Namaku Dimas Abdul Rasyid, panggil saja Dimas. Aku adalah anak kedua dari empat bersaudara. Aku tinggal di Kota Tangerang. Sebuah rumah kecil. Namun, selalu diselimuti dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Walaupun aku tinggal di sebuah kota, aku tidak pernah lupa dengan desa kelahiranku.
Desaku yang sangat aku bangga dan aku cintai, salah satu desa yang berada di Kabupaten Ciamis. Ia merupakan salah satu tempat yang sangat berarti bagiku. Diantara saudara-saudaraku, akulah orang yang beruntung bisa lahir di desa itu. Desa yang tidak begitu besar, tetapi dibentuk dari keringat dan jerih payah warga setempat yang begitu hebat. Mayoritas mata pencaharian warga disana adalah seorang petani. Tanah yang subur dan ladang yang luas, membuat aku kagum akan ciptaan Tuhan yang begitu indah dan berarti bagi mereka.
 Dikala kesibukan dan rumitnya kota, desaku selalu siap untuk menjadi tempat dan obat yang ampuh bagiku. Ketika semua permasalahan di kota tak kunjung usai, aku selalu berkunjung ke desa itu untuk menemui titik terang akan jawabannya. Diantara banyaknya bangunan disana, salah satu yang menjadi tempat ternyaman bagiku adalah rumah nenek. Neneku adalah sosok wanita hebat, aku sangat bangga kepadanya. Usianya beranjak tua, tetapi jiwa semangtnya yang membuat ia terlihat sangat muda. Lemah lembut dan kasih sayang terhadap cucunya, membuat aku semakin cinta kepadanya.
Di suatu hari nanti, aku bermimpi untuk memajukan desaku menjadi desa yang lebih baik lagi kedepannya. Karena menurutku, desa merupakan aset negara yang sangat berarti dan harus dimaksimalkan. Untuk mencapai semua itu, pemerintah harus bisa memberikan perhatian lebih terhadap desa dan daerah terpencil yang berada di Indonesia. Pada dasarnya, desa dan daerah terpencil mempunyai hak yang sama seperti kota-kota yang besar di Indonesia. Semoga seluruh daerah yang berada di Indonesia bisa berjalan beriringan untuk menjadikan Indonesia yang lebih maju.
