Mohon tunggu...
dimas agung budi sentosa
dimas agung budi sentosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi

Semangat :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV 3 Kelompok 34: Strategi Peningkatan Digitalisasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar Desa Sukorambi

6 September 2021   21:35 Diperbarui: 6 September 2021   21:44 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerugian banyak di terima, dari segi kesehatan dan ekonomi terutama, karena semua dana yang telah disusun sebelumnya akan di refocusing pada kegiatan penanganan Covid 19. Banyak jiwa yang melayang karena adanya pandemi ini, tenaga kesehatan satu persatu pun juga mulai banyak yang berguguran. 

Namun, secara perlahan, pemerintah Indonesia pun mulai menyusun kebijakan yang terbaik untuk dapat bertahan dan melewati pandemi ini, hingga muncul beberapa kebijakan seperti PSBB, PPKM, Social / Physical Distancing. 

Adanya kebijakan tersebut menimbulkan banyak pro kontra, di sisi lain dapat mempecepat pemutusan hubungan penyebaran Covid 19, namun di sisi lain, banyak masyarakat ekonomi bawah yang tidak memiliki penghasilan.

Begitu juga di Kabupaten Jember, juga merasakan hal yang sama. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya, mulai dari di PHK, kehilangan pelanggan bagi para pedagang, dan masih banyak lainnya. Adanya Covid 19 juga berdampak pada kegiatan pendidikan, seperti sekolah bagi siswa maupun mahasiswa. Karena adanya kebijakan tersebut, mengharuskan seluruh kegiatan dilakukan secara dari atau WFH (Work From Home). 

Karena memang tidak ada kesiapan, semua yang dilakukan awalnya tidak berjalan lancar, terutama dalam hal pendidikan. Bedanya latar belakang orang tua menjadi masalah utama dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak semua siswa dan mahasiswa memiliki perlengkapan yang dapat menunjang pembelajaran secara daring, seperti laptop dan sejenisnya. Terlebih lagi, penggunaannya juga masih banyak yang awam.

Sama hal nya dengan yang terjadi di Desa Sukorambi, tepatnya di Dusun Curahdami, tempat sasaran penulis dalam kegiatan KKN yang mengambil topik Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid 19. 

Yang menjadi masalah dalam pendidikan di Dusun Curahdami, Desa Sukorambi adalah kurangnya penggunaan teknologi digitalisasi dalam kegiatan belajar mengajarnya, sedangkan di satu sisi, masyarakatnya sudah memiliki gadget yang mendukung kegiatan belajar mengajarnya. 

Jadi, masyarakat di sana masih belum bisa memaksimalkan gadget  yang dimilikinya untuk dapat digunakan sesuai dengan porsinya dan dapat menjadi pembantu dalam meningkatkan kegiatan yang di lakukan, seperti halnya siswa untuk kegiatan belajar mengajar, selain itu untuk para pedagang masih kurang menggunakan digitalisasi dalam proses pemasaran. 

Terlebih lagi, adanya teknologi digitalisasi akan membantu memudahkan kegiatan, namun, karena kurangnya pemahaman terkait pentingnya teknologi digitalisasi, banyak yang belum menerapkan dalam setiap kegiatannya.

Dokpri
Dokpri

Dalam kegiatan KKN Back To Village III ini, penulis mengambil topik terkait literasi desa pada masa pandemi Covid 19, literasi yang diambil penulis adalah literasi digital, berdasarkan masalah yang dihadapi oleh Desa Sukorambi, Dusun Curahdami adalah kurangnya penggunaan digitalisasi dalam kegiatannya, terutama bagi pedagang dan pendidikan. 

Namun, dalam hal ini, penulis hanya berfokus pada kegiatan pendidikan, dengan sasaran Kepala Sekolah, guru, dan siswa kelas MTs Fathur Rahman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun