkali orang barat/wisatawan asing membawa kebiasaan tersebut dimanapun mereka berada.
Yogyakarta adalah salah satu tujuan utama wisatawan asing dari negara barat, karena Yogyakarta menawarkan NL yang berbeda dengan kota-kota besar lain di Indonesia. Kearifan lokal, tradisi Jawa yang sangat kental serta julukan kota pelajar bagi kota ini menjadi daya tarik yang unik ketika kota ini tak memiliki tradisi dan gaya hidup budaya hedonisme. Daya tarik tersebut tak hanya diminati oleh para wisatawan asing, tetapi juga wisatawan lokal.
NL di kota Jogja tak segermerlap di kota-kota besar lain di Indonesia. Ekspektasi NL di salah satu kota wisata di Asia Tenggara ini akan party di pub dengan ditemani aneka macam minuman keras dan wanita penghibur, akan berbalik 180 derajat. Ekspektasi tersebut hanya berlaku di tempat-tempat wisata negara tetangga, dimana minuman keras boleh beredar secara bebas.
Bahkan kehidupan malam di kota Jogja bukanlah lawan yang seimbang jika dibandingkan dengan kota Jakarta. Citra Yogyakarta memang tidak cocok dengan NL. Seperti yang kita tahu, bahwa Jogja terkenal dengan budaya tradisional Jawa yang sangat kental, julukan sebagai kota pelajar juga sedikit banyak berpengaruh terhadap perilaku masyarakat Jogja yang sederhana dan mementingkan budaya ketimuran.
Memangnya kehidupan malam atau NL selalu identik dengan hal-hal negatif?? Kehidupan malam di Yogyakarta bisa menjadi alternatif bagi Anda yang ingin menikmati suasana malam dengan cara yang berbeda.
4 tempat eksotis untuk menikmati NL di kota pelajar:
1. Sendratari Ramayana di komplek Candi Prambanan
Jika kamu mengunjungi tempat wisata ini di siang hari, maka kamu akan menikmati mahakarya leluhur berupa bangunan candi dan lukisan yang tertoreh pada pahatan-pahatan dinding candi. Cagar alam budaya yang harus kita jaga dan lestarikan bersama. Kamu bisa ber-jepret-jepret ria dengan background candi sewu. Mungkin kamu akan bosan jika hanya melihat bangunan candi, lukisan pada dinding batu candi dan ber-jepret-jepret berlatar belakang mahakarya leluhur.
Menikmati tontonan Sendratari Ramayana di komplek Candi Prambanan pada malam hari merupakan suatu hal yang epic. Drama kolosal tanpa dialog yang disajikan disini menjadi sensasi tersendiri menikmati NL di Yogyakarta yang pastinya tidak akan pernah Anda temukan di tempat lain. Dengan tata lampu yang apik, gemerlapnya mengiringi para penari berdansa diatas lantai dansa outdoor berlatar belakang candi sewu.
2. Menikmati Gemerlap dari Atas Bukit Bintang
Anda penikmat suasana remang-remang dan gemerlap lampu diskotik? Datanglah ke Bukit Hargodumilah atau yang lebih sering dikenal dengan Bukit Bintang! Berada di kawasan Piyungan Bantul, tepatnya di jalan Wonosari sebelum gapura Selamat Datang di Gunung Kidul. Jangan bayangkan bahwa disini ada pub/club saling berjajar. Disini berjajar banyak tempat untuk kamu menikmati gemerlap lampu kota Jogja dari atas. Biasanya jika di diskotik kamu berada di bawah gemrlapnya lampu, kini kamu berada di atas gemerlapnya lampu-lampu Jogja. Aku sarankan kamu mencari tempat dengan view yang tepat dan pas sesuai seleramu.
Kamu juga bisa menikmati tanpa harus singgah ke salah satu cafe/rumah makan, yaitu menikmati di pinggir jalan, tepatnya di tepi jembatan. Sambil menikmati jagung bakar, roti bakar dan kopi hangat yang dijajakan oleh para pedagang setempat, dengan harga terjangkau pastinya. Sangat pas dengan suasana malam hari kota Jogja.
Apalagi jika dinikmati bersama pasanganmu. Jika kamu belum punya pasangan, mungkin kamu juga bisa mencarinya disini hehe. Jika kamu berencana akan datang kesini pada waktu malam minggu, aku sarankan untuk datang lebih awal (sore hari). Karena biasanya pada saat akhir pekan dan hari menjelang malam tempat ini akan begitu sangat ramai dan jalan menuju Wonosari padat merayap. Penasaran?
3. Alun-Alun Selatan, Dugem dengan Sepeda Mobil
Terletak di sebelah selatan Kraton Yogyakarta, atau di belakang Kraton Yogyakarta. Sebelah Tenggara pemandian Taman Sari Jogja. Disini adalah salah satu pusat NL-nya Jogja. Bisa dibilang hampir tiap malam, terutama malam minggu tempat ini akan dipadati oleh warga Jogja dan wisatawan bahkan para pelajar dari luar daerah yang bersekolah di Jogja.
Atau Anda bisa juga berolahraga di malam hari sambil dugem. Dengan menyewa sepeda berbentuk unik menyerupai mobil dengan berhiaskan lampu kerlap-kerlip dan sound system yang memutarkan lagu-lagu asik. Kamu bisa berkeliling alun-alun selatan sambil berolahraga dan dugem.
Kamu suka tantangan? Cobalah tradisi “Masangin”, bukan berarti jadi mak comblang ya. “Masangin” adalah tradisi berjalan/berlari melewati tengah-tengah dua buah pohon beringin kembar yang berusia ratusan tahun. Konon, jika kamu berhasil melewati dua pohon beringin kembar tersebut, maka kamu adalah orang yang memiliki hati yang bersih dan keinginanmu akan terkabul. Kalo belum menabrak dinding pagar pohon beringin, nabrak orang pacaran, nabrak penjual wedang ronde bahkan terperosok, belum afdol rasanya. Rasakan sensasinya! Saya sarankan Anda mengajak teman jika ingin mencoba tantangan ini, dan biarkan teman Anda mencobanya lebih dahulu, agar Anda punya hiburan untuk menghilangkan stress hehe. Kurang epic apa coba?
4. Pertunjukan Wayang Kulit, DJ untuk Semalam Suntuk
Tempat favorit bagi kakek-kakek orang Jogja menikmati kehidupan malam adalah dengan menonton pagelaran wayang kulit. Pertunjukan wayang kulit tidak pernah menggunakan DJ pengganti eh.. dalang maksud saya. Disini kamu bisa berteriak ‘ampun dalang..!!’, karena pertunjukan ini benar-benar semalam suntuk. Amajing men..! Ayam jantan berkokok pun tidak bisa membubarkannya.
Layaknya nonton di bioskop, kamu juga bisa membeli cemilan sebagai teman saat menonton pertunjukan. Tak lupa wedang ronde juga sangat pas sebagai teman nonton, sebagai penghangat tubuh. Pertunjukan ini biasanya di gelar untuk peringatan ulang tahun desa, hajatan besar, dll. Anda juga bisa menggunakan kalender Jawa jika ingin menonton pertunjukan tersebut. Carilah pasaran yang tepat seperti Rabu Legi atau Minggu Wage, dimana pada hari pasaran itu biasanya banyak pagelaran Wayang Kulit diselenggarakan.
Kehidupan malam di Jogja yang tidak akan pernah Anda temukan dimanapun.