hasil dari tindakan operasional pokok dari perusahaan sering disebut revenue, Pendapatan (Revenue) adalah uang yang diterima pemilik usaha atas terjualnya produk ataupun jasa yang ia tawarkan kepada pelanggan. Lebih lanjut, revenue bisa juga dikatakan hasil dari seluruh bisnis yang dicatatkan di dalam Laporan Keuangan namun hanya berasal dari satu periode tertentu saja. Catatan tersebut masih merupakan jumlah kotor, belum dipotong dengan biaya produksi dll.
Income = Revenue – Expense
Penghasilan yang didapatkan seorang pemilik usaha bisa didapatkan setelah kamu mengetahui pendapatan total dalam satu periode disebut Revenue. Setelah itu, kamu harus menguranginya dengan beban (pengeluaran) di periode yang sama sehingga menghasilkan income. Beberapa contoh yang akan berada di dalam akun beban adalah gaji pegawai, peralatan kerja dll.
Contohnya, kamu bisa melihat di dalam Laporan Pendapatan yang tertera di atas. PT. Surya Nusantara diatas  membuat sebuah Laporan yang cukup akurat bukan hanya mengenai revenue tetapi juga income perusahaan dalam tiga tahun terakhir. Hasil akhir dari penghasilan mereka bisa kamu lihat pada net income yang tertera di tabel paling bawah.
Perbedaan antara revenue dan income
ada 2 perbedaan yang harus diketahui bersama yaitu :
1. Dari Sumbernya
Revenue tidak hanya didapatkan dari hasil penjualan perusahaan saja. Melainkan, imbal hasil dan bunga dari deposito dan investasi juga termasuk sebagai sumber pendapatan atau revenue perusahaan.
Sedangkan untuk income, sumbernya hanya berasal dari hasil bisnisnya. Hasil penjualan perusahaan dari barang atau jasanya akan dihitung keseluruhannya dan menjadi nilai income perusahaan tersebut.
2. Cara Menghitungnya
Dalam menghitung revenue, perusahaan hanya tinggal menjumlah komponen biaya atau komponen penerimaannya saja. Sedangkan dalam menghitung income, perusahaan memiliki dua metode, yaitu gross profit dan net profit.Â
Untuk gross profit, cara menghitungnya adalah dengan mengurangi pendapatan dengan HPP atau harga pokok penjualan. Sedangkan net profit, penghitungannya adalah mengurangi jumlah gross profit dengan biaya tidak langsung yang berkaitan dengan produksi. Biaya tidak langsung ini meliputi pajak, biaya promosi, dan biaya lainnya agar barang atau jasa dapat diterima oleh konsumen.
Cara hitung revenue pada dasarnya memiliki tiga jenis yaitu:
Total Pendapatan atau ( Total Revenue )
Penghitungan total pendapatan merupakan cara hitung revenue yang paling dasar. Pasalnya, jumlah revenue jenis ini akan menjadi dasar penghitungan revenue jenis yang lainnya. Untuk mengetahui total pendapatan perusahaan, dapat menggunakan rumus:
Total Pendapatan = Harga Jual Barang atau Jasa per Unit x Jumlah yang Diproduksi
Pendapatan Rata-Rata ( Average Revenue )
Setelah mengetahui nilai total revenue, perusahaan dapat mengetahui pendapatan rata-ratanya. Caranya dengan membagi total pendapatan dengan jumlah produk yang berhasil terjual, atau mengikuti rumus di bawah ini:
AR = Total Pendapatan : Jumlah Produk Terjual
Pendapatan Marginal ( Marginal Revenue )
Terakhir, nilai pada total revenue juga dapat digunakan untuk menghitung marginal revenue atau MR. Pengertian MR disini yaitu pendapatan tambahan akibat tambahan setiap unit barang terjual. Untuk rumus menghitung pendapatan marginal adalah:
Marginal Revenue = Tambahan TR : Tambahan Jumlah Barang yang Terjual
Cara Hitung Income
Income mempunyai dua cara hitungnya, dengan gross profit dan net profit. dan berikut adalah rumus perhitungan income
GP (Gross Profit)
Gross profit atau keuntungan kotor dapat dihitung dengan membagi total keuntungan bruto dengan total penjualan atau pendapatan. Dalam bentuk rumus, penghitungan gross profit adalah:
GP = Jumlah Laba Bruto : Total Penjualan atau Pendapatan
NP (Net Profit)
Net profit atau keuntungan bersih dapat dihitung dengan membagi total keuntungan bersih dengan jumlah penjualan atau pendapatan. Dalam bentuk rumusnya, penghitungan net profit adalah:
NP = Total Keuntungan Bersih : Total Penjualan atau Pendapatan
sebenarnya sama cuma perbedaanya terletak di pemilihan keuntungan yaitu laba bersih dan laba kotor
 Revenue sebagai alat ukur kesuksesan perusahaan dalam berbisnis
Dalam dunia bisnis, revenue hampir selalu dijadikan sebagai tolok ukur kesuksesan sebuah perusahaan. Nah, agar nilai revenue selalu memuaskan, terdapat tiga aspek penjualan yang harus selalu dipertimbangkan oleh perusahaan.
Aspek yang pertama adalah penentuan harga jual barang atau jasa. Menentukan harga jual tentu tidak boleh dilakukan dengan sembarangan karena berkaitan langsung dengan minat beli konsumen dan keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan. Pada dasarnyh a, dalam menentukan harga jual, perusahaan harus bisa mempertimbangkan daya beli konsumen dan kondisi pasar.
Selain itu, kondisi persaingan antar pebisnis juga harus bisa dianalisa agar dapat mengetahui harga jual standar dari produk serupa yang dipasarkan. Mengetahui pengalaman dari kompetitor bisnis juga wajib dimengerti.
Aspek selanjutnya yang harus dipertimbangkan adalah yield management. Berbeda dengan revenue management, yield management lebih cenderung ke optimasi dari harga jual yang telah ditentukan. Contoh dari praktik yield management adalah pemberian diskon atau potongan harga saat konsumen membeli produk dalam jumlah banyak.
Aspek yang terakhir adalah melakukan kegiatan promosi atau marketing. Konsumen akan lebih sulit mengetahui barang atau jasa yang ditawarkan saat perusahaan tidak pernah melakukan promosi. Imbasnya, nilai revenue akan menjadi jauh lebih sulit bertambah karena jarang terjadi penjualan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H