Mohon tunggu...
Dimas Adrianto
Dimas Adrianto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi

2 September 2024   11:32 Diperbarui: 2 September 2024   11:50 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi_Dimas Adrianto

Berdasarkan pengalaman selama empat belas tahun mengajar, saya menemui berbagai macam murid dengan segala perbedaannya. Misalnya perbedaan tentang minat dan gaya belajar, pengetahuan yang dimiliki, karakter, hobi, latar belakang keadaan sosial ekonomi keluarga, kecepatan dalam memahami suatu pelajaran, dan lain sebagainya. Namun sepertinya selama ini saya kurang menyadari bahwa segala perbedaan tersebut menyebabkan kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda sehingga saya pun mungkin kurang maksimal dalam memberikan variasi layanan pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan murid.

Salah satu cara yang dapat diterapkan oleh seorang guru dalam mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan murid yang berbeda adalah dengan cara memahami berbagai macam karakter murid dan memberikan layanan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya yang kemudian saya pelajari lebih dalam di Modul 2.1 ini tentang bagaimana menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan murid yang berbeda-beda.

Dalam modul ini saya memahami bahwa Pembelajaran Berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  • Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas.
  • Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid
  • Lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar
  • Manajemen kelas yang efektif
  • Penilaian berkelanjutan

Lebih lanjut, Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid paling tidak berdasarkan 3 aspek, yaitu:

  • Kesiapan belajar (readiness) murid
  • Minat murid
  • Profil belajar murid

Diskusi Kelompok/Dokpri
Diskusi Kelompok/Dokpri
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (Kesiapan Belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (Minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (Profil Belajar).

Setelah melakukan pemetaan kebutuhan murid berdasarkan tiga aspek di atas, kemudian kita dapat menjadikan hasilnya sebagai dasar untuk menentukan startegi Pembelajaran Diferensiasi untuk diterapkan, yaitu :

  • Diferensiasi KontenKonten yaitu materi yang diajarkan kepada murid kita. Sebagai tanggapan terhadap perbedaan minat, kesiapan dan profil belajar murid. Perlu ada persiapan pemetaan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid agar bahan ajar sesuai dan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh murid tersebut.
  • Diferensiasi ProsesMengacu pada bagaimana murid memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari sehingga hal ini dapat dilihat saat proses bagaimana murid memahami materi yang dipelajari, pemilihan kegiatan pembelajaran apakah dalam bentuk individu atau kelompok, serta kemampuan murid dalam belajar atau mengerjakan tugas secara mandiri apakah masih perlu bimbingan atau hanya dengan sedikit bimbingan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan secara berjenjang dengan pertanyaan pemandu untuk menentukan minat masing-masing murid, membuat agenda individual masing-masing murid dimulai dari tugas umum ke tugas khusus, adanya variasi waktu menyesuaikan kebutuhan dll.
  • Diferensiasi ProdukProduk berupa tagihan/unjuk kerja yang diharapkan dari murid setelah proses pembelajaran, baik berupa hasil tes, diskusi, pertunjukkan, video,Poster, diagram dan lainnya yang mencerminkan pemahaman murid dari tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran. Hal yang dapat dilakukan untuk diferensiasi produk dapat dilakukan setelah melakukan pemetaan kebutuhan murid. Guru harus dapat mengetahui dan mengkomunikasikan indikator yang diharapkan dari produk yang ingin dicapai.

Refleksi Pembelajaran/Dokpri
Refleksi Pembelajaran/Dokpri

Setelah mempelajari Modul 2.1 ini, Saya mencoba menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi berdasarkan pemetaan kebutuhan belajar murid (Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid, dan Profil belajar murid) dengan menerapkan tiga strategi Diferensiasi Konten, Diferensiasi Proses, dan Diferensiasi Produk agar pembelajaran dapat memenuhi kebutuhan murid yang berbeda-beda.

Misalnya, pada pembelajaran mengenai kebugaran Jasmani saya menerapkan strategi Diferensiasi Produk dengan memberi kesempatan kepada murid untuk memilih latihan kebugaran jasmani yang ingin mereka lakukan. Lalu contoh lain pada saat pembelajaran mengenai Kesehatan Tubuh, saya menerapkan strategi Diferensiasi Konten, dengan menyediakan bahan bacaan dengan variasi tingkat kompleksitas yang berjengjang sesuai kemampuan murid. Saya pun menerapkan strategi Diferensiasi Proses yakni dengan fleksibilatas kegiatan belajar mulai dari kegiatan individu, berpasangan, sampai dengan presentasi dalam kelompok.

Terakhir, yang dapat saya simpulkan pada tahap koneksi antar materi modul 2.1 ini adalah dengan menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi, kita dapat memenuhi kebutuhan murid yang berbeda-beda agar mereka dapat memaksimalkan segala potensi kodratnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, sebagaimana menjadi hakikat dari tujuan utama Pendidikan itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun