Dampak Nyata Bagi Masyarakat
Dalam beberapa tahun terakhir, KPPN Fakfak juga mengelola penyaluran dana pembangunan salah satu proyek strategis nasional yaitu Bandar Udara Siboru yang berlokasi di Siboru, Kabupaten Fakfak. Proyek strategis ini dilaksanakan mulai tahun 2020 dan direncanakan selesai pada tahun 2023 dengan realisasi anggaran sebesar Rp842,29 Miliar.Â
Proyek ini didukung penuh oleh dana APBN, sebagai komitmen pemerintah untuk terus mendukung proyek nasional yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan cakupan pekerjaan yang cukup luas dan komprehensif, diharapkan proyek Bandar Udara Siboru ini tidak hanya membuka lapangan kerja bagi pekerja dari luar daerah tetapi juga dapat menyerap tenaga kerja lokal yang berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
Dengan adanya proyek strategis nasional pembangunan Bandar Udara Siboru dengan lokasi yang cukup jauh dari wilayah padat penduduk, diharapkan pembangunan infrastruktur baik akses jalan, sarana prasarana masyarakat serta fasilitas umum dapat merata ke seluruh wilayah di Kabupaten Fakfak. Selain itu, Bandar Udara Siboru juga diproyeksikan dapat menjadi salah satu infrastruktur pendukung upaya interkonektivitas dan aksesibilitas wilayah Fakfak dengan didukung dengan sarana prasarana yang cukup memadai sebagai lalu lintas udara untuk aksesibiltas masyarakat maupun jalur pengiriman pasokan bahan baku dan kebutuhan primer lainnya bagi wilayah Fakfak dan sekitarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Fakfak, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Pengeluaran di Kabupaten Fakfak dari tahun 2020 -- 2022 bergerak sebesar 175% dimana PDRB pada tahun 2020 sebesar -2.95, kemudian pada tahun 2021 sebesar 0.97, dan pada tahun 2022 naik menjadi sebesar 2.24.Â
Hal tersebut dipengaruhi oleh stimulus yang diberikan pemerintah melalui instrument APBN seperti bantuan sosial, dana desa, dan juga belanja pemerintah dengan mendorong pelaksanaan belanja dengan TKDN yang tinggi, sehingga belanja pemerintah tidak hanya difokuskan oleh barang-barang impor melainkan juga harus menggunakan produk dalam negeri untuk kemajuan UMKM. Selain itu, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari tahun 2020 hingga 2022 juga bergerak meningkat sebesar 0,017%.Â
Hal ini menunjukkan adanya pertumbuhan perekonomian yang cukup pesat dan juga dapat membuktikan kinerja APBN tidak hanya sebagai shock absorber dalam menjaga pertumbuhan perekonomian daerah tetapi juga sebagai instrumen optimalisasi kesejahteraan masyarakat pada masa pandemi hingga pasca-pandemi.
     Â
Tantangan dan Mitigasi Ke Depan
Kehadiran APBN dengan perannya sebagai instrument fiskal untuk mendorong pertumbuhan perekonomian serta terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah dibuktikan dengan dukungan APBN hingga ke daerah dan ke berbagai sektor, mulai dari pembangunan infrastruktur, sarana prasarana umum, serta bantuan sosial. Berbagai macam upaya terus dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk terus memperluas pemerataan pembangunan, perluasan lapangan kerja, hingga mendukung pembangunan sampai ke desa dengan berbagai macam kebijakan serta alokasi bagi daerah.
 Program - program unggulan pemerintah harus terus dijaga sustainibilitas dan kontinuitasnya agar terus terasa manfaatnya sampai ke daerah, misalnya program di bidang Pendidikan dengan alokasi DAK Non Fisik berupa Dana BOS, Dana BOP untuk mendorong kemajuan sarana prasarana serta fasilitas pendukung lainnya di sekolah-sekolah.