Tujuan adanya tulisan ini berkaitan dengan keprihatinan saya sebagai pemuda Jombang.
Saya tahu saya bukan siapa-siapa, saya juga tahu saya belum memiliki kontribusi apapun bagi kota kelahiran saya, Jombang, tetapi saya bertekad untuk melakukan yang terbaik bagi kota ini.
Saya tinggal di sebuah dusun di perbatasan antara Kecamatan Diwek dan Kecamatan Mojowarno.
Sebuah dusun yang seringkali saya sebut sebagai 'desa ditengah hutan'.Â
Hah?Â
Memangnya ada hutan di Kabupaten Jombang?Â
Tentu saja itu tidak ada.
Itu hanya sebuah kritikan dan sindiran halus saya kepada desa tempat tumbuh kembang saya.Â
Dusun saya cukup jauh dari balai desa, bahkan bisa dikatakan jika dusun saya lebih dekat dengan kecamatan sebelah, yakni Kecamatan Mojowarno dibandingkan dengan Kecamatan Diwek.
Selama saya tinggal dua puluh satu tahun di Jombang saya hampir setiap hari melakukan mobilitas menuju daerah Cukir, mungkin kira-kira empat hingga lima kilometer dari dusun saya.Â
Sepanjang perjalanan menuju Cukir saya dapat menyaksikan sawah-sawah perhijauan yang sangat-sangat luas.Â