Mohon tunggu...
Dimas aditiya
Dimas aditiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis LQ dan SS Kota Banjarbaru Tahun 2018-2019

8 November 2024   19:45 Diperbarui: 8 November 2024   21:26 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi di daerah memerlukan strategi yang mampu meningkatkan produktivitas sektor-sektor unggulan lokal. Di Kota Banjarbaru, sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan memainkan peran penting sebagai penyumbang bagi perekonomian daerah. Peran sektor-sektor ini sangat strategis, tidak hanya dalam memberikan kontribusi langsung terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), tetapi juga dalam menciptakan lapangan kerja dan menjaga ketahanan pangan. Namun, untuk dapat merumuskan kebijakan yang tepat, pemerintah daerah perlu memahami dinamika perkembangan sektor-sektor ini.

Metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share merupakan alat analisis ekonomi wilayah yang dapat membantu mengidentifikasi sektor-sektor basis ekonomi dan melihat sejauh mana sektor-sektor tersebut tumbuh relatif terhadap pertumbuhan di tingkat yang lebih luas. Analisis LQ digunakan untuk mengetahui apakah sektor tertentu memiliki keunggulan komparatif di wilayah studi dibandingkan wilayah yang lebih luas (misalnya provinsi atau nasional). Sementara itu, analisis Shift Share dapat membantu menganalisis kontribusi perubahan ekonomi lokal pada sektor tertentu, baik yang disebabkan oleh faktor-faktor nasional, sektor, maupun lokal.

Dengan menggunakan data tahun 2018-2019, penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai LQ dan Shift Share pada sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kota Banjarbaru. Hasil dari analisis ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai daya saing sektor-sektor tersebut, yang dapat dijadikan acuan dalam perencanaan pembangunan ekonomi lokal. Analisis ini juga penting dalam memahami potensi dan kendala sektor-sektor ini dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kota, serta membantu merumuskan kebijakan yang lebih terarah dan efektif dalam pengembangan sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan di masa mendatang.

Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

Menghitung nilai Location Quotient (LQ) pada sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kota Banjarbaru pada tahun 2018-2019 untuk mengetahui sektor-sektor basis ekonomi yang memiliki keunggulan komparatif dibandingkan wilayah yang lebih luas.

Menganalisis perubahan kontribusi sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kota Banjarbaru melalui metode Shift Share guna memahami faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan sektor-sektor ini, baik dari aspek nasional, sektor, maupun lokal.

Memberikan rekomendasi kebijakan berdasarkan hasil analisis LQ dan Shift Share untuk mendukung perencanaan pembangunan ekonomi yang terarah, serta meningkatkan daya saing sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan di Kota Banjarbaru.

  • Mengidentifikasi potensi dan kendala sektor-sektor tersebut dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan ketahanan pangan di Kota Banjarbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Pembahasan LQ
  • Berdasarkan informasi yang tersedia, data yang digunakan dalam analisis hanya mencakup sektor perikanan, sementara data untuk sektor-sektor lain seperti pertanian, peternakan, dan perkebunan tidak tersedia. Hal ini menjadi keterbatasan dalam analisis keseluruhan ekonomi Kota Banjarbaru, karena sektor-sektor lain yang mungkin memiliki potensi ekonomi tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Oleh karena itu, untuk memahami secara menyeluruh potensi ekonomi Kota Banjarbaru, diperlukan data yang lebih lengkap dari berbagai sektor.

Pembahasan Sektor Perikanan

  • Berdasarkan data produksi perikanan di Kota Banjarbaru pada tahun 2018, yang meliputi ikan mas, nila, patin, bawal, dan jenis ikan lainnya, dilakukan perhitungan LQ untuk melihat komoditas perikanan mana yang memiliki keunggulan komparatif di masing-masing kecamatan. Hasil LQ yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan status "Basis" (jika LQ > 1) dan "Non Basis" (jika LQ 1) pada setiap komoditas dan kecamatan.
  • *           Ikan Mas: Hanya Kecamatan Cempaka yang memiliki status Basis untuk komoditas ikan mas, dengan nilai LQ sebesar 3,84. Hal ini menunjukkan bahwa produksi ikan mas di Kecamatan Cempaka lebih menonjol dan memiliki keunggulan komparatif dibanding kecamatan lainnya. Sementara itu, kecamatan lain menunjukkan nilai LQ di bawah 1, sehingga masuk dalam kategori Non Basis.
  • *           Nila: Kecamatan Banjarbaru Utara memiliki LQ tertinggi untuk komoditas nila (1,58), menjadikannya satu-satunya kecamatan dengan status Basis untuk komoditas ini. Kecamatan Liang Anggang memiliki LQ sedikit di atas 1 (1,03), namun tetap masuk dalam kategori Non Basis dalam analisis ini, yang mungkin menandakan bahwa kontribusi nila di wilayah tersebut belum cukup signifikan.
  • *           Patin: Kecamatan Banjarbaru Utara kembali menunjukkan keunggulan dengan status Basis untuk komoditas patin, dengan nilai LQ sebesar 1,74. Ini menunjukkan bahwa patin menjadi komoditas unggulan di Banjarbaru Utara. Kecamatan lain tetap dalam kategori Non Basis untuk komoditas ini.
  • *           Bawal: Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Banjarbaru Utara memiliki status Basis untuk komoditas bawal dengan LQ masing-masing sebesar 1,57 dan 1,25. Kedua kecamatan ini memiliki keunggulan komparatif dalam produksi bawal, sementara kecamatan lainnya tidak.
  • *           Ikan Lain: Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Landasan Ulin memiliki status Basis untuk jenis ikan lainnya, dengan nilai LQ masing-masing 1,59 dan 1,22. Ini menunjukkan bahwa kedua kecamatan ini memiliki keunggulan komparatif dalam produksi berbagai jenis ikan lainnya, berbeda dengan kecamatan lainnya yang berada dalam kategori Non Basis.



 

  • Pembahasan Shift Share Sektor Perikanan
  • Secara keseluruhan, sektor perikanan di Kota Banjarbaru pada tahun 2018 menunjukkan pertumbuhan yang lambat pada beberapa komoditas dan kecamatan, dengan beberapa pengecualian pada sektor tertentu seperti ikan nila di Landasan Ulin dan ikan lain di Liang Anggang yang menunjukkan potensi pertumbuhan lebih tinggi. Perlu adanya strategi yang lebih fokus untuk meningkatkan sektor-sektor yang pertumbuhannya lamban dan mempertahankan serta meningkatkan pertumbuhan di sektor yang sudah progresif.

  • Ikan Mas: Nilai perhitungan di semua kecamatan menunjukkan angka negatif atau nol, dengan Cempaka memiliki nilai terendah sebesar -234. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor ikan mas secara umum mengalami penurunan atau stagnasi di semua kecamatan.
  • Nila: Kecamatan Landasan Ulin memiliki nilai positif (184), sementara kecamatan lainnya menunjukkan nilai negatif. Ini menunjukkan bahwa sektor nila berkembang di Landasan Ulin, namun tidak di kecamatan lainnya.
  • Patin: Hampir semua kecamatan menunjukkan nilai negatif, kecuali Liang Anggang yang memiliki nilai sedikit positif (6). Ini menandakan bahwa perkembangan ikan patin stagnan atau menurun di sebagian besar kecamatan.
  • Bawal: Kecamatan Banjarbaru Utara, Landasan Ulin, dan Liang Anggang memiliki nilai positif. Ini menunjukkan adanya perkembangan sektor ikan bawal di beberapa kecamatan.
  • Ikan Lain: Liang Anggang menunjukkan nilai yang sangat tinggi (810), yang menunjukkan potensi perkembangan komoditas lain di kecamatan ini. Namun, beberapa kecamatan lain mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Pembahasan Peta

  • Pembahasan peta sektor Perkebunan dan Peternakan.
  • Wilayah Kota Banjarbaru, yang meliputi Liang Anggang, Landasan Ulin, Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, dan Cempaka, berada dalam kategori tertinggal dalam sektor perkebunan.
  • Tidak adanya wilayah yang dikategorikan sebagai unggulan atau prospektif dikarenakan keterbatasan informasi yang di peroleh.
  • Berdasarkan grafik pada peta, setiap kecamatan memiliki status yang sama dalam sektor perkebunan dan peternakan, yaitu tertinggal, yang menunjukkan tantangan besar dalam pengembangan sektor perkebunan secara keseluruhan di Kota Banjarbaru.
  • Pembahasan peta sektor Perikanan.
  • Liang Anggang dan Landasan Ulin ditandai sebagai wilayah unggulan dan andalan dalam sektor perikanan, yang menunjukkan potensi besar untuk pengembangan sektor ini di kedua kecamatan.
  • Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, dan Cempaka diklasifikasikan sebagai wilayah prospektif dan tertinggal. Ini mengindikasikan bahwa sektor perikanan di wilayah ini tidak berkembang sebaik di Liang Anggang dan Landasan Ulin, dan mungkin memerlukan dukungan lebih lanjut untuk meningkatkan produktivitasnya.
  • Grafik yang ditampilkan pada peta menunjukkan bahwa Kecamatan Liang Anggang memiliki potensi terbesar dalam sektor perikanan diikuti oleh Landasan Ulin, sedangkan kecamatan lain memiliki nilai yang lebih rendah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share terhadap sektor perikanan di Kota Banjarbaru tahun 2018-2019, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1.         Analisis Location Quotient (LQ) menunjukkan adanya spesialisasi komoditas perikanan yang berbeda di setiap kecamatan:

*           Kecamatan Cempaka unggul dalam produksi ikan mas (LQ: 3,84)

*           Kecamatan Banjarbaru Utara memiliki keunggulan komparatif dalam produksi ikan nila (LQ: 1,58) dan patin (LQ: 1,74)

*           Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Banjarbaru Utara unggul dalam produksi ikan bawal

*           Kecamatan Banjarbaru Selatan dan Landasan Ulin memiliki keunggulan dalam produksi jenis ikan lainnya

2.         Hasil analisis Shift Share menunjukkan dinamika pertumbuhan yang bervariasi:

*           Sektor ikan nila menunjukkan pertumbuhan positif di Kecamatan Landasan Ulin

*           Komoditas ikan lain memiliki pertumbuhan yang sangat signifikan di Kecamatan Liang Anggang

*           Secara umum, sektor perikanan menunjukkan pertumbuhan yang relatif lambat di sebagian besar kecamatan

3.         Berdasarkan pemetaan wilayah:

*           Kecamatan Liang Anggang dan Landasan Ulin menjadi wilayah unggulan dan andalan untuk pengembangan sektor perikanan

*           Kecamatan Banjarbaru Utara, Banjarbaru Selatan, dan Cempaka masih dalam kategori prospektif dan tertinggal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun