Baru dua hari digelar, Piala Dunia sudah penuh dengan drama. Salah satu yang membuat publik tercengang ialah takluknya juara bertahan Spanyol atas tim yang mereka kalahkan di final empat tahun yang lalu, Belanda. Tidak tanggung-tanggung, tim Oranje tampil superior dengan mempermak tim Matador lewat skor 1-5. Misi balas dendam atas kekalahan menyakitkan di Afrika Selatan tahun 2010 pun terbayar lunas.
Kemenangan Belanda terasa semakin manis karena skuad yang mereka bawa di Brasil kali ini sebagian besar merupakan muka-muka baru. Tercatat hanya ada tujuh pemain alumni Piala Dunia edisi sebelumnya yang dibawa ke Brasil. Masuknya banyak pemain muda di tim Belanda sempat menghadirkan tanda tanya tentang kesiapan pasukan Louis van Gaal dalam mengarungi kerasnya persaingan Piala Dunia. Tergabung di grup berat bersama Spanyol, Chile, dan Australia, tidak sedikit suara sumbang yang mengatakan bahwa tim muda ini tidak akan berbicara banyak.
Sorotan terbesar tentu ada pada komposisi lini belakang. Selain diisi pemain-pemain muda, sebagian besar pemain juga hanya berkompetisi di Eredivisie Belanda. Tercatat di sektor palang pintu pertahanan hanya Ron Vlaar dan Paul Verhaegh yang bermain di luar Belanda. Vlaar yang juga pernah masuk dalam skuad bayangan tim nasional Belanda di Piala Dunia 2010 saat ini bermain untuk Aston Villa, sedangkan Verhaegh adalah full back andalan Augsburg. Sementara itu penjaga gawang utama Oranje juga berasal dari klub lokal Ajax Amsterdam. Dari keseluruhan pemain di sektor pertahanan, hanya Michael Vorm yang berstatus punggawa Belanda tahun 2010 sebagai kiper ketiga.
Siapa sangka dengan materi pemain muda di lini belakang, Belanda mampu tampil solid. Salah satu sosok yang menyita perhatian dunia ialah keberadaan Jasper Cillessen sebagai penjaga gawang utama tim Negeri Kincir Angin. Penampilannya yang cekatan di bawah mistar sukses meredam aksi para pemain Spanyol.
Namanya memang belum banyak dikenal masyarakat pecinta bola di Indonesia. Maklum, pemain berambut pirang tersebut hanya bermain bersama Ajax Amsterdam di kompetisi Eredivisie, liga yang tidak ditayangkan stasiun televisi terestial di Indonesia. Namanya juga tidak setenar Michael Vorm dan Tim Krul yang bermain di Liga Premier Inggris. Namun jangan salah, Cillessen bukanlah penjaga gawang kemarin sore yang minim pengalaman.
Meski namanya masih asing didengar, dia memang sudah digadang-gadang sebagai penerus Maarten Stekelenburg di tim nasional. Kiper kelahiran 23 April 1989 ini mulai dilirik untuk masuk skuad timnas Belanda pasca gelaran Piala Dunia 2010. Penampilan apiknya bersama NEC Nijmegen di musim 2010-2011 menarik minat pelatih timnas saat itu Bert van Marwijk untuk membawanya kesejumlah pertandingan persahabatan internasional meskipun dia belum memperoleh kesempatan tampil. Karier fantastis Cillessen bersama NEC berakhir dengan direkrutnya kiper kelahiran Groesbeek ini ke dalam skuad Ajax Amsterdam di musim berikutnya.
Bersama Ajax, Cillessen memikul beban berat sebagai suksesor Stekelenburg yang hijrah ke AS Roma di awal musim 2011-2012. Meskipun memikul beban berat, namun kesempatan untuk menapaki level permainan yang lebih tinggi juga terbuka lebar. Ajax yang berstatus juara Liga Belanda dan bermain di Liga Champions diyakini akan mampu meningkatkan performa Cillsessen. Namun nasib berkata lain, pelatih Ajax Frank de Boer lebih memilih Kenneth Vermeer yang merupakan pelapis Stekelenburg untuk naik pangkat menjadi kiper utama.
Selama dua tahun pertama bersama Ajax, Cillessen jarang mendapat kesempatan bermain. Dia hanya bermain pada level kompetisi yang lebih rendah dan hanya mencatat 9 kali penampilan di Liga Belanda. Namanya mulai dilupakan, terlebih lagi pada saat itu Belanda sudah punya dua kiper potensial dalam diri Vorm dan Krul yang tampil apik bersama Swansea dan Newcastle. Belum lagi pesaing utamanya di klub turut tampil gemilang hingga beberapa kali tampil bersama timnas. Mimpinya untuk membela panji-panji negaranya di gelaran Piala Eropa 2012 pun pupus meski dia sempat masuk skuad sementara Belanda.
Titik balik perjalanan karir Cillessen dimulai pada awal musim 2013-2014. Frank de Boer membuka kembali persaingan untuk menjadi kiper utama Ajax. De Boer tidak lagi memberi garansi kepada Vermeer untuk pos penjaga gawang nomor 1. Kesempatan ini dimanfaatkan Cillessen dengan tampil baik dalam sejumlah laga pramusim hingga akhirnya mampu menggeser kiper didikan akademi Ajax tersebut ke bangku cadangan. Tidak hanya mendapatkan momentum di klub, Cillessen juga mendapatkan kesempatan untuk unjuk gigi pertama bersama timnas saat melakoni laga persahabatan melawan Indonesia pada 7 Juni 2013. Sejak saat itu status sebagai kiper utama Ajax berhasil dia genggam dan kesempatan tampil lebih banyak bersama timnas kembali terbuka.
Piala Dunia 2014 merupakan turnamen interasional pertamanya bersama timnas. Di kesempatan pertamanya itu, dia mendapat kepercayaan sebagai kiper utama Belanda, menyisihkan Krul dan Vorm. Pertanyaan selanjutnya ialah, mengapa Cillessen yang ditujuk Van Gaal?
Jika menilik nama besar, Vorm atau Krul pantas dikedepankan. Apalagi mereka bermain di liga yang lebih kompetitif. Soal prestasi, Vorm berjasa mengantar Swansea menjuarai Piala Liga Inggris di musim 2012-2013. Begitu juga Krul yang tampil menawan di Newcastle beberapa musim terakhir hingga disebut-sebut menjadi incaran klub-klub besar.
Akan tetapi jika melihat performa terkini, tidak salah apabila Cillessen didaulat menjadi kiper utama. Krul dan Vorm memang penjaga gawang bagus, tapi performa mereka musim ini labil. Baik Krul maupun Vorm sempat didera cedera di awal musim. Ketika sembuh posisi kiper utama di klub juga tidak sepenuhnya aman, terutama Vorm yang dalam beberapa kesempatan kalah bersaing dengan Gerhard Tremmel. Sementara itu meskipun posisi penjaga gawang utama di Newcastle tetap menjadi milik Krul, namun cederanya lebih panjang dibanding Vorm sehingga menit bermain yang diperoleh musim ini tidak lebih baik.
Bandingkan performa kedua kiper itu dengan Cillessen. Selain mengantar timnya menjadi juara Liga Belanda untuk keempat kalinya secara beruntun, Cillessen juga dinobatkan sebagai pemain terbaik Ajax musim 2013-2014. Salah satu penampilan terbaiknya tesaji saat melawan Barcelona pada pertemuan kedua di Liga Champions.
Sebenarnya ada satu kiper lain yang tampil apik musim ini yaitu Jeroen Zoet. Kiper Feyenoord ini tampil memukau sepanjang musim hingga namanya masuk ke dalam daftar sementara pemain timnas Belanda. Akan tetapi dengan berbagai pertimbangan, kiper muda itu harus tersisih. Mungkin salah satu pertimbangan Van Gaal ialah umurnya yang masih sangat muda dibanding kiper yang lain. Arsitek yang musim depan akan melatih Manchester United ini tentu dianggap berjudi jika memanggil kiper yang belum memiliki caps bersama timnas untuk turnamen sebesar Piala Dunia.
Cillessen juga tidak boleh berpuas diri. Tampil sebagai starter dalam laga perdana Piala Dunia bukan jaminan jika dirinya akan terus mendapat kepercayaan Van Gaal selama turnamen. Cillessen harus membuktikan bahwa dirinya pantas memikul tanggung jawab sebagai kiper utama karena Cillessen sebenarnya bukan kiper yang sangat disukai Van Gaal. Pelatih berpengalaman ini pernah mengatakan bahwa pemain ideal untuk posisi penjaga gawang di timnya saat ini ialah Kenneth Vermeer. Sayang terpentalnya Vermeer dari skuad utama Ajax musim ini membuat kesempatannya untuk tampil di Brasil tertutup. Van Gaal tentu ogah memainkan kiper yang dalam satu musim ini jarang tampil bersama klubnya.
Jadi buktikan dirimu, Jasper!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H