REALITAS SOSIAL
Beberapa hal sangat diyakini oleh Masyarakat terkait kebenaran hanya timbul dari beberapa orang saja-seperti latar belakang mereka;Pendidikan, Harta kekayaan, Pekerjaan yang mapan, dan pemimpin teologis.
Padahal kebenaran itu selalu mengalami perubahan yang berjalan bersamaan dengan realitas (Herakleitos). Masyarakat tetap tidak peduli dengan itu, tetap mereka memegang ke-imanan itu dan berakhir menjadi dogmatis, seakan akan apa yang keluar dari mulut itu adalah palu hakim yang dimana sudah tidak bisa dibantah lagi, tanpa melewati perdebatan dan uji dari akal sehat.
Ada salah seorang tokoh sufi yang terkenal sampai sekarang dalam agama Islam, kecerdasan beliau pernah ditampar oleh seorang perampok karena melihat sebuah realitas yang lain.
PUSAT ILMU PENGETAHUAN
Salah satu tokoh sufi yang dimaksud adalah Imam Al-Ghazali, beliau lahir di Khurasan sebelah Timur Persia (Iran) Kelahiran sekitar tahun 1058. Saat kecil beliau bersama adiknya telah dititipkan oleh sahabat ayah-nya yang merupakan seorang Intelektual pada zaman itu. Beliau dan adiknya tumbuh menjadi seorang Intelektual, dan adiknya lebih dulu menjadi seorang Sufi dibanding kakaknya. Sebelum berhasil menjadi seorang Sufi Al-Ghazali telah berjanji kepada adiknya “Saya tidak akan menulis tentang Teologis, sebelum saya menghafal semua buku dari seorang penulis Teologis.” Betapa ambisi-nya Al-Ghazali terhadap ilmu pengetahuan.
Seiring tumbuh dewasa beliau telah berhasil menjadi tokoh Intelektual yang dipandang oleh Negara-nya, pada tahun itu Timur-Tengah terutama kota Khurasan menjadi pusat Ilmu Pengetahuan untuk seluruh dunia-dari perkembangan Filsafat, Ilmu Hukum, Teologis, dan Teknologi, dunia menjuluki tahun itu dengan sebutan “Islamic Golden Age”. Keberhasilan Al-Ghazali menjadi seorang Intelektual didukung oleh Negara-nya, pemimpin saat itu meminta langsung kepada Al-Ghazali untuk menjadi seorang Dosen di salah satu Universitas terbaik kota itu. Beliau menerima untuk mengajar dan mewariskan semua pengetahuanya kepada Masyarakat. Singkat cerita beliau memutuskan untuk berhenti mengajar setalah sekian lama-nya, disebabkan beliau mempunyai perdebatan batin terhadap eksistensi dirinya.
Suatu perjalanan untuk menggapai pertemuan merupakan perjalanan terjal yang ditemani di sisi kiri-kanan oleh jurang tanpa dasar. Tulisan ini juga terjadi seusai melaukan sebuah perjalanan spiritual, yang kemudian menjadi film dan dikenal sebagai The Alchemist of Happiness, oleh produser Ovidio Salazar, suatu film yang menelusuri secara singkat sepak terjang kehidupan dan intelektual Al-Ghazali;
Sejak usia muda hingga menjelang umur 50 tahun, sampai melebihi umur lima puluh tahun, Al-Ghazali dengan berani menerjang ke dalaman samudera. Dia selalu bertolak menuju laut lepas, mengesampingkan seluruh rasa takut dan cemas. Dima menghujam curuk gelap. Al-Ghazali telah menggempur setiap masalah dan telah menerjang setiap palung. Dia telah berupaya menelanjangi nyaris seluruh doktrin derdalam dari setiap keyakinan agama. Semua itu untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Antara tradisi yang masuk akal dan bid’ah munkar.
PERJALANAN SPRITIUAL
Setelah selesai mengajar, beliau memutuskan untuk melakukan Perjalanan Spiritual untuk mendamaikan perdebatan yang ada di-dirinya. Saat sampai dikota pertama yang ingin beliau tuju-langsung mendapatkan sebuah musibah. Tak lama ia turun ada seseorang yang datang-ternyata seorang itu adalah perampok.