Assalamualaikum Wr.Wb.
Disini saya akan mengulas sedikit tentang Kontribusi Ilmu Tasawuf dalam Pembentukan Karakter Anak Didik
Sebelum membahas tentang kontribusi Ilmu Tasawuf dalam pembangunan karakter, tentu perlu  dikenal  terlebih  dahulu apa  itu  tasawuf.  Untuk  mengenal  tasawuf  bisa didekati  lewat bahasa  (etimologi)),  istilah  (terminologi)  atau  dengan  mengenal  latar  belakang  sejarahkelahirannya dan juga bisa dengan memahami dasar atau nas yang sering dirujuk sebagai dalil bahwa tasawuf memiliki dasar normatif  dari al-Qur'an maupun sunah Rasul saw.
Ada beberapa pendapat sekitar asal-usul kata tasawuf. Ada yang mengatakan bahwa tasawufberasal  dari  kata  shafa  (bersih,  suci  atau murni).  Maksudnya,  bersih  kalbu  dari  selain  AllahSWT.Ada lagi yang mengatakan berasal dari kata shaff  (saf, baris).Maksudnya, baris terdepandalam hal  mengabdi kepada Allah  SWT.Ada pula  yang  mengatakan  berasal  dari  kata  shuffah(serambi  masjid). Maksudnya,  ketergantungan kepada  Allah  SWT,  karena  tempat  tersebutditempati oleh para sahabat yang fakir, yang seluruh jiwa dan raga mereka diserahkan hanyakepada  Allah dan  Rasul-Nya.Â
Sementara  yang  lain  mengatakan  berasal  dari  kata  shuf  (buludomba, wool kasar). Maksudnya, sebagai simbol kesederhanaan dalam kehidupan agar kalbutetap  bersih,  tidak  terkotori  oleh  kehidupan  duniawi. Dengan  memperhatikan  beberapapendapat di atas dapat dikatakan bahwa salah  satu  intisari  tasawuf  adalah  kebersihan  kalbudari selain Allah SWT, yang didapat dengan upaya yang sungguh-sungguh mendekat kepada-Nya dan tidak tergola oleh selain-Nya.
Dalam kaitannya dengan sejarah kelahiran Ilmu Tasawuf, juga terdapat sejumlah pendapat. Ada yang mengatakan  bahwa Ilmu Tasawuf  lahir  karena  pengaruh  dari  ajaran, paham atau ideologi yang sudah lebih  dulu  ada,  seperti  ajaran  agama  Kristen,  teori  filsafat,  unsur  India (ajaran Hindu  dan  Buddha),  tradisi Persia dan  lainnya Kalau  ditelusuri  secara cermat  dari sejarah Islam, dapat  dikatakan bahwa tasawuf sebagai pengamalan telah lahir  sejak kelahiran Islam itu  sendiri tanpa  pengaruh dari ajaran atau paham  dari unsur lain.  Sebagai  ilmu, Ilmu Tasawuf, boleh jadi ada pengaruh dari non Islam, baik itu yang masih bisa diterima (ortodoks/mu'tabarah) karena hanya memperkaya nuansa dan metodologi, ataupun yang tidak bisa diterima (heterodoks/ghairu mu'tabarah) karena sudah menyimpang dari ajaran yang benar. Dalam konteks ini  Trimingham  mengatakan:  "Tasawuf  berkembang secara  wajar dalam  batas-batas  Islam. Sekalipun ia menerima pancaran kehidupan dan pemikiran asketisisme Kristen Timur, namun para  sufi  itu  tidak  mengadakan  kontak-kecuali  sedikit-dengan  sumber-sumber yang  bukan Islam.''
Tasawuf  dalam Konteks Pembinaan Karakter
Dalam tulisan ini karakter diterjemahkan ke dalam bahasa dengan istilah khuluq pluralnya akhlaq  (selanjutnya  ditulis  dengan istilah  baku  bahasa  Indonesia:  akhlak).  Dalam  Da'irah Ma'arif  dikatakan  bahwa  akhlak  ialah  "sifat-sifat  manusia  yang  terdidik."Ahmad  Amin mengatakan bahwa akhlak itu adalah "kehendak yang dibiasakan" ('adah al-iradah) Imam al-Ghazali mendefinisikan: "Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan macam-macam  perbutan  dengan  gampang  dan  mudah  tanpa  memerlukan  perenungan  dan pertimbangan.Dengan beberapa keterangan ini dapat disimpulkan bahwa akhlak ialah suatu kondisi  atau  sifat  yang  telah  meresap  dalam  jiwa  dan  menjadi kepribadian  hingga  dari  situ melahirkan  berbagai  macam  perbuatan dengan  cara  spontan  dan  mudah  tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Semua ini didapat karena setelah melalui pembinaan atau pembiasaan  yang  diinginkan.Jadi  akhlak atau  karakter seseorang  pada prinsip  dapat dibina,kalau dibina ke arah yang baik akhlaknya menjadi baik, demikian pula sebaliknya. Dalam Bahasa Arab, bentuk  lahir  (al-khalq)  ditulis sama dengan  bentuk  batin (al-khuluq),  hanya  beda  baris (syakal). Kalau bentuk lahir bisa diubah atau dibentuk, maka bentuk batin pun bisa dibentuk
atau  dididik.
Ada beberapa teori tentang metode yang bisa digunakan  untuk membentuk akhlak  atau karakter seseorang. Berikut ini dicoba dengan pendekatan Ilmu Tasawuf.
1. Kembali ke Fitrah